Reality Show Keluarga Artis Ajarkan Hedonisme pada Masyarakat

Hernawan | Nafia
Reality Show Keluarga Artis Ajarkan Hedonisme pada Masyarakat
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina [matamata.com]

Siapa yang tak kenal pasangan selebriti Raffi Ahmad - Nagita Slavina atau Baim Wong -Paula Verhoeven? Kedua pasangan ini telah menjadi buah bibir masyarakat, bahkan sebelum resmi menjalani mahligai rumah tangga.

Terbukti saat pasangan Raffi-Gigi dan Baim-Paula mengikat janji sehidup semati beberapa tahun silam. Rangkaian momen sakral mereka disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi nasional dan disaksikan oleh jutaan rakyat Indonesia.

Tak berhenti di situ, kedua pasangan selebriti tersebut tampaknya semakin populer setelah dikaruniai buah hati yang menggemaskan, yaitu Rafathar dan Kiano. Melihat peluang tersebut, salah satu stasiun TV nasional pun langsung menggaet kedua keluarga ini untuk memintangi program reality show yang khusus menampilkan keluarga mereka, dengan judul 'Janji Suci Raffi & Gigi' dan 'Keluarga Bosque'.

Program yang menampilkan keseharian keluarga-keluarga selebriti di depan kamera ini berhasil membius masyarakat yang ingin terus update mengenai kehidupan mereka. Tak hanya keluarga Raffi-Gigi dan Baim-Paula, sederet selebriti Indonesia lainnya pun turut memiliki program serupa yang tayang pada jam dan stasiun TV yang berbeda. Stasiun TV nasional nampaknya berlomba-lomba memiliki program reality show keluarga selebriti lantaran dianggap dapat mendatangkan rating cukup tinggi.

Namun, jika menilik konten yang ditampilkan pada tayangan ini, rasanya tidak memberikan manfaat bagi masyarakat (diluar tujuannya sebagai hiburan). Pasalnya umumnya hanya menampilkan informasi-informasi bersifat pribadi dan tidak memiliki urgensi untuk dijadikan konsumsi publik.

Tayangan ini juga kerap menonjolkan gaya hidup serba mewah dan hedonisme. Lantaran para selebriti tersebut secara tidak langsung memamerkan kekayaan mereka melalui konten-konten yang disajikan. Mulai dari liburan super mewah, perayaan ulang tahun pernikahan yang diselenggarakan dengan megah, atau membeli barang-barang dengan harga selangit seperti halnya mobil dan rumah.

Hal ini tanpa disadari dapat menimbulkan rasa iri bagi para pemirsa yang didominasi masyarakat menengah kebawah. Akhirnya, sebagian masyarakat mungkin rela menghalalkan segala cara untuk dapat tampil layaknya seorang Nagita Slavina yang memakai tas-tas bermerek dan perhiasan dengan harga yang fantastis.

Jika dilihat dari persepktif Komunikasi, fenomena ini termasuk kultivasi yang ditimbulkan oleh media massa. Teori kultivasi berpandangan bahwa media massa, khususnya televisi, memiliki andil besar dalam penanaman dan pembentukan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Terpaan media yang terus menerus akan memberikan gambaran dan pengaruh pada persepsi pemirsanya. Program reality show keluarga artis ini, bila disaksikan terus menerus dapat mengubah persepsi kita mengenai kehidupan yang ‘ideal’ serta menetapkan standar kebahagiaan yang lebih berorientasi kepada uang atau kekayaan.

Dengan begitu, masyarakat akan beranggapan bahwa kehidupan yang seharusnya mereka miliki adalah seperti kehidupan para keluarga selebriti yang mereka saksikan melalui tayangan tersebut, yaitu kehidupan yang glamour dan jauh dari kata 'susah'. Padahal kebahagiaan yang sesungguhnya tidak dapat diukur dengan uang.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak