Menjadi dewasa memang penuh tantangan. Jika dulu saat masih kecil kita selalu antusias menyambut usia dewasa, nyatanya setelah dijalani justru kita ingin kembali menjadi anak kecil. Hidup memang tidak bisa ditebak. Terkadang apa yang tidak kita punya selalu kita dambakan, tanpa berusaha merasa cukup dengan apa yang sudah kita miliki.
Fase menuju dewasa biasanya diwarnai dengan berbagai konflik dan masalah, termasuk konflik terhadap diri sendiri. Ada semacam pergulatan batin dan perasaan tidak bisa menerima diri sendiri. Untuk mengatasi hal ini, kita perlu belajar menghargai diri dan menerima diri sendiri.
Lewat buku-buku self improvement terjemahan dari penulis asal Korea Selatan berikut ini, aku harap kita bisa sama-sama belajar untuk lebih mencintai dan menerima diri sendiri.
1. Hargai Diri Sendiri dan Berhentilah Tersakiti karya Yoo Eun Jung
Buku ini membahas tentang luka hati yang seringnya disebabkan oleh orang-orang terdekat kita. Saat kita membuka diri dalam suatu relasi, maka kita akan rentan untuk disakiti. Kita juga terkadang terlalu keras berusaha untuk memenuhi ekspektasi orang lain sampai akhirnya lelah sendiri.
Meski demikian, apakah kita lantas harus menutup diri dari orang lain? Lewat berbagai pengalamannya sebagai seorang psikiater, penulis Yoo Eun Jung telah bertemu dengan beragam pasien yang terluka hatinya karena relasi dengan keluarga, teman, kolega, dan pasangan. Ia menuliskan ‘resep psikologis’ lewat buku ini untuk melindungi diri dan perasaan kita sendiri dalam sebuah relasi.
2. Buku Antimalas dan Suka Menunda karya Choi Myung Gi
Buku yang satu ini mungkin dibutuhkan oleh orang-orang yang sangat suka menunda-nunda. Kita mungkin pernah mengalami kondisi saat sudah berjuang keras tetapi masih dianggap malas. Terkadang kita sudah berusaha keras tetapi tetap saja mendapat nilai jelek.
Sebenarnya, apakah kita memang benar-benar malas atau sebenarnya ada hal lain yang membuat kita malas? Buku ini akan memberitahu hal ini beserta solusinya. Menurut buku ini, sesungguhnya ada kemalasan yang disebabkan oleh masalah emosi, sehingga perlu dicari tahu akar permasalahannya.
3. Tak Masalah Menjadi Orang yang Berbeda karya Kim Doo Eung
Buku yang satu ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar judul yang terpampang di covernya. Seringkali pada masa sekolah atau masa kecil dulu, orang-orang genius cenderung dianggap anak yang aneh, penyendiri, serta tidak mempunyai teman.
Buku ini akan mengajak pembaca untuk sadar bahwa di balik orang-orang hebat di dunia seperti Bill Gates, Edison, Andersen, Einstein, Beethoven, dan orang hebat lainnya memiliki sosok ibu hebat di baliknya.
Itulah tiga rekomendasi buku nonfiksi bergenre self improvement yang bisa kamu baca dan jadikan tambahan motivasi serta inspirasi. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.