Mengenal 7 Jenis Doping dan Efek Sampingnya bagi Tubuh

Candra Kartiko | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
Mengenal 7 Jenis Doping dan Efek Sampingnya bagi Tubuh
ilustrasi doping (freepik.com)

Doping didefinisikan sebagai pemberian suatu zat tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan performa fisik saat latihan. Sebenarnya, penggunaan doping dilarang keras bagi para atlet karena dianggap sebagai kecurangan yang menyalahi aturan sportivitas. Bahkan, penggunaan doping juga dapat memberikan efek samping berbahaya bagi tubuh.

Nah, di artikel kali ini kita akan membahas tentang beberapa jenis doping dan efek sampingnya bagi tubuh, berikut tujuh di antaranya.

BACA JUGA: Pertama Kali Pakai Behel? Ini 4 Cara Merawat Kawat Gigi yang Benar

1. Steroid Anabolik

Jenis doping yang pertama ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan, mengembalikan energi dengan cepat, meningkatkan durasi dan performa saat olahraga.

Selain itu obat ini juga bisa menambah massa otot dengan lebih cepat, sehingga para atlet bisa lebih percaya diri dengan bentuk tubuhnya, terutama bagi seorang binaragawan.

2. Human Growth Hormon

Human growth hormone atau disebut juga dengan somatotropin, merupakan jenis doping yang dapat membangun massa otot, meningkatkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, hingga memulihkan energi tubuh dengan cepat.

Meski begitu, belum ada penelitian ilmiah yang menjelaskan tentang efektivitas human growth hormon bagi tubuh atlet.

3. Diuretik

Diuretik kerap digunakan pada orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Pasalnya, diuretik akan menurunkan cairan pada tubuh secara cepat, sehingga berat badan bisa ikut turun. Doping yang satu ini juga membantu atlet lulus tes narkoba karena bisa mengencerkan urine dan menyembunyikan jejak penggunaan obat doping lainnya.

4. Androstenedione

Pada dasarnya, tubuh manusia memproduksi hormon andro secara alami. Kendati demikian, beberapa atlet justru menggunakan doping hormon androsrenedione untuk meningkatkan energi dan memulihkan tubuh dari kelelahan secara cepat.

BACA JUGA: 4 Tips agar Tetap Sehat saat Cuaca Panas Ekstrem, Penuhi Kebutuhan Cairan!

5. Eritropoetin

Eritropoetin merupakan salah satu jenis hormon yang berfungsi meningkatkan sel darah merah dan kadar protein dalam tubuh, terutama dalam kasus anemia akibat penyakit ginjal kronis.

Sayangnya, beberapa atlet justru menjadikan hormon ini sebagai obat doping guna meningkatkan aliran oksigen ke otot agar durasi berolahraga bisa lebih lama dari biasanya.

6. Kreatin

Sama halnya dengan andro, kreatin juga menjadi zat yang diproduksi secara alami pada tubuh. Tetapi, zat ini justru digunakan sebagai doping karena mampu meningkatkan performa fisik dengan membantu otot menghasilkan lebih banyak sumber energi yang disebut adenosin trifosfat (ATP). 

Perlu diketahui bahwa ATP dibutuhkan oleh tubuh agar atlet mampu melakukan pergerakan yang lincah dan cepat dalam waktu lama.

7. Beta-blocker

Dalam dunia medis, beta-blocker digunakan sebagai metode pengobatan penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dan aritmia. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja hormon epinefrin dan norepinefrin agar detak jantung dan tekanan darah bisa kembali stabil.

Namun bagi para atlet, obat jenis ini bisa menjadi doping untuk mengurangi kecemasan dan tremor yang terkait dengan konsentrasi. 

Meski memiliki manfaat yang baik bagi performa tubuh saat latihan, beragam jenis obt doping tersebut memiliki efek samping yang merugikan bagi kesehatan, seperti kerusakan hati, ginjal, jantung, reproduksi, gangguan metabolisme dan hormon, kecemasan, hingga depresi.

Itulah tadi pembahasan tentang jenis doping dan efek sampingnya bagi tubuh, semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak