Warna Sebagai Pengalih Kejenuhan di Saat Pandemi

Andi KBS
Warna Sebagai Pengalih Kejenuhan di Saat Pandemi
Ilustrasi ruangan berwarna

Sejak pandemi COVID-19, pemerintah menganjurkan kepada setiap masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah, mengalihkan aktivitas bekerja maupun sekolah menjadi kegiatan yang dilakukan di rumah demi menekan penyebaran virus COVID-19. Maka dari itu, semua aktivitas baik bekerja maupun bersekolah dilakukan secara daring atau biasa disebut dengan Work From Home.

Hal ini tentunya membuat kejenuhan setiap individu membludak, terlebih berada di suasana rumah yang monoton setiap waktu. Karena itu, berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini, salah satunya adalah penggunaan warna sebagai pengalih kejenuhan.

Seperti yang telah diyakini oleh kebudayaan Mesir kuno dan Cina, bahwasannya warna bisa memberikan pengaruh psikologi, seperti emosi pada manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikolog ternama dari Swiss, menunjukkan bahwa  setiap warna memiliki makna, potensi, dan kekuatan untuk mempengaruhi, sampai pada tahap menghasilkan efek tertentu pada produktivitas dan perubahan  suasana hati seseorang. Hal ini juga yang menjadikan warna sebagai alat penting dalam praktik psikoterapinya.

"Warna dapat menciptakan keselarasan dalam hidup. Dengan warna, kita bisa menciptakan suasana teduh dan damai. Dengan warna pula, kita dapat menciptakan keberingasan dan kekacauan,” kata Darwis Triadi, seorang fotografer ternama Indonesia.

Dilansir pada buku psikologi warna oleh Jeon Jae Un, bahwa warna dapat mempengaruhi psikis seseorang. Selama berbulan-bulan berada di dalam rumah bersama warna-warna yang sama menjadi salah satu alasan kejenuhan seseorang karena tidak adanya suasana baru yang tercipta. Oleh karena itu, berikut efek warna yang dapat diterapkan dalam psikologi manusia di saat era pandemi.

1. Merah

Ruangan berwarna merah membuat otak menjadi aktif. Kamar dengan cat tembok berwarna merah dapat membuat suhu tubuh dan tekanan darah menjadi naik, serta napas menjadi semakin cepat. Gelombang yang dihasilkan oleh otak ketika tubuh bergerak adalah gelombang beta yang di mana membantu otak berpikir lebih baik dalam mengerjakan sesuatu, baik bekerja maupun dalam melakukan kegiatan. Membantu kita menjadi lebih produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Biru

Ruangan berwarna biru membuat otak menjadi lebih nyaman, warna ini cocok digunakan pada ruangan untuk beristirahat. Berbanding terbalik dengan warna merah yang jika digunakan pada ruang beristirahat dapat menimbulkan perasaan gelisah. Ruangan berwarna biru dapat membuat suhu tubuh menjadi normal, tekanan darah stabil, dan napas juga menjadi normal. Selain itu, akan timbul gelombang alfa atau tetra di dalam otak yang di mana juga muncul saat kita melamun.

3. Hijau

Ada juga warna hijau yang memiliki kesamaan dengan warna biru, yaitu membawa ketenangan dan memberi sensasi rileks. Warna hijau bisa ditemukan di mana-mana, seperti yang biasa kita lihat yaitu pohon, ditambah dengannya wilayah Indonesia yang mudah tumbuhnya tanaman. Umumnya  orang - orang jika ingin bersantai dapat berkunjung ke taman wisata atau taman umum untuk melihat pemandangan hijau, dikarenakan pandemi seperti sekarang dan dianjurkannya untuk tetap di rumah, menanam di pekarangan rumah pun menjadi salah satu solusi bagi penikmat pemandangan hijau. Tetap merasa rileks walau tetap berada di lingkungan rumah.

4. Kuning

Warna kuning identik dengan simbol senyuman atau kebahagiaan. Hal ini juga yang membuat warna kuning dapat digunakan dalam ruangan anak-anak bermain karena membuat suasana bahagia. Terlebih anak-anak mempunyai aura ceria yang cerah.

5. Oranye

Tidak jauh berbeda dengan warna kuning, warna oranye juga dapat diterapkan pada ruangan anak - anak karena warna tersebut dapat mengeluarkan sisi energik pada seseorang. Dengan sifat anak-anak yang memiliki rasa keingintahuan yang besar, warna oranye dapat menuntun sifat energik tersebut.

6. Ungu

Teruntuk orang yang ingin memiliki waktu untuk sendiri atau berpikir secara mendalam, warna ungu dapat menjadi sebuah alternatif karena warna ini dapat memberi kesan sepi dan tenang.

Pada dasarnya setiap warna memiliki gelombangnya masing-masing. Semakin panjang gelombang, semakin mendekati warna merah. Semakin pendek gelombang, semakin mendekati warna biru. Warna merah yang gelombangnya panjang membuat otak manusia menjadi lebih aktif, sedangkan warna biru dengan gelombang yang pendek membuat otak manusia menjadi lebih tenang. Dengan kata lain, ketika melihat warna yang mendekati biru, detak jantung kita akan menjadi lebih tenang. 

Mengingat beban yang cukup berat dalam melewati masa pandemi, terlebih dengan terus berdiam diri di rumah, diharapkan penggunaan warna dapat membantu setiap individu dalam menyesuaikan suasana hati ketika berada di rumah sehingga dapat mengurangi kejenuhan.

Marilah tetap dirumah sesuai dengan anjuran pemerintah, dengan kecanggihan teknologi saat ini pun sangat membantu keadaan pandemi seperti ini. Tetap lakukan protokol kesehatan untuk mengurangi tingkat pertambahan kasus COVID-19 dengan 3M yaitu, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker. Dengan melakukan segala sesuatu dari rumah dapat memperbaiki perekonomian dan segala sesuatu yang telah merugikan negara kita. Untuk mengawali era normal yang baru masyarakat harus berkontribusi agar semua membaik perlahan. Karena yang menghadapi pandemi ini bukan hanya negara melainkan isi dari negara itu juga.

Sumber:

Jeon Jae Un. Science Color. PT Alex Media Komputindo. 2011

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak