Sudahkah kalian menonton film Taare Zameen Par? Jika belum saya sedikit akan membagikan cerita yang disajikan. Bagi saya film ini mampu menjadi salah satu insprasi dan saya merekomendasikan untuk ditonton oleh para orang tua. Sebab melalui film ini kita akan menemukan banyak nasihat yang dapat kita jadikan panutan dalam mendidik anak-anak. Jangan lupa siapkan tisu karena filmnya menguras air mata.
Film yang rilis tahun 2007 ini menghadirkan kisah seorang anak kecil bernama Ishaan yang mengalami disleksia. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disleksia adalah gangguan pada penglihatan dan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan saraf pada otak sehingga anak kesulitan membaca. Ishaan yang mengalami hal itu lantas sangat membenci sekolah dan beberapa kali bolos. Sebab ia selalu diejek dan dikucilkan oleh teman-temannya hanya karena ia tak mengikuti pelajaran dengan baik. Bahkan gurunya pun sampai kewalahan menghadapinya.
Saat di rumah, pun Ishaan mengalami perlakuan yang tak baik oleh ayahnya. Sering kali sang ayah menuntutnya untuk terus belajar. Jika Ishaan membangkang sudah tentu kena marah sang ayah. Orang tua Ishaan tak menyadari bahwa anak bungsunya ini memiliki bakat yang berbeda dari anak seusianya. Ishaan merasa dunia pendidikan formal di sekolah sangat membosankan. Namun ayahnya menginginkan dia untuk mengikuti jejaknya. Ishaan selalu dibandingkan dengan kakaknya yang pandai dalam bidang akademik.
Karena nilai akademiknya tak kunjung membaik, Ishaan dikirim ke sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya. Ishaan merasa kesepian. Ia tak merasakan lagi kehangatan orang tua. Ishaan semakin putus asa dengan pendidikannya. Ia mengalami hal yang tak seharusnya ia alami pada usia dini. Di sekolah barunya, tak kalah berbeda dengan sekolah lamanya. Banyak teman dan guru mengejeknya. Hingga datanglah seorang guru laki-laki. Ia datang dengan penuh keceriaan. Berbagi bahagia bersama anak didiknya.
Di tengah ia memberikan materi pelajaran ia melihat Ishaan yang tampak murung. Ia lalu mencari tahu apa yang terjadi pada Ishaan. Setelah diamati dan dicari tau oleh sang guru, ia menemukan satu hal bahwa Ishaan berbeda dengan teman-temannya. Ishaan memang tak pandai dalam bidang akademik, tetapi ia piwai dalam hal melukis. Terlihat dari gaya tulisannya setiap kali ia menulis. Namun banyak orang yang tak mengetahuinya.
Bakat yang dimiliki Ishaan membuatnya minder, karena tak ada satu orang pun yang mendukung bakatnya. Sang guru datang untuk membantu Ishaan keluar dari keterpurukannya. Ia mencoba membangkitkan kembali rasa kepercayaan diri Ishaan. Ia membuat lomba melukis untuk seluruh siswa dan guru yang ada di sekolah tersebut. Hal ini ia maksudkan untuk memperlihatkan pada semua orang bahwa Ishaan, seorang siswa yang selalu diejek dan dikucilkan mempunyai bakat yang luar biasa dalam bidang melukis.
Bagi saya film Taare Zameen Par ini mengajarkan bahwa tak semua anak akan menjadi orang yang sama saat ia dewasa kelak. Tentu ada yang menjadi dokter, pelukis, tukang batu, penulis, atlet dan sebagainya. Bahwa anak yang pintar itu tak hanya lahir dari nilai akademik yang bagus saja.
Seharusnya baik orang tua maupun para guru mampu melihat apa yang diinginkan seorang anak. Bukan malah menjustifikasi dan menuntut sang anak agar sama dengan apa yang kita inginkan. Memang tak salah mendidik dengan cara seperti itu, tapi ada cara yang lebih baik lagi yaitu dengan membiarkan anak mengeksplor rasa ingin tahunya, tetapi dengan catatan senantiasa dalam pengawasan kita.
Film Taare Zameen Par wajib ditonton oleh semua kalangan, terutama para orang tua. Selamat menonton!
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Buku The Second Chance: Pengelolaan Sumber Daya untuk Masa Depan
-
Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih: Romantisme Sejoli yang Penuh Kelucuan
-
Secuil Cerita Menyambut Satu Dekade Suara.com
-
Ulasan Buku 'Born To Be Success': Cara Mudah Meraih Sukses
-
Hapus Ketidakadilan Berbasis Gender, Pahami Feminisme Lewat Buku 'Menggugat Feminisme'
Artikel Terkait
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Dicap Duta Poligami, Ini Deretan Istri Fedi Nuril di Film: dari Rianti hingga Amanda Manopo
-
Pria Ini Bikin Publik Salfok, Netizen: Resto Aman dari Vampir
-
Review Film 50 First Date: Cinta yang Tak Pernah Membosankan untuk DiIngat
-
Kupas Film Bagheera: Perjuangan Sang Penegak Keadilan Melawan Korupsi
Entertainment
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Rekomendasi 4 Film dan Series yang Dibintangi Indra Birowo di Tahun 2024
-
Bukan Adegan Ranjang, Gong Yoo Ungkap Peran Tersulit di Serial The Trunk
-
Review Film 50 First Date: Cinta yang Tak Pernah Membosankan untuk DiIngat
-
Termasuk 'When the Phone Rings', 4 Drama Korea Heo Nam Jun Ini Wajib Kamu Tonton!
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda