Buku Sabar Paling Dalam karya Fajar Sulaiman adalah kumpulan refleksi yang menyentuh hati dan menenangkan jiwa. Lewat tulisannya, Fajar mengajak kita melihat rasa sakit dari sudut pandang yang lebih dalam dan penuh makna.
Ia menyampaikan bahwa ketika kita meminta untuk menjadi kuat, Tuhan justru memberi kita kesedihan dan air mata sebagai bentuk latihan hati.
Setiap halaman di buku ini terasa membuat pembacanya ingin bercermin sambil bertanya pada diri sendiri, sudahkah aku belajar bersabar hari ini?
Kutipan dan kalimat yang ditulis terasa masuk ke hati pembacanya. Membaca buku ini seperti berbincang dengan seseorang yang memahami luka tanpa perlu kita menjelaskannya.
Salah satu kekuatan buku ini adalah kemampuannya menuntun pembaca untuk introspeksi secara halus namun jujur.
Di tengah rutinitas yang sibuk dan tekanan hidup yang tidak selalu ringan, buku ini hadir sebagai pengingat bahwa semua rasa sakit memiliki tujuan.
Gaya penulisan Fajar Sulaiman begitu sederhana tapi punya daya sentuh yang kuat.
Tidak ada kalimat-kalimat rumit atau puitis berlebihan, hanya kata-kata yang jujur dari hati. Justru karena kesederhanaan inilah, pesannya terasa lebih dekat dan mudah diterima oleh siapa saja.
Buku ini terdiri dari 187 halaman, namun bisa dibaca cukup cepat karena formatnya yang ringan. Setiap halamannya hanya berisi sedikit teks, diselingi dengan ilustrasi yang simpel namun bermakna.
Desain seperti ini membuat pembaca merasa senang membacanya dan seperti diajak untuk istirahat sejenak dari penatnya kehidupan.
Ilustrasi yang ditampilkan pun mendukung suasana reflektif dalam buku ini. Gambar-gambarnya sangat pas dan tidak menghilangkan isi makna buku ini. Tidak berlebihan, namun cukup untuk memperkuat emosi di setiap topik.
Ketika merasa kecewa dan lelah, buku ini bisa menjadi teman yang merangkul kita sambil berbisik, “Tidak apa-apa, kamu tidak sendiri kok”. Maka tak heran jika banyak orang yang kembali membaca ulang buku ini ketika butuh ketenangan hati.
Tak hanya bicara soal sabar, buku ini juga menyentuh banyak aspek emosi manusia yang rapuh namun kuat.
Banyak hal yang disampaikan mulai dari rasa kehilangan, harapan, memaafkan, dan tentang menerima kenyataan yang tidak sesuai harapan. Semuanya disampaikan dengan cara yang lembut namun menyentuh.
Sabar Paling Dalam bisa menjadi pengingat yang menyadarkan bahwa proses menyembuhkan diri sering kali dimulai dari memahami bahwa luka adalah bagian dari perjalanan. Dan tidak apa-apa jika butuh waktu untuk benar-benar baik-baik saja.
Fajar Sulaiman menuliskan isi bukunya bukan untuk menggurui, melainkan menemani. Ia memang tidak memberikan solusi yang pasti, tapi ia bisa memberikan sudut pandang baru yang membuat kita merasa lebih damai. Terkadang, itu lebih berguna daripada motivasi yang bersifat menggebu-gebu.
Buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu baca ketika berada di fase terendahmu, atau hanya sekadar ingin istirahat dari kericuhan dunia.
Ia mengingatkan bahwa sabar bukan berarti diam, melainkan menerima dengan tenang apa pun yang sedang kamu hadapi.
Kalian harus sadar bahwa rasa sakit itu bukan sebuah hukuman, melainkan bagian dari proses kalian untuk menjadi manusia utuh.
Dengan bahasa yang hangat, Sabar Paling Dalam berhasil menjadi bacaan bagi banyak orang yang mencari kedamaian.
Ia tak memaksa kita untuk segera bangkit, tapi justru menenangkan agar kita bisa bangkit dengan perlahan dan sadar. Buku ini layak dimiliki dan dibaca ulang kapan pun ketika hati kalian sedang tak tenang.