Lobang Jepang, Saksi Bisu Sejarah Kelam Pendudukan Jepang di Tanah Air

Hayuning Ratri Hapsari | Priscilla Olga Salim
Lobang Jepang, Saksi Bisu Sejarah Kelam Pendudukan Jepang di Tanah Air
Lobang Jepang (Dok. Pribadi/priscillaolga)

Goa Jepang (Lobang jepang- Bahasa Minang) Bukittinggi dikutip dari Wikipedia merupakan salah satu dari sekian banyak terowongan yang dibangun oleh tentara Jepang di Indonesia pada masa pendudukannya di Indonesia dari tahun 1942 – 1945.

Inisiasi pembangunan terowongan ini dicetuskan oleh Letjen Moritake Tanabe, panglima divisi ke 25 Angkatan Darat Jepang. Tujuan pembangunan terowongan ini adalah sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang dan juga sebagai tempat bersembunyi serta berlindung dari kejaran tentara sekutu.

Terowongan ini memiliki panjang yang mencapai 1400 meter, berbelok belok dan memiliki lebar sekitar 2 meter. Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa dikerahkan dan didatangkan dari Pulau Jawa dan Kalimantan untuk menggali lobang ini.

Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah memang merupakan bagian dari taktik Jepang agar para pekerja tidak bisa melarikan diri dan rahasia tentang terowongan ini tetap terjaga.

Lobang Jepang ini sendiri baru mulai dikelola menjadi objek wisata sejarah pada tahun1984 oleh Pemerintah Kota Bukittinggi. Beberapa pintu keluar dari lobang ini ada di kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, Istana Bung Hatta dan Taman Margasatwa Kinantan.

Pintu masuk yang digunakan saat ini untuk berwisata hanya yang dari Taman Panorama saja, Panjang Lobang Jepang di Bukittinggi mencapai 6 kilometer dan merupakan salah satu yang terpanjang di Asia dengan kedalaman mencapai 49 meter.

Karena pembangunannya yang sangat rahasia, Lobang Jepang ini sendiri baru ditemukan pada awal tahun 1950. Saat ditemukan pintu terowongan yang kelihatan hanya sekitar 20 cm saja. 

Beberapa keistimewaan Lobang Jepang Bukittinggi antara lain:

  • Konon mampu menahan letusan bom seberat 500 kilogram. Saat gempa hebat melanda Bukittinggi sekitarnya ditahun 2005 hanya sedikit saja bagian dinding goa yang terkelupas.
  • Tanah pembentuk dinding goa bersifat agak unik, tidak mudah longsor dan semakin kena air semakin padat.
  • Di dalam Lobang Jepang ada 21 lorong/kamar kamar kecil yang memiliki fungsi dan keunikan tersendiri, seperti dapur, penjara, ruang rapat maupun kamar pekerja dan kamar tentara.
  • Bagian yang digunakan untuk wisata hanya sekitar 1,5 Km, sehingga perjalanan tidak lebih dari 15 menit. Harap dimaklumi karena posisi lobang ini yang berada jauh di bawah tanah, kita harus menuruni 132 buah anak tangga, tentu persediaan udara segar sangat terbatas jadi sangat tidak dianjurkan untuk berlama lama didalamnya.
  • Saat ini Lobang Jepang telah dilengkapi dengan penerangan yang bagus dan ventilasi udara yang memadai serta balok balok penopang sebagai pengaman jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan.

Demikianlah sedikit informasi tentang Lobang Jepang Bukittinggi yang menyimpan sepenggal kisah kelam penjajahan Jepang di Indonesia.Saat ini kawasan Lobang Jepang telah dibuka sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang ada di Sumatera Barat.

Bagi para wisatawan pencinta sejarah silakan mengunjungi objek wisata ini  cukup membayar Rp 15.000 per orang kita dapat menjelajah ke bawah tanah. Jangan takut, jika kita butuh pemandu pengelola juga telah menyediakan jasa guide yang berpengalaman.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak