Menurut National Institute of Health (NIH), Penyakit Jantung merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh penyempitan dinding pembuluh darah di jantung. Penyempitan tersebut umumnya terjadi akibat adanya plak yang menumpuk di dinding arteri koroner.
Saat ini penyakit jantung masih menjadi ancaman dunia (global threat). World Health Organization menyebutkan, ada lebih dari 17 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sedangkan di Indonesia sendiri, menurut laporan dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 lalu, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat setiap tahunnya. Setidaknya ada 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia didiagnosa penyakit jantung.
Penyempitan pembuluh darah memang menjadi penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner, akan tetapi ada berbagai faktor lain yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Apa saja faktor risiko tersebut? Berikut diantaranya.
1. Usia
Usia menjadi faktor risiko penyakit jantung yang tidak dapat diubah. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa semakin bertambah usia seseorang, maka risiko untuk terkena penyakit jantung juga akan meningkat.
Pada pria, risiko terjadinya penyakit jantung akan meningkat pada usia diatas 45 tahun. Sedangkan pada wanita pada usia diatas 55 tahun atau setelah mengalami masa menopause dini akibat operasi.
BACA JUGA: Ngaku Bangkrut, Ressa Herlambang Dituding Penipu Hingga Lakukan Pelecehan Seksual
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Hal itu disebabkan karena kekuatan tekanan darah tinggi akan menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan memungkinkan terjadinya penimbunan plak yang menyumbat pembuluh darah sehingga terjadinya serangan jantung, seperti dikutip Healthline.com
Hipertensi biasanya terjadi akibat gaya hidup yang buruk, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi minuman yang mengandung kafein dalam jumlah tinggi, makanan yang mengandung lemak trans dan kolesterol, serta mengabaikan waktu tidur.
3. Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko tinggi mengalami penyakit jantung. Penyebabnya adalah kadar gula berlebih yang tidak terkontrol akan mengalir dalam darah dan menyebabkan terjadinya akumulasi gula di dalam sel darah merah yang menyumbat pembuluh darah. Pada akhirnya pembuluh darah akan rusak dan terjadi serangan jantung mendadak, seperti dikutip webmd.com
4. Obesitas
Orang-orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan sangat rentan terkena penyakit jantung. Hal itu disebabkan karena obesitas biasanya diiring oleh kadar kolesterol yang tinggi yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan berakhir pada penyakit jantung. Itu artinya obesitas menjadi inti dari semua faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, seperti dikutip Obesity Action Community.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Ferdy Sambo Sempat Pingsan Usai Divonis Hukuman Mati, Benarkah?
5. Stres
Stres sering dikaitkan dengan berbagai macam penyakit termasuk penyakit jantung. Saat stres, sejumlah hormon kortisol akan dilepaskan yang sebenarnya memberikan manfaat baik bagi tubuh. Namun, jika hormon kortisol diproduksi secara berlebih maka pembuluh darah akan menjadi kaku sehingga berisiko terjadinya penyakit jantung.
Selain Kortisol ada pula hormon norepinephrine yang dilepaskan oleh tubuh saat seseorang mengalami stres. Hormon ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi yang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung, seperti dikutip pada laman p2ptmkemkes.go.id
Itulah tadi lima faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. Ada baiknya kita selalu menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah terjadinya penyakit jantung tersebut. Misalnya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari konsumsi alkohol, tidak merokok, dan menghindari stres. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.