Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Inayatun Najikah
Buku The Second Chance (Dok Pribadi/Inayatun)

Buku The Second Chance: memaksimalkan kontribusi kekayaan mineral untuk pembangunan berkelanjutan ini ditulis oleh Rezki Syahrir yang ditransformasikan dari disertasinya pada program doktoral di University of Exeter, Inggris. Profil singkat mengenai penulis buku ini, ia merupakan direktur IISM (Indonesian Initiative for Sustainable Mining) atau sebuah lembaga non pemerintah yang aktif mempromosikan tentang penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di sektor pertambangan dan pengolahan mineral serta industri ekstraktif lainnya di Indonesia. 

Buku ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama memaparkan tentang pengertian umum mineral dan pembangunan berkelanjutan yang dibagi kedalam sembilan sub bab. Bagian kedua dan ketiga merupakan penggalian fakta tentang pertambangan yang terjadi didalam maupun luar negeri. Bagian kedua fokus pada fakta pertambangan timah yang dieksplorasi semenjak abad ke-19 di Pulau Singkep, yang dibagi kedalam enam sub bab. Pada bagian ketiga yang terdiri tujuh sub bab ini adalah pendeskripsian pengelolaan tambang pada beberapa negara tetangga. Dan bagian keempat yang hanya ada tiga sub bab namun menjadi intisari terbitnya buku ini adalah tentang pandangan penulis mengenai masa depan pertambangan di Indonesia. 

Selain bab dan sub bab yang berbobot tersebut, buku terbitan PT Pustaka Obor Indonesia pada awal tahun 2024 ini juga dilengkapi dengan gambar serta tabel yang mendukung pembahasan pertambangan agar mudah dicerna oleh pembaca. Buku ini memiliki ketebalan 452 halaman yang sedari awal hingga akhir kita akan dipahamkan soal pemikiran penulis yang berkenaan dengan pembangunan berkelanjutan. 

Negara Indonesia yang kaya akan sumber daya alam tentu harus dikelola dengan baik oleh pemerintahnya. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga kemasyarakatan atau lainnya, dan masyarakat itu sendiri merupakan kunci tercapainya tujuan dari adanya pembangunan berkelanjutan. "Untuk menjaga pembangunan berkelanjutan, manfaat ekstraksi mineral harus didistribusikan secara merata diberbagai tingkat masyarakat dan juga diantara anggota masyarakat tanpa memandang asosiasi gender dan akses kemanfaatan." (halaman 62) 

Pengelolaan sumber daya alam baik tambang maupun lainnya tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Sebagai contoh pada Pulau Singkep masyarakatnya mengakui bahwa adanya pertambangan pada saat itu memiliki dampak positif seperti penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal yang dinilai cukup besar. Namun tak dipungkiri juga setelah penutupan penambangan ini meninggalkan dampak negatif yang cukup memprihatinkan. "Penutupan tambang menimbulkan masalah baru bagi masyarakat setempat. Ribuan hektar lahan terdegradasi dibiarkan tanpa upaya rehabilitasi. Lubang-lubang yang terbengkalai menjadi kolam tempat berkembang biak nyamuk yang menyebabkan kasus malaria meningkat." (halaman 168)

Oleh karenanya, melalui buku ini penulis memaparkan pelbagai praktik-praktik pengelolaan sumber daya berkelanjutan termasuk cara menguatkannya melalui kerangka kebijakan yang baik serta membangun kelembagaan yang kuat dalam hal mendukung supremasi hukum, memerangi korupsi, dan membangun akuntabilitas serta transparansi dalam tata kelola sumber daya itu sendiri. 

Kita memang tak akan habis melalap buku ini dalam satu waktu mengingat begitu padatnya isi yang tersaji dalam setiap sub bab. Namun sebagai ilmu pengetahuan kehadiran buku ini tentunya perlu mendapat perhatian dari kita sebagai generasi muda untuk memajukan dan mencapai tujuan adanya pembangunan berkelanjutan bagi negara tercinta Indonesia.

Mengutip pendapat Prof Frances Wall pada kata pengantar buku ini bahwa the second chance is a must read for anyone committed to shaping a more sustainable and prosperous future through responsible and sustainable resource management (Buku The Second Chance merupakan bacaan wajib bagi siapa pun yang berkomitmen untuk membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera melalui pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan). Selamat membaca. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.'

Inayatun Najikah