Pernahkah kamu merasa tidak pantas dan tidak layak ketika berhasil mendapatkan sebuah pencapaian? Jika pernah, maka bisa jadi kamu tengah mengalami sebuah kondisi psikologis yang dinamakan impostor syndrome.
Dikutip dari hellosehat.com, impostor syndrome merupakan kondisi psikologis ketika seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang dicapainya. Orang dengan sindrom ini sering merasa waswas, seolah suatu hari orang-orang akan menganggap dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak meraih segala prestasi dan keberhasilannya.
Fenomena impostor syndrome ini pertama kali dikenalkan oleh dua Psikolog bernama Rose Clance dan Suzanne Imes pada tahun 1978. Awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan keadaan di mana para perempuan yang memiliki prestasi tinggi merasa seperti penipu akan prestasi yang diraihnya.
Namun seiring berjalannya waktu, penelitian terhadap impostor syndrome berlanjut hingga ditemukan bahwa impostor syndrome tidak hanya dialami oleh perempuan, namun bisa juga terjadi kepada laki-laki.
Nah, berikut 5 jenis impostor syndrome, dari perfeksionis hingga individualis:
1. The Perfectionist
Sifat para perfeksionis yang sering menetapkan target yang terlalu tinggi untuk mereka sendiri, sejalan dengan sindrom penipu. Ketika mereka gagal dalam meraih target yang ditetapkan, tipe ini akan sangat meragukan kemampuan diri sendiri dan merasa khawatir.
Untuk tipe perfeksionis ini, mereka jarang puas akan kesuksesan karena mereka percaya bahwa sebenarnya mereka dapat melakukan lebih baik. Akibatnya, mereka memegang prinsip harus mengerjakan segala sesuatu dengan benar.
2. The Superhero
Selanjutnya ada tipe The superhero. The Superhero adalah tipe orang dari impostor syndrome yang meyakini kalau dirinya mampu melakukan banyak hal untuk membantu orang lain.
Dikutip dari Womenshealthmag, orang dengan kepribadian the superhero akan bekerja sangat keras dan berusaha menyembunyikan kekurangannya.
Inilah yang membuat mereka terlalu memaksakan dirinya agar selalu menjadi superhero bagi orang - orang di sekitarnya, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan pengakuan.
3. The Expert
Berikutnya, ialah tipe The Expert. Tipe The Expert biasanya mengukur kemampuan diri berdasarkan seberapa banyak pengetahuan dan hal yang mampu dilakukan.
Tipe the expert ini tidak pernah merasa puas dan ingin mengetahui berbagai hal. Orang dengan Imposter Syndrome jenis ini biasanya sangat takut terlihat tidak memiliki kemampuan dan kompetensi.
4. The Natural Genius
Natural genius yang dimaksud bukanlah orang yang terlahir jenius. Namun, tipe ini adalah orang yang merasa dirinya harus menjadi seorang yang memang natural genius. Mereka dengan tipe ini akan merasa insecure atau tidak percaya diri jika membutuhkan waktu yang lama dalam menguasai sesuatu.
Pada dasarnya, mereka sering membuat standar yang tinggi untuk dirinya sendiri. Ekspektasi orang dengan tipe ini adalah mereka ingin selalu berhasil pada percobaan pertama, yang berarti tidak boleh ada celah untuk gagal.
5. The Individualist
Tipe yang terakhir adalah the individualist. Sesuai degan namanya, tipe individualis dikenal sebagai orang dengan rasa individual yang tinggi. Orang dengan tipe ini lebih suka bekerja sendiri daripada berkelompok atau bekerja sama dengan orang lain.
The individualist merasa tidak masalah untuk melakukan pekerjaannya seorang diri, ia bahkan kerap menolak bantuan untuk bisa membuktikan kemampuan diri. Bagi mereka, meminta bantuan pada orang lain hanya akan menunjukkan sisi kelemahan mereka.
Itulah 5 jenis impostor syndrome, dari perfeksionis hingga individualis. Kamu salah satunya?