"People change. Feeling change. It doesn't mean that the love once shared wasn't true and real. It Simply just means that sometimes when people grow, they grow apart." Arti dalam bahasa Indonesia, “Orang berubah. Perubahan perasaan. Itu tidak berarti bahwa cinta yang pernah dibagikan tidak benar dan nyata. Itu hanya berarti bahwa kadang-kadang ketika orang tumbuh, mereka tumbuh terpisah”.
Kalimat di atas adalah kutipan dari film 500 Days of Summer yang dirilis pada tahun 2009. Film ini bercerita tentang seorang wanita bernama Summer dari sudut pandang karakter Tom. Gejolak batin Tom yang disebabkan oleh cintanya pada Summer memaksanya untuk belajar menerima.
Film Marc Webb, dari awal, tidak menjanjikan atau berbicara tentang cinta dengan akhir yang bahagia. Memang, film ini bercerita bahwa dalam cinta, segala sesuatu mungkin terjadi.
Dalam film ini, karakter Tom menghadapi masa krisis selama seperempat hidupnya. Menurut Robbins dan Wilner (2001), Your Life Crisis adalah jenis krisis emosional yang terjadi pada usia dua puluhan. Emosi tersebut antara lain perasaan kesepian, kurang percaya diri, dan takut gagal di masa depan. Dengan kata lain,
Quarter Life Crisis, dapat juga dipahami sebagai krisis emosional yang terjadi pada usia produktif kerja. Pada usia ini, kita beranjak dari remaja menuju dewasa. Seseorang terikat untuk mengubah rutinitasnya dengan semua tuntutan yang berbeda.
Lingkungan dan situasi yang berbeda juga memberi tekanan pada seseorang untuk mengatasi masalahnya. Seorang responden mengatakan dia mulai mengalami krisis berharga ketika dia baru berusia 22 tahun. Masa studi yang baru saja berakhir mau tidak mau memaksanya untuk memikirkan karir.
Melalui krisis empat tahun, 500 Days of Summer's Tom mengalami hal yang sama seperti hubungannya dengan Summer menjadi rumit. Summer tidak pernah menjanjikan Tom tentang kondisinya. Namun, mereka bertingkah seperti sepasang kekasih. Ada sejumlah kondisi di mana Tom bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk menghadapi krisis quadruple.
Di akhir cerita, karakter Tom memilih untuk pindah kantor dan mencari pekerjaan lain. Bekerja sebagai karyawan di perusahaan kartu pos mengingatkannya pada Summer. Tom memilih untuk mencoba peruntungannya dengan keyakinan pada mimpinya.
Keterampilan menggambarnya dan perlengkapan arsitek yang dimilikinya. Dia berusaha mencari pekerjaan. Tom merasa dia harus melakukan sesuatu yang baru. Setelah musim panas yang buruk, dia menyadari bahwa kebangkitan diperlukan untuk membalikkan keadaan.
Tidak mudah untuk pulih dari situasi yang pahit. Dibutuhkan banyak keberanian dan kemauan untuk bersatu untuk bangkit. Tindakan Tom mengajarkan bahwa segala sesuatu patut dicoba. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan jika tidak dimulai dari sekarang. Itulah gambaran kisah di film 500 Days of Summer. Sudahkah kamu menontonnya?
Baca Juga
-
Nikita Mirzani Merasa Bahagia Dipenjara: Jadi Primadona Tahanan
-
Kick-Off Indonesia vs. Vietnam Diubah, Pelatih Park Hang-Seo Berikan Pesan Menohok
-
Dito Mahendra Dipanggil KPK, Nikita Mirzani Bahagia: Saya Akan Ikut Datang
-
Nikita Mirzani Bahas Penggalangan Dana Indra Bekti, Warganet: Baru Keluar Bui Ngomongnya Agak-agak
-
Pasanganmu Kurang Peka, Lakukan 4 Tips Ini agar Dia Tau Diri
Artikel Terkait
-
5 Mantan Kekasih Amanda Manopo, Ini Kisah Pacari El Rumi hingga Billy Syahputra
-
Billy Syahputra Sempat Peringatkan Amanda Manopo Jaga Jarak dengan Arya Saloka: Gak Enak Sama Istrinya
-
4 Alasan Pria Berjuang Demi Cinta, Apakah Kamu Melakukannya Juga?
-
Denny Darko: Karier Arya Saloka dan Amanda Manopo Sengaja Dirusak Pakai Video Mesra
Entertainment
-
The Last of Us Season 2 Dihujani Kritik, Bella Ramsey Angkat Bicara
-
Masuk Band Militer, Yugyeom GOT7 Berangkat Wajib Militer September Depan
-
Blake Lively Gabung di The Survival List, Jadi Pemain Sekaligus Produser
-
Sinopsis Bakebake, Drama Jepang Terbaru Akari Takaishi dan Tommy Bastow
-
Sinopsis Film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat, Tayang Bulan Depan
Terkini
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi