Review Buku Mulai dari Mimpi, Setiap Pemimpi Harus Memiliki Jiwa Pejuang

Candra Kartiko | Rozi Rista Aga Zidna
Review Buku Mulai dari Mimpi, Setiap Pemimpi Harus Memiliki Jiwa Pejuang
Buku Mulai dari Mimpi (Dok. Pribadi/Fathorrozi)

Buku dengan cover layang-layang yang tengah melayang di atas langit biru ini merupakan buku motivasi bagi para pejuang mimpi. Mengajak kepada pelaku mimpi untuk mewujudkan mimpinya hingga menjadi kenyataan. Menggiring kita sebagai pembaca akan kesadaran bahwa kesuksesan hari ini merupakan impian masa lalu.

Jika ingatan kita dibawa ke peristiwa sejarah pada ratusan tahun silam, kita teringat bagaimana Portugis menjajah bumi pertiwi, dilanjut oleh Belanda, kemudian disusul Inggris, lalu diakhiri oleh Jepang.

BACA JUGA: Hobi Membaca Buku? 4 Tempat Ini Wajib Didatangi saat Berkunjung ke Jakarta

Sejak itu masyarakat nusantara disadarkan oleh Pattimura, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Kartini, Dewi Sartika, Pangeran Diponegoro, serta tokoh-tokoh lainnya, bahwa tanah air sedang dijajah. Lalu dari kesadaran tersebut, muncullah keinginan atau mimpi.

Masyarakat nusantara bermimpi menjadi bangsa yang merdeka. Didukung oleh pemuda, mimpi tersebut diwujudkan lewat deklarasi. Satu bangsa Indonesia. Satu tanah air Indonesia. Satu bahasa Indonesia. Impian yang dideklarasikan tersebut menjadi mantra, mengalir di pembuluh darah, mengisi tulang sumsum, lalu menjadi napas kehidupan.

Sehingga, berkat kegigihan dan perjuangan tanpa henti itu mimpi menjadi kenyataan. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

BACA JUGA: Keindahan Akik, Keris dan Senja dalam Novel Akik dan Penghimpun Senja

Demikianlah isi buku ini; membimbing para pejuang mimpi untuk menjadi kenyataan. Penulis menyampaikan bahwa mimpi itu gratis. Negara tidak pernah menarik pajak untuk mimpi. Siapa saja boleh bermimpi. Satu, boleh; dua, silakan; tiga pun, tidak apa-apa. Kalau ada yang mau bermimpi lebih dari tiga pun tidak ada larangan.

Mimpi itu tidak dibatasi. Siapa pun bisa bermimpi menjadi apa atau memiliki apa. Putra seorang pekerja di desa boleh bermimpi menjadi jenderal bintang empat. Putri seorang petani bisa bermimpi menjadi dokter. Silakan bermimpi. Jangan takut, meski setinggi-tingginya.

Sebagai buku motivasi, penulis tiada henti memotivasi pembaca untuk mewujudkan mimpi mereka. Banyak contoh pemimpi yang bisa meraih mimpinya. Padahal saat ia bermimpi, jarak antara dirinya dan mimpi tersebut sangat jauh. Para pemimpi itu tidak pernah takut. Mereka selalu meyakini, suatu hari nanti mimpi itu pasti terbeli. Meski banyak orang mencaci, mereka tidak peduli.

BACA JUGA: Tobek Paboun: Area Persawahan Jadi Destinasi Wisata Pedesaan di Kuansing

Penulis juga menyarankan agar pemimpi harus memiliki jiwa pejuang, tidak patah arang. Terus berjuang mewujudkan mimpinya. Sebab, saat mimpi terwujud, para pencaci akan diam seribu bahasa.

Setiap lembar pada buku setebal 159 halaman ini tidak lepas dari kata motivasi untuk memproklamirkan mimpi. Mimpi, usaha dan doa merupakan tiga hal yang tidak boleh lepas dari pejuang mimpi. Selama masih memiliki hasrat untuk meningkatkan kualitas hidup, selama masih giat belajar menambah ilmu, selama masih sanggup bekerja keras, selama masih percaya pada kekuatan doa, tidak ada mimpi yang tidak bisa diraih.

------------------------------

Identitas Buku

Judul Buku: Mulai dari Mimpi

Penulis: Saiful Falah

Penerbit: Republika

Cetakan: I, November 2022

Tebal: viii + 159 halaman

ISBN: 978-623-279-158-9

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak