Konsep Go Digital Buat Telemedicine dan Kesehatan Mental semakin Disadari

Hikmawan Firdaus | Loanita Earlyanti
Konsep Go Digital Buat Telemedicine dan Kesehatan Mental semakin Disadari
Ilustrasi telemedicine.[Freepik]

Pandemi Covid-19 telah menyita banyak perhatian masyarakat Indonesia selama kurun waktu hampir 2 tahun. Tatanan kehidupan baru masyarakat dimulai sejak adanya pandemi Covid-19 ini. Tentu, adanya pandemi membuat masyarakat harus menyelaraskan kehidupan mereka dengan situasi dan keadaan yang mungkin belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka harus mengikuti anjuran pemerintah seperti menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, hingga membatasi mobilitas dan interaksi mereka dengan orang lain. Pandemi Covid-19 memang mengubah seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. 

Pengaruh dari pandemi yang dirasakan oleh masyarakat menimbulkan dampak di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang kesehatan. Efek pandemi yang berkepanjangan ini menimbulkan perasaan cemas bahkan depresi bagi sejumlah orang. Ditambah lagi, dorongan untuk serba online membuat sejumlah masyarakat stres karena kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat mereka harus bisa beradaptasi dengan cepat. Namun, di samping itu semua, pengaruh go digital membuat pertukaran informasi dapat dengan mudah dilakukan. Efek yang ditimbulkan dari go digital justru berpeluang besar terhadap peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan mental diri mereka sendiri. Lantas, bagaimana konsep go digital dapat berpengaruh pada peningkatan kesadaran akan kesehatan mental masyarakat?  

Menurut Kementerian kesehatan, kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Mental yang sehat akan membantu meningkatkan produktivitas seseorang dalam bekerja. Sebaliknya, kesehatan mental yang terganggu dapat menghambat seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Data dari kementerian kesehatan mengungkapkan bahwa di Indonesia sendiri, kasus gangguan kesehatan mental dan depresi selama pandemi mengalami peningkatan sebesar 6,5 persen. Hal tersebut bisa ditimbulkan karena selama pandemi interaksi masyarakat terbatas hingga membuat mereka rentan merasakan kesepian dan terisolasi. Keterbatasan gerak akibat pandemi inilah yang dapat memicu potensi pada gangguan kesehatan mental masyarakat. 

Di samping itu, pemerintah juga telah mengerahkan segala cara untuk menangani dampak dari pandemi yang ditimbulkan. Pemerintah mulai mendorong masyarakat untuk siap berhadapan dengan teknologi. Dari aspek ekonomi seperti digitalisasi UMKM, aspek pendidikan yangPemerintah membantu masyarakat untuk bisa beradaptasi dari dampak pandemi dengan cepat agar masyarakat dapat kembali memenuhi kebutuhan mereka. Dari aspek ekonomi pemerintah menerapkan program digitalisasi UMKM, aspek pendidikan pemerintah mendorong sistem pembelajaran e-learning, hingga pada aspek sosial budaya, dan banyak aspek kehidupan lainnya yang sudah pemerintah usahakan dalam mengendalikan dampak dari pandemi yang ada. Tak hanya itu, ternyata konsep go digital juga diterapkan dalam bidang kesehatan, terkhususnya kesehatan mental. 

Konsep go digital membuka pikiran masyarakat akan istilah kesehatan mental yang selama ini dianggap tabu oleh banyak orang. Tercermin dengan semakin banyaknya komunitas berpilar kesehatan mental yang terbentuk. Banyak dari komunitas tersebut yang mengampanyekan persoalan terkait dengan isu-isu kesehatan mental dengan cara penyampaian yang beragam. Mereka biasanya mengkampanyekannya dengan cara mengunggah hal-hal yang berkaitan dengan edukasi kesehatan mental di laman sosial media mereka. Tak jarang, pengaruh go digital juga menciptakan pengembangan pembicaraan tentang kesehatan mental melalui konten audio, seperti podcast.

