Mengetahui sang buat hati mengidap OCD adalah sesuatu yang sangat ditakutkan oleh setiap orang tua. OCD atau Obsessive Compulsice Disorder adalah sebuah kondisi yang memengaruhi kesehatan mental atau kerap diartikan sebagai gila pada keteraturan dan kebersihan. Padahal sejatinya, gangguan kesehatan mental ini adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan pikiran buruknya saat dilanda cemas emosi dan kompulsi.
OCD tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Laman Today’s Parent menjelaskan bahwa dua sampai tiga persen anak-anak mengalami OCD. Bagi orang tua, mengasuh anak dengan diagnosis seperti ini membutuhkan penanganan yang khusus, agar anak dapat menghadapi perasaan tidak nyaman yang mengakibatkan gangguannya kambuh.
Tanda-tanda OCD pada anak-anak
Ciri yang paling bisa kita pada anak dengan gangguan OCD adalah mereka memiliki obsesi terhadap sesuatu yang tidak sehat. Misalnya mati-matian menghindari tempat yang kotor karena takut terkontaminasi kuman, tidak betah melihat sesuatu yang tidak tepat. Selain itu, mereka juga memilik kompulsi yang tidak lazim.
Hal ini terlihat saat mereka berulang kali mengunci dan membuka pintu, memeriksa kompor karena takut terjadi kebakaran, bolak balik mencuci tangan karena takut ada kuman, atau memeriksa apakah sesuatu itu baik atau buruk dilakukan. Gejala OCD juga terlihat saat mereka Menyusun barang secara simetris agar mereka terhindar dari perasaan takut.
Cara penanganan OCD pada anak
Gejala OCD kebanyakan terlihat pada usia 8 sampai 12 tahun. Apabila tidak Dr. Christine Klinkhoff, seorang psikolog klinis di Broadview Psychology di Toronto menjelaskan bahwa OCD akan berdampak buruk jika dibiarkan.
Meski begitu bukan tidak mungkin gejala ini dapat disembuhkan. Orang tua perlu melakukan beberapa treatment tertentu untuk menangani anak dengan OCD, misalnya:
1. Terapi perilaku
Cognitive Behavioural Therapy (CBT) yang disebut Exposure and Prevention Therapy (ERP) adalah salah satu cara yang tepat untuk menghilangkan OCD pada anak. Mereka diajari cara untuk mentolerir perasaan mereka alih-alih menghindarinya.
2. Jangan mengakomodasi ritual
Jangan bantu anak melakukan ritual OCD-nya. Sebaiknya dorong mereka untuk menghadapi perasaan tersebut. Beri penghargaan atas upaya mereka.
Upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua misalnya memberikan mainan lunak atau halus pada anak dan menenangkannya dengan sesuatu yang lain. Bisa pula mandikan ia dengan air hangat saat kecemasanannya meningkat.
3. Kurangi memberikan kepastian
Anak dengan OCD sering kali butuh seseorang untuk dimintai kepastian, misalnya apakah pintu sudah dikunci, apakah ponsel dan dompet sudah dimasukkan, dan lain-lain.
BACA JUGA: Kenali Tanda-tanda Gangguan Kesehatan pada Anak
Tahan diri untuk memberikan kepastian pada anak. Saat anak meminta kepastian, latih anak untuk menenangkan dirinya sendiri.
4. Eksternalisasikan kondisi
Bantu anak untuk mengeksternalisasi kondisi, yaitu memisahkan pikirannya dari diri anak. Misalnya membantu anak untuk membicarakan “monster OCD” yang dirasakannya. Buat penegasan bahwa anak tidak menyukainya dan harus dienyahkan.
OCD adalah sesuatu yang menakutkan, baik orang dewasa atau anak-anak, gejala ini merupakan sesuatu yang tidak boleh dibiarkan. Di beberapa kasus, gejalanya memang bisa hilang sendiri, akan tetapi tetap perlu ada perhatian dan tindakan khusus yang lebih membantu.
Video yang Mungkin Anda Suka.