Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia adalah negara dengan tingkat polusi udara paling tinggi di dunia. Bahkan, tingkat polusi di Ibukota Jakarta enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan ambang batas normal.
Studi dari jurnal RMD Open menyebutkan bahwa polusi udara terbagi menjadi 2 kategori, yakni polusi udara luar ruangan dan polusi udara dalam ruangan. Polusi luar ruangan meliputi asap kendaraan, pabrik, gas berbahaya (sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida), serta asap rokok.
Sedangkan untuk polusi udara dalam ruangan berasal dari gas (karbon monoksida atau radon), produk atau bahan kimia rumah tangga, asap rokok, bahan bangunan (asbes, timbal, atau formaldehida), serta alergen dalam ruangan.
Keberadaan polusi ini tentu menjadi perhatian kita bersama, karena bisa memicu berbagai macam gangguan kesehatan. Nah untuk lebih jelasnya, mari simak pembahasan berikut!
1. Iritasi Mata dan Saluran Pernafasan
Iritasi mata dan saluran pernafasan menjadi gejala utama dari paparan polusi udara. Kondisi ini tak hanya terjadi akibat polusi udara luar ruangan seperti asap kendaraan, rokok, atau pabrik. Polusi udara dalam ruangan akibat alergen juga bisa memicu iritasi mata dan saluran pernafasan, seperti dilansir pada lama. WebMD.com
2. Bronkitis
Bronkitis menjadi penyakit yang paling banyak diderita oleh para perokok aktif maupun pasif. Penyakit ini ditandai oleh peradangan pada dinding saluran bronkus, yakni pipa yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru.
Gejala umum dari bronkitis adalah batuk disertai lendir atau dahak yang berwarna keruh. Selain asap rokok, asap pabrik dan kendaraan juga dapat memicu terjadinya bronkitis, seperti dilansir pada laman health.harvard.edu
3. Pneumonia
Penyakit pneumonia terjadi ketika infeksi pada dinding saluran bronkus telah menyebar ke paru-paru, sehingga kantung udara di dalam paru-paru mengalami peradangan dan terisi cairan. Selain itu, pneumonia juga bisa terjadi ketika seseorang terus-menerus terpapar zat dalam polusi udara, khususnya zat nitrogen oksida dan sulfur dioksida, seperti dilansir pada laman nhsinform.scot
4. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
PPOK terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru mengalami peradangan dalam waktu yang lama akubat Bronkitis kronis. Pada penderita PPOK, aliran udara di paru-paru menjadi lebih terbatas, sehingga meninbulkan rasa tersengal-sengal saat bermafas. Mirip seperti orang yang telah berolahraga dalam waktu yang lama, seperti dilansir pada laman Mayoclinic.org
Beberapa studi menunjukkan bahwa dampak polusi udara ini lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi. PPOK bahkan menjadi penyakit paling mematikan nomor 3 di dunia berdasarkan data WHO tahun 2019.
5. Kanker paru-paru
PPOK yang tidak ditangani secara cepat akan meningkatkan risiko kanker paru dikemudian hari. Tak hanya itu, kanker paru juga dipicu oleh paparan polusi udara dalam jangka panjang meskipun pada awalnya tidak menderita PPOK.
Pasalnya, Partikel dari polusi udara yang masuk dan mengendap di paru-paru dapat memicu terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Kondisi inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya kanker paru-paru, seperti dilansir pada laman lung.org
Itulah tadi pembahasan tentang lima dampak polusi udara bagi kesehatan, semoga bermanfaat!