Dewasa ini, kita mengenal banyak jenis pola asuh, salah satunya adalah pola asuh overprotektif atau perlindungan berlebihan dari orang tua. Bagaimana sebenarnya pola asuh overprotektif tersebut? Apa tanda-tandanya dan bagaimana dampaknya pada anak? Mari kita simak penjelasan para ahli tentang pola asuh overprotektif.
Pola asuh overprotektif ini dibahas oleh J Jyotsna Rao dalam bukunya yang berjudul QRS for BDS 4th Year: Pedodontic. Rao menyampaikan ada beberapa faktor yang membuat orang tua bersikap overprotektif, antara lain:
- Sang ibu pernah mengalami keguguran
- Kondisi ekonomi keluarga
- Pernah mengalami kehilangan karena kematian anak yang lainnya
- Anak mengalami cacat atau mengidap penyakit serius
- Anak kehilangan salah satu orang tuanya karena perceraian atau kematian
Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa orang tua melindungi anaknya secara berlebihan memiliki tanda-tanda berikut ini:
- Perhatian yang tidak semestinya terhadap anak dalam hal makan, berpakaian, mandi dan hal-hal lainnya
- Orang tua terus-menerus terlibat dengan kegiatan sehari-hari anak
- Tidak mengizinkan anak untuk melakukan kegiatan atau terlibat dalam situasi yang berisiko
Menurut Rao, akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pola asuh overprotektif antara lain:
- Terganggu dan terhambatnya kematangan psikologi anak
- Anak menjadi pemalu, pencemas, dan penakut
- Anak menjadi agresif dan selalu menuntut perhatian
- Anak tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri
Pendapat lainnya datang dari Elizabeth Hurlock. Dalam buku Perkembangan Anak Jilid 2, Hurlock menyatakan bahwa pola asuh overprotektif mencakup pengasuhan dan pengendalian anak secara berlebihan. Hal ini akan menyebabkan anak memiliki ketergantungan yang berlebihan bukan hanya pada orang tua, tapi juga pada semua orang.
Selain itu, anak juga akan mengalami kurangnya rasa percaya diri dan frustasi. Hurlock juga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab orang tua bersikap overprotektif adalah karena hanya memiliki satu anak.
Hurlock menjelaskan bahwa anak dengan perlindungan secara berlebihan biasanya dilindungi dari pengalaman teman seusia, sehingga alih-alih berusaha untuk melakukan sesuatu sendiri, sikap overprotektif justru akan mengembangkan harapan pada diri anak bahwa orang lain akan melakukan segala sesuatu bagi mereka.
Hal ini melemahkan sikap kerja sama dan sifat lain yang menandai anak yang sosial dan terbuka dalam sikap dan perilakunya.
Anak dengan perlindungan berlebihan juga akan mengalami kelambanan perkembangan pengertian karena kurangnya pengalaman. Orang tua yang overprotektif akan menghilangkan pengalaman belajar anak mereka.
Hal ini menyebabkan anak tampak seolah-olah 'terbelakang' atau 'bodoh' bila dibandingkan dengan anak lain yang orang tuanya tidak saja memberi mereka kesempatan belajar, tapi juga mendorong mereka untuk belajar dan membimbing mereka.
Demikian penjelasan pola asuh overprotektif dari para ahli. Semoga bermanfaat untuk para orang tua dan calon orang tua di mana pun berada.