4 Fakta dan Mitos Seputar Makanan untuk Ibu Hamil

Ayu Nabila | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
4 Fakta dan Mitos Seputar Makanan untuk Ibu Hamil
Ilustrasi ibu hamil (freepik.com)

Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak ibu hamil yang masih terdoktrin oleh mitos pantangan makan dari orang-orang terdekatnya. Ada mitos yang memang benar terbukti secara ilmiah dan bisa disebut sebagai fakta, serta ada pula mitos yang tidak memiliki dasar apapun.

Nah, diartikel kali ini kita akan membahas tentang apa saja fakta dan mitos seputar makanan pada ibu hamil, agar menjadi pedoman dalam menyaring berbagai informasi yang kita dapatkan dari orang-orang terdekat. Berikut empat diantaranya.

1. Ibu Hamil Dilarang Minum Kopi dan Teh

Zat besi merupakan salah satu jenis mineral utama yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi zat besi serta pendarahan pada saat persalinan. Kopi dan teh memang dinilai menjadi salah satu faktor penghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh.

Melansir dari Healthline, bahwa kandungan kafein pada kopi dan teh akan mengikat sekitar 6 persen zat besi di dalam tubuh. Tetapi pemicu utama yang menjadi penghambat zat besi ini ternyata berasal dari tanin dan polifenol.

Oleh sebab itu ibu hamil perlu membatasi asupan kopi dan teh dan mengonsumsi suplemen zat besi untuk menjaga kadar hemoglobin di dalam darah tetap normal.

2. Ibu Hamil Dilarang Mengonsumsi Seafood

Beberapa jenis seafood memiliki kandungan merkuri yang tinggi, seperti swordfish, tuna mata besar, makarel, marlin, dan kerang hijau. Kandungan merkuri pada seafood ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya bagi orang dewasa, tetapi akan berdampak pada perkembangan otak dan sel saraf janin.

Oleh sebab itu ibu hamil perlu membatasi asupan seafood dan memilih jenis seafood yang memiliki kadar merkuri rendah, seperti ikan salmon, sarden, kembung, dan udang, seperti yang dikutip pada laman Mayo Clinic.

Ibu hamil juga perlu memperhatikan cara mengonsumsi seafood ini. Perhatikan tingkat kematangannya untuk mencegah infeksi cacing pita ataupun keracunan makanan dari logam berat yang mungkin terkandung pada seafood.

3. Masa Ngidam Harus Dituruti agar Bayi Tidak Ileran

Pernyataan ini dikategorikan sebagai mitos belaka dan tidak didasarkan oleh penelitian. Faktanya, setiap bayi akan ileran atau ngeces terutama saat dia sedang berada dalam fase tumbuh gigi. Oleh sebab itu "ngidam" bukan dijadikan suatu alasan bagi ibu hamil untuk dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman yang dia inginkan.

4. Makan dengan Porsi Dua Kali Lebih Banyak Dari Biasanya

Ibu hamil sering disarankan untuk mengonsusmi makanan dua kali lebih banyak dari biasanya agar janin mendapatkan asupan yang cukup. Berdasarkan Pedoman Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia, ibu hamil trimester 1 perlu menambahkan asupan kalori sebesar 180 kal, serta trimester 2 sebesar 300 kal, dan trimester 3 sebesar 300 kal. Jika kita telusuri lebih lanjut, penambahan jumlah kalori per hari ini tidak serta merta meningkatkan dua kali lebih banyak asupan makanan dari biasanya. 

Ibu hamil dapat mengonsumsi protein tambahan di salah satu waktu makan untuk memenuhi kecukupan zat gizi pada masa kehamilan. Misalnya dalam menu makan siang ibu hamil yang terdiri dari satu porsi nasi, tempe, telur, sayur, dan buah. Nah untuk mencukupi kebutuhan gizi ini, ibu hamil dapat menambahkan 1 porsi daging ayam sebagai asupan tambahannya.

Itulah tadi empat fakta dan mitos seputar makanan pada ibu hamil. Semoga bermanfaat!

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak