Tenggelamnya Kapal van der Wijck merupakan film Indonesia yang rilis pada tahun 2013, diproduksi oleh Ram Soraya, dan disutradarai oleh Sunil Soraya. Film ini diadaptasi dari novel legendaris milik Buya Hamka yang terbit pada tahun 1938. Film yang mengambil latar pada masa Indonesia masih dijajah Belanda ini dimainkan oleh beberapa aktor berbakat, seperti Herjunot Ali (Zainuddin), Pevita Pearce (Hayati), dan Reza Rahadian (Aziz).
Film Tenggelamnya Kapan Van der Wicjk berkisah tentang Zainuddin yang pindah dari Makassar ke Batipuh untuk menuntut ilmu. Di desa Batipuh, ia langsung jatuh cinta terhadap Hayati yang merupakan kemenakan dari ketua suku Minangkabau. Kata paman Zainuddin, sang ketua suku Minangkabau tidak memperbolehkan pemuda Batipuh untuk menjadi suami Hayati. Namun, penjelasan tersebut tak mematahkan keingintahuan Zainuddin terhadap Hayati.
Sepulang mengaji dari surau, Zainuddin meminjamkan payung kepada Hayati yang tengah berteduh di sebuah warung bersama seorang teman perempuan. Sejak saat itu, Zainuddin dan Hayati saling berkirim surat yang membuat mereka menjadi dekat. Warga yang melihat jika Zainuddin dan Hayati sering bertemu pun mengadukan hal tersebut kepada sang ketua suku, yang menyebabkan Hayati diminta untuk menjauhi Zainuddin, sedangkan Zainuddin sendiri diusir dari tanah Batipuh. Tak hanya itu saja, Hayati juga dijodohkan dengan Aziz, seorang padagang kaya raya dari kota Padang Panjang yang membuat Zainuddin dilanda keterpurukan selama berbulan-bulan karena Hayati telah mengingkari janji mereka.
Tak ingin dilanda kesedihan terus-menerus, Zainuddin memutuskan untuk merantu ke Surabaya bersama Muluk. Di sana, ia menjadi seorang penulis yang sukses. Namun, tak lama kemudian sosok Hayati dan Aziz kembali muncul di kehidupan Zainuddin yang mengingatkannya akan luka lama.
Ulasan:
Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah salah satu film bergenre Roman Indonesia yang sangat menguras emosi, ditambah akting para pemainnya yang sangat mengagumkan. Alur film ini juga sangat menarik serta suasana yang diperlihatkan pada film ini benar-benar seperti saat Indonesia masih dijajah oleh kolonial Belanda. Namun sayangnya, alur film ini bisa dibilang lambat. Dialog para tokohnya juga menggunakan bahasa Minang sehingga bagi penonton yang tidak mengerti bahasa Minang harus menyimak terjemahannya, membuat kefokusan para penonton sedikit terbagi. Akan tetapi, penulis tetap merekomendasikan film ini untuk ditonton bagi penikmat film bergenre roman Indonesia karena film ini tidak hanya berkisah mengenai cinta, tetapi juga tentang perjuangan hidup seseorang, yakni Zainuddin.
Baca Juga
-
Ingin Mendapatkan Nilai Ujian Semester Tinggi? Jangan Lakukan 5 Hal Ini!
-
3 Manfaat Memelihara Kucing, Pencinta Hewan Ini Pasti Setuju!
-
4 Hal yang Bikin Pacar Cemburu, Para Cowok Wajib Tahu!
-
Review Film To All The Boys I've Loved Before: Kisah Cinta Monyet Lara Jean
-
Penuh Rahasia, Ini 4 Tanda Cewek Pendiam sedang Naksir Kamu
Artikel Terkait
Entertainment
-
Dokter Kamelia Ungkap Fakta Mengejutkan Ammar Zoni: Dia Memang Ingin Sembuh
-
Sinopsis Burning Night, Drama China Terbaru Wang Yu Wen di Youku
-
Usung Tema Nightmare, BabyMonster Tampil 'Psycho' di Video Musik Terbaru
-
Suka Moon River? Ini 5 Drama Korea Pertukaran Jiwa yang Seru untuk Ditonton
-
Sutradara One Piece dan Dragon Ball, Tatsuya Nagamine Tutup Usia
Terkini
-
Raditya Dika dan Die with Zero: Cara Baru Melihat Uang, Kerja, dan Pensiun
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Style Hangout ala Kang Hye Won: 4 Inspo OOTD Cozy yang Eye-Catching!
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!