Restoran cepat saji McDonald’s mengumumkan pada Selasa (8/3/2022) bahwa pihaknya menutup sementara seluruh restoran mereka yang ada di Rusia. Penutupan tersebut dilakukan sehubungan dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
McDonald’s melansir dalam situs resminya, CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, menyampaikan bahwa McDonald’s turut mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Rusia kepada Ukraina.
“Konflik di Ukraina dan krisis kemanusiaan di Eropa telah menyebabkan penderitaan bagi orang-orang yang tidak bersalah,” ujar Kempczinski.
“Sebagai sebuah sistem, kami bergabung dengan dunia dalam mengutuk agresi dan kekerasan serta berdoa untuk perdamaian.”
McDonald’s telah memberikan bantuan finansial kepada para pegawai McDonald’s Ukraina dengan memberikan gaji penuh, dan menyumbangkan 5 miliar dolar untuk dana bantuan pegawai.
Situasi perang antara Rusia dan Ukraina memberikan tantangan tersendiri bagi McDonald’s dalam mengambil keputusan terkait operasional restoran mereka di Rusia.
McDonald’s sejauh ini telah mempekerjakan sekitar 62.000 pegawai di Rusia dan bekerja sama dengan ratusan pemasok maupun mitra lokal di Rusia, untuk mendukung operasional bisnis mereka.
Pada akhirnya, McDonald’s memutuskan untuk menutup sementara seluruh restoran mereka di Rusia karena dianggap berlawanan dengan nilai-nilai perusahaan. Keputusan tersebut diambil setelah melalui konsultasi dengan petinggi-petinggi McDonald’s.
“Pada saat yang sama, nilai-nilai kami menandakan bahwa kami tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina,” jelas Kempczinski.
“Kami memahami dampaknya terhadap kolega dan mitra Rusia kami. Itulah sebabnya kami siap untuk mendukung program pensiun di Ukraina dan Rusia. Ini termasuk kelanjutan gaji untuk semua pegawai McDonald's di Rusia.”
McDonald's akan terus menilai situasi yang sedang terjadi dan menentukan apakah perlu ada keputusan tambahan terkait operasional bisnis mereka di Rusia. McDonald’s belum bisa memprediksi kapan restoran mereka akan kembali dibuka di Rusia.