Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan perangkat digital meningkat drastis. Mulai dari bekerja, belajar, berkomunikasi, hingga mencari hiburan, semuanya kini dilakukan melalui layar.
Meski teknologi mempermudah hidup, tidak sedikit orang merasakan efek sampingnya, yang biasa disebut sebagai kelelahan digital atau digital fatigue. Kondisi ini membuat seseorang merasa jenuh, stres, dan mentalnya terkuras hanya karena terlalu lama terpapar layar.
Fenomena ini semakin sering muncul, terutama pada pekerja hybrid atau full remote yang menghabiskan sebagian besar hari di depan layar komputer.
Apa Itu Digital Fatigue?
Digital fatigue adalah kondisi kelelahan mental, fisik, dan emosional yang muncul akibat penggunaan perangkat digital secara berlebihan. Tanda-tandanya antara lain sulit fokus, mata cepat lelah, produktivitas menurun, perasaan jenuh, dan motivasi yang turun.
Dalam konteks pekerjaan, digital fatigue sering muncul dari rapat virtual yang panjang, banyaknya notifikasi, serta tuntutan untuk selalu siap merespons pesan.
Berbeda dari kelelahan biasa, digital fatigue berakar pada paparan informasi yang terus-menerus. Otak dipaksa memproses rangsangan visual dan suara tanpa jeda, membuat kita kehilangan energi lebih cepat.
Mengapa Rapat Virtual Begitu Melelahkan?
Salah satu sumber terbesar kelelahan digital adalah rapat video (video meeting). Meskipun terlihat sederhana, rapat online menyita banyak energi mental karena beberapa alasan.
Pertama, otak bekerja lebih keras untuk membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh melalui layar. Kita harus fokus pada detail kecil untuk memahami lawan bicara, sesuatu yang tidak terjadi secara ekstrem dalam pertemuan tatap muka.
Kedua, munculnya wajah kita sendiri di layar membuat kita secara tidak sadar melakukan evaluasi diri. Melihat diri sendiri berbicara dan bereaksi dalam waktu lama dapat memicu stres dan tekanan emosional yang sebelumnya tidak kita sadari.
Ketiga, rapat virtual sering kali berlangsung lebih lama dan lebih sering dibandingkan pertemuan offline. Transisi antar-rapat pun sangat singkat, menyebabkan otak tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Tanda-tanda Jika Anda Mulai Merasakan Digital Fatigue
- Kesulitan berkonsentrasi meski tugas tidak terlalu berat.
- Merasa cepat bosan saat membaca atau bekerja.
- Mata terasa kering dan kepala terasa berat.
- Produktivitas menurun.
- Suasana hati (mood) mudah berubah dan mudah tersinggung.
- Sulit tidur karena otak terasa “penuh informasi”.
Cara Mengurangi Digital Fatigue
Anda bisa mengurangi digital fatigue dengan beberapa cara berikut:
Membatasi Waktu Layar Secara Terjadwal: Sediakan waktu 10–15 menit setiap beberapa jam untuk beristirahat dari perangkat. Lakukan aktivitas non-digital seperti berjalan atau sekadar melihat pemandangan.
Kurangi Rapat Virtual yang Tidak Perlu: Jika bisa diselesaikan lewat pesan atau panggilan suara, hindari rapat video. Pertimbangkan juga rapat singkat 20–30 menit agar otak tidak terlalu lelah.
Gunakan Fitur Tanpa Kamera: Saat memungkinkan, matikan kamera untuk mengurangi tekanan visual dan energi yang dikeluarkan otak.
Kelola Notifikasi: Matikan notifikasi yang tidak penting agar fokus tidak mudah terpecah dan otak tidak terus-menerus terstimulasi.
Luangkan Waktu untuk Interaksi Offline: Bertemu langsung dengan keluarga atau teman bisa membantu memulihkan energi sosial dan mental.
(Flovian Aiko)