Semakin banyaknya komunitas kesehatan mental, masyarakat semakin teredukasi dan dapat mengenali diri mereka lebih lagi. Mereka menjadi terbuka dengan istilah depresi, bipolar, sampai dengan istilah self-love, yang mana mungkin sebelumnya topik pembahasan itu adalah hal yang dipandang negatif untuk dibicarakan di masyarakat. Berkat banyaknya komunitas kesehatan mental yang terbentuk, topik kesehatan mental pun menjadi tren di kalangan masyarakat. Berdasarkan data dari Twitter Trends Indonesia, percakapan tentang kesehatan mental mengalami peningkatan sebesar 17 persen dari tahun 2018-2021. Melalui konten-konten yang dikampanyekan, literasi masyarakat akan isu kesehatan mental pun meningkat.  Isu kesehatan mental yang semakin di sadari di tengah pandemi membuat layanan konseling semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, karena situasi pandemi membuat mobilitas masyarakat untuk pergi konseling secara tatap muka terhambat. 

Mengingat perkembangan digital yang semakin pesat dan krisis kesehatan mental yang semakin meningkat menciptakan peluang teknologi platform digital baru dibidang kesehatan, yaitu telemedicine. Telemedicine merupakan platform konsultasi dan pengobatan jarak jauh. Kebutuhan layanan kesehatan mental online yang semakin bertambah dan terbatasnya ruang gerak masyarakat akibat pandemi, menjadikan telemedicine sebagai salah satu solusi untuk menangani peningkatan gangguan kesehatan di Indonesia. Telemedicine membantu masyarakat untuk dapat berkonsultasi terhadap permasalahan yang dialami oleh mereka. Telemedicine hadir agar masyarakat bisa bercerita terhadap masalah-masalah yang timbul dalam diri mereka. Dengan bercerita diharapkan mereka (masyarakat) merasa didengar  dan tidak lagi merasa kesepian ataupun mendiagnosis penyakit mereka sendirian. 

Teknologi telemedicine tentunya berperan krusial untuk masyarakat di tengah pandemi seperti ini. Walaupun terbatas jarak, telemedicine tetap efektif untuk melakukan komunikasi dua arah. Telemedicine juga memberikan kenyamanan untuk masyarakat yang ingin mengecek kesehatan mentalnya, namun terhalang oleh stigma dan pandangan masyarakat luar terhadap pemahaman mengenai kesehatan mental. Dengan platform ini, setidaknya mereka dapat melepaskan sebagian beban mereka dengan bercerita kepada orang yang mereka percaya dan profesional di bidangnya. Telemedicine adalah salah satu solusi yang tepat untuk menangani masalah kejiwaan di tengah situasi pandemi ini. 

Pandemi Covid-19 memang memberikan dampak yang besar bagi kesehatan mental seseorang. Gangguan kesehatan mental selama pandemi disebabkan karena masyarakat harus beradaptasi lagi dengan kebiasaan baru. Namun, berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang mendorong masyarakat untuk go digital, menciptakan banyak peluang dan solusi positif untuk menjaga kesehatan mental seseorang. Konsep go digital melahirkan komunitas yang saling terhubung dan suportif terhadap isu kesehatan mental. Pengembangan teknologi untuk konsultasi  jarak jauh juga dapat membantu meminimalisir peningkatan gangguan kesehatan masyarakat akibat pandemi Covid-19 di Indonesia. 

Referensi 

Meirina, Zita. 2021. Generasi "Pandemi" Hadapi Ancaman Kesehatan Mental (Online). Tersedia di https://m.antaranews.com/berita/2462425/generasi-pandemi-hadapi-ancaman-kesehatan-mental (Akses pada 23 Januari 2021).

Pinjungwati, Galuh Tri. 2020. Pahami dan Ketahui Sejak Dini Stres Akibat Adanya Kemajuan Teknologi (Online). Tersedia di https://www.fimela.com/lifestyle/read/4331107/pahami-dan-ketahui-sejak-dini-stres-akibat-adanya-kemajuan-teknologi (Akses pada 23 Januari 2021).

Dewi, Intan Rakhmayanti. 2021. Selama Pandemi, Percakapan Soal Kesehatan Mental di Twitter Meningkat 17 Persen (Online). Tersedia di https://www.idxchannel.com/ecotainment/selama-pandemi-percakapan-soal-kesehatan-mental-di-twitter-meningkat-17-persen (Akses pada 25 Januari 2021).

Makarim, Fadhli Rizal. 2020. Gangguan Kesehatan Mental yang Berbahaya Jika Tidak Diatasi (Online). Tersedia di https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-kesehatan-mental-yang-berbahaya-jika-tidak-diatasi (Akses pada 31 Januari 2021).

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak