Di Desa Pulau Pandan, Komunitas MAGA Ajak Remaja Rancang Masa Depan Unik

Hernawan | Vyona Fitri Subroto
Di Desa Pulau Pandan, Komunitas MAGA Ajak Remaja Rancang Masa Depan Unik
Gambar Hasil Karya Vision Board Siswi Desa Pulau Pandan Kota Jambi (Doc.Pribadi/Vyona Fitri Subroto)

Di Desa Pulau Pandan, Kota Jambi, suasana tak biasa terasa di sebuah rumah warga yang disulap menjadi ruang kegiatan. Sekelompok remaja duduk melingkar di atas tikar, dikelilingi spidol, gunting, potongan majalah bekas, stiker warna-warni, serta lem. Mereka tengah mengikuti sesi vision board, sebuah kegiatan reflektif dan kreatif yang mengajak peserta memvisualisasikan masa depan melalui gambar, simbol, dan kata-kata penuh makna.

Kegiatan ini merupakan inisiatif Komunitas MAGA (Measurable, Achievable, Goal-Oriented, Actionable), yang digerakkan oleh tujuh mahasiswa Psikologi Universitas Jambi yaitu Aulia, Vyona, Davina, Adit, Bintang, Rossa, dan Salsa. Komunitas ini dibentuk sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan seputar pengembangan diri, dengan fokus utama pada pendampingan remaja.

Kegiatan dimulai dengan pengantar dari fasilitator mengenai pentingnya memiliki arah hidup. Para peserta diajak untuk merenungkan pertanyaan seperti: "Apa cita-citamu?", "Ingin tinggal di mana nanti?", "Apa yang ingin kamu capai dalam hidup?". Meski tampak sederhana, pertanyaan-pertanyaan ini mengaktifkan ruang berpikir yang selama ini jarang disentuh, apalagi secara bersama-sama.

Proses membuat vision board lalu dimulai. Setiap remaja menerima selembar styrofoam putih sebagai “kanvas masa depan” mereka. Di sana, mereka bebas menempelkan gambar, menulis kata-kata motivasi, dan menggambarkan impian yang selama ini mungkin hanya tersimpan dalam kepala.

Ada yang menempelkan foto stiker sesuai dengan keinginan mereka, ada pula yang menuliskan di kertas warna-warni mengenai kampus impian di kota besar. Seorang peserta dengan semangat menggambar dan berkata, “Aku ingin bekerja di bidang keuangan, terutama di STAN.” Sementara yang lain memilih gambar papan tulis dan buku, tanda keinginan menjadi guru yang berdedikasi.

Dalam proses tersebut, tampak jelas bahwa kegiatan ini bukan semata tugas tempel-menempel. Anak-anak saling bertanya, tertawa, bahkan berbagi lem dan stiker. “Sini stikermu lucu, boleh aku pinjam buat gambar kampus?” tanya salah satu peserta. Interaksi seperti ini menunjukkan bahwa proses bermimpi bisa tumbuh bersama, bukan hanya dalam ruang individual.

Setelah selesai, peserta diminta maju satu per satu untuk mempresentasikan vision board mereka. Ada yang malu-malu, ada yang percaya diri, tapi semuanya mendapat tepuk tangan. Bukan sekadar simbol apresiasi, tapi juga bentuk dukungan dari teman sebaya yang sama-sama sedang tumbuh dan bermimpi.

Salah satu peserta, remaja perempuan dengan logat Jambi yang khas, mengatakan, “Biasanya kami nggak mikir jauh. Tapi pas bikin ini, kayak sadar harus mulai pelan-pelan. Jadi tahu langkah pertamanya apa.” Perkataan itu mengingatkan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya seru, tapi juga bermakna secara psikologis.

Kegiatan ini mungkin terlihat sederhana, namun menyimpan dampak psikologis yang kuat. Vision board adalah alat refleksi visual yang membantu individu menyusun tujuan hidup secara konkret. Saat remaja diberi ruang aman untuk mengekspresikan harapan mereka, di situlah keberanian dan motivasi bertumbuh. Ini menjadi salah satu cara efektif untuk membangun mindset positif yang sangat dibutuhkan dalam masa-masa transisi menuju dewasa.

Bagi Komunitas MAGA, ini bukan akhir dari kegiatan. Mereka percaya, ketika seorang remaja bisa melihat dan menyuarakan mimpinya, satu pintu masa depan telah terbuka. Sisanya adalah proses berjalan perlahan, namun dengan arah yang lebih jelas.

Kegiatan seperti ini menjadi sangat penting untuk membangun pondasi mental yang kuat bagi generasi muda, terutama yang tinggal di daerah yang masih minim akses pendidikan dan pendampingan. Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, harapan mereka tidak hanya sekadar mimpi, melainkan bisa diwujudkan menjadi kenyataan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak