Ulasan It Ends With Us, Pengalaman Pilu Colleen Hoover Semasa Kecil

Hernawan | Laeli Nikmatul Hidayah
Ulasan It Ends With Us, Pengalaman Pilu Colleen Hoover Semasa Kecil
Cover Book: It Ends With Us (instagram/booksbloggeer)

Pertama kali melihat judulnya, saya kira hanya novel bergenre romance biasa. Namun, setelah membacanya saya jatuh cinta dengan konflik dan alur yang diciptakan oleh penulis. Sungguh memberi kejutan yang luar biasa!

Novel It Ends With Us tersedia dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama, tetapi terdapat judul kecil di samping kirinya, yakni Akhir Antara Kita. Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 480 halaman.

Pada bab pertama, tokoh utamanya, yakni Lily bertemu dengan seorang laki-laki yang nantinya akan menikah dengannya. Satu hal yang khas dalam hubungan mereka adalah penggunaan "kejujuran telanjang" untuk mengungkapkan sesuatu yang sedang mereka pikirkan atau rasakan.

Setelah menikah, hal tidak terduga dialami oleh Lily. Ternyata Ryle, suaminya memiliki kebiasaan yang sama dengan ayahnya dahulu. Ayah Lily melakukan kekerasan dalam rumah tangga berulang kali kepada ibunya, tetapi ibunya selalu memaafkan dan tetap bertahan dengan ayah Lily sampai kematian ayahnya tiba.

Namun, yang berbeda adalah Ryle bersikap kasar hanya ketika emosinya memuncak yang disebabkan trauma oleh masa kecilnya. Sedangkan Ayah Lily melakukannya sebab memiliki temperamen tinggi yang tidak bisa dikontrol.

Akhir cerita ini adalah Lily memilih bercerai dengan Ryle dan kembali kepada cinta pertamanya, yakni Atlas. Atlas adalah laki-laki yang memiliki nasib sama sepertinya dan selalu menjaga Lily sewaktu orang tuanya berkonflik.

Kutipan paling menarik dalam buku ini adalah, “Tidak ada yang namanya orang jahat. Kita semua hanya orang biasa yang melakukan hal-hal buruk.”

Pengalaman pilu Colleen kecil mengantarkannya untuk mengubah kejadian nyata menjadi sebuah buku. Collen menggunakan kisah ibunya sama persis dalam konflik Lily dan Ryle. Kekejaman Ryle dan kesedihan Lily tergambar jelas dalam cerita. Hal ini membuat saya ikut merasakan bagaimana rasanya menjadi korban kekerasan.

Hal itu membuat saya ikut berpikir bahwa menjadi perempuan dalam posisi tersebut adalah sulit. Apalagi jika perempuan tersebut tidak merdeka secara finansial. Maka mau tidak mau perempuan harus tetap bersama suaminya meskipun mengalami berbagai ketidakadilan.

Novel ini mengajarkan pembaca untuk terus berenang mengarungi kehidupan apapun yang terjadi dan mengambil jalan kehidupan yang menurutnya adalah pilihan terbaik.

It Ends With Us adalah salah satu novel yang wajib dibaca!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak