Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Desyta Rina Marta Guritno
Fermin Aldeguer (Instagram/@ferminaldeguer_54)

Salah satu momen paling mencuri perhatian dari balapan MotoGP Austria 2025 adalah performa luar biasa dari pembalap pendatang baru, Fermin Aldeguer. Pembalap muda asal Spanyol itu kembali menunjukkan kualitasnya sebagai calon bintang besar di masa depan.

Start dari posisi ketujuh di grid, ia sukses menyalip satu per satu lawannya hingga akhirnya mengakhiri balapan di posisi kedua.

Hasil tersebut bukan hanya sebuah kejutan, tetapi juga membuat publik yang memenuhi tribun Red Bull Ring berdecak kagum. Pasalnya, lintasan Austria dikenal sebagai salah satu trek yang menyulitkan untuk melakukan manuver.

Sejak awal lomba, perhatian sebenarnya tertuju pada duel antara Marc Marquez dan Marco Bezzecchi. Marquez berusaha keras untuk menguasai jalannya balapan, sementara Bezzecchi yang saat itu memimpin selama 20 putaran, tampak sangat sulit untuk dikejar.

Namun, tanpa banyak disadari, Aldeguer diam-diam menyusup dari belakang, menjaga performa motor dan ban, serta memanfaatkan setiap celah yang terbuka. Strateginya berjalan mulus, dan dalam waktu yang relatif singkat, ia sudah berada di barisan depan bersama Marc Marquez dan Marco Bezzecchi.

Hal yang paling menarik, bahkan Marquez sendiri sempat mengaku tidak menduga bahwa ancaman terbesar justru datang dari rookie yang baru naik ke kelas utama itu. Dia lebih banyak mewaspadai Bezzecchi.

"Saya hanya mengendalikan Marco. Ketika saya melihat rombongan di belakang tertinggal dua atau tiga detik, saya lupa memeriksa papan. Lalu tiba-tiba saya melihat satu orang lagi, seseorang, saya tidak tahu siapa. Lalu, ketika saya menyerang Marco, saya melihat namanya Aldeguer. Lalu saya mulai sedikit khawatir karena kemaein kami menganalisis antara pembalap Ducati dan dialah yang menjaga ban tetap awet," ujar Marc Marquez, dilansir dari laman Motorsport.

Beberapa lap terakhir menjadi momen menegangkan. Ketika sudah berada di posisi dua, Fermin menyiapkan serangan untuk mencoba merebut posisi puncak dari Marquez, tetapi waktu ternyata tidak berpihak padanya. Ketika bendera finis dikibarkan, jarak yang tersisa terlalu sempit untuk melakukan manuver pamungkas.

Meski gagal merebut kemenangan, Aldeguer sama sekali tidak menampakkan rasa kecewa berlebihan. Sebaliknya, ia mengaku puas dan bangga dengan hasil yang diraihnya.

"Balapan hari ini luar biasa. Ini salah satu balapan yang tak pernah terbayangkan. Saya tidak akan melakukan start terbaik. Saya kehilangan beberapa posisi, tapi perasaan saya selalu membaik," kata Aldeguer dengan gembira.

Menurutnya, bertarung langsung dengan seorang legenda seperti Marc Marquez adalah pengalaman yang sangat berharga. Ia menyadari betapa sulitnya menyalip pembalap berpengalaman, apalagi dalam kondisi tekanan penuh di lap-lap terakhir. Namun, ia juga menegaskan bahwa podium kedua di Austria adalah pencapaian yang layak dihargai.

"Saya menutup putaran demi putaran di depan Bezzecchi. Dan saya berkata 'Mungkin hari ini saya bisa memenangkan balapan'. Tapi sangat sulit untuk bersaing dengan Marc. Ketika Anda hampir menang, dia berusaha sekuat tenaga dan dia adalah juara dunia delapan kali," katanya.

Keberhasilan di Austria menambah daftar prestasi impresif Aldeguer di musim debutnya. Sebelumnya, ia sudah mencatat podium di GP Prancis.

Dua hasil besar itu semakin mengukuhkan statusnya sebagai pendatang baru paling bersinar musim ini. Dibandingkan dua rookie lainnya, yakni Ai Ogura dan Somkiat Chantra, performa Aldeguer terlihat jauh lebih konsisten dan agresif.

Pencapaian ini juga mengirimkan sinyal bahwa Fermin Aldeguer bukan sekadar pembalap pelengkap saha, melainkan calon juara masa depan. Keberaniannya untuk bertarung melawan pembalap top, kemampuannya menjaga fokus di lintasan sulit, serta mentalitasnya yang tidak mudah puas, membuat penonton mulai menaruh perhatian lebih kepadanya.

Desyta Rina Marta Guritno