Faktor, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Difteri yang Harus Kamu Pahami

Ayu Nabila | oce blue
Faktor, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Difteri yang Harus Kamu Pahami
Ilustrasi penyuntikan Difteri. (Twitter/@UretimYerli)

Saat ini, kita sudah tidak asing lagi dengan penyakit-penyakit yang ada. Salah satunya adalah difteri. Dilansir dari beberapa sumber yaitu halodoc.com dan alodokter.com, dijelaskan mengenai faktor, gejala, dan pengobatan penyakit ini. 

Pengertian Difteri

Ternyata Difteri dapat menular melalui batuk, bersin, atau luka yang terbuka. Penyebab utamanya yaitu oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Penyakit Difteri ini menyerang tenggorokan dan selaput lendir pada hidung. Selain itu, Difteri juga dapat berpengaruh pada kulit. 

BACA JUGA: Menkes Ungkap Biang Kerok Muncul KLB Difteri di Garut

Faktor Risiko Penularan 

Difteri dapat menyerang seseorang dari berbagai rentan usia. Faktor risiko penularannya juga bisa disebabkan karena berbagai hal. Selain karena tidak vaksin juga dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini. 

1. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

2. Gaya hidup yang tidak sehat

3. Lingkungan hidup yang tidak dijaga

4. Tinggal di daerah padat penduduk dan kurang memperhatikan mengenai kebersihan

5. Berpergian ke daerah yang tinggi kasus difteri

Gejala Difteri 

Berselang waktu 2-5 hari setelah seseorang terserang bakteri Corynebacterium diphteriae, maka akan muncul beberapa gejala yang harus diwaspadai.

1. Demam dan menggigil

2. Sakit tenggorokan dan suara serak

3. Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher

4. Kulit pucat dan dingin

5. Batuk yang keras

6. Pilek yang dapat bercampur darah

Pengobatan

Setiap penyakit sudah pasti ada obatnya. Nah, di sini kita bahas pengobatan dari penyakit Difteri yang tergolong sebagai penyakit serius. 

BACA JUGA: Bahas Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi, Menkes Budi Gunadi Mau Temui Kepala WHO

1. Antitoksin

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah suntik antitoksin atau suntik anti racun. Hal ini bertujuan untuk membunuh racun yang dihasilkan oleh penyakit Difteri. Sebelum pasien disuntik antitoksin, mereka akan dicek alergi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa mereka tidak mempunyai alergi terhadap antitoksin.

2. Antibiotik

Antibiotik yang diberikan oleh dokter bisa berwujud penisilin atau erythromycin untuk mengalahkan bakteri difteri. Taoj pemberian antibiotik ini harus dengan resep dokter. Setelah dua hari pemberian antibiotik, pasien tidak akan menularkan penyakit Difteri. 

Banyak sekali jenis penyakit yang sudah sering kita dengar. Mulai dari penyakit yang tergolong ringan sampai serius. Maka dari itu, kita harus senantiasa menjaga kesehatan tubuh dengan cara menjaga pola makan dan gaya hidup. 

Kita juga bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit difteri dengan cara imunisasi sejak dini dan menjaga kebersihan. Selain itu, kita harus senantiasa menjaga makanan tetap higienis. Lebih baik lagi jika kita mengenakan masker saat berpergian. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak