Nama YouTuber Jerome Polim beberapa hari ini menjadi perbincangan hangat para netizen khususnya di kalangan warga Twitter. Penyebabnya adalah cuitan dari seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang mengungkapkan bahwa banyaknya WNI di sana yang tidak menyukai Youtuber pemilik channel Nihongo Mantappu tersebut. Alasannya karena Jerome dinilai kurang sopan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua.
Tidak hanya itu, Jerome juga dinilai terlalu menggeneralisasi ketika memberikan informasi seputar negara Jepang. Dari satu thread yang dibuat itu akhirnya memunculkan sebuah bola api panas yang menimbulkan banyak sekali hate speech yang ditujukan kepada YouTuber Jerome Polin tersebut.
Kakak sekaligus manajer dari Jerome Polin, Jehian memberikan tanggapan terhadap thread yang sudah terlanjur berkembang tersebut. Dalam satu cuitan, Jehian mengunggah tangkapan layar dm nya bersama WNI yang diketahui bernama Sistha tersebut.
Konteks: Mbak Sistha sadar kalau tweetnya jadi pemicu ujaran kebencian oleh banyak orang dan dia minta maaf atas hal itu. So if you contribute to the non-sense hate speech, you are part of the problem (tweet sudah diizinkan untuk dishare)," tulis Jehian di akun Twitternya.
Dm WNI pembuat thread tentang Jerome Polin
Wanita tersebut mengatakan jika sebenarnya tidak berniat untuk menjelek-jelekkan Jerome, ia hanya menjawab beberapa pertanyaan dari netizen mengenai apa yang ia dengar mengenai Jerome di Jepang sana. Namun, sepertinya orang-orang memanfaatkan cuitannya tersebut untuk menyebarkan ujaran kebenciannya terhadap Jerome.
"Kayak gini nih, kalo cuma "katanya.." "kelihatanya dia.." nggak perlu diurusin. Kalo dia emang nggak tau dan nggak nonton ngapain dibikin seakan-akan dia si paling tau tentang bang Jerome? Ujung-ujungnya menggiring opini yang jatuhnya bikin mental orang down," komen salah satu netizen
"Kok ada ya orang punya waktu dan energi untuk ngomongin orang yang belum tentu menjadi hal negatif di mata orang lain?" timpal netizen lainnya.
"Tetap smangat Mantappu Corp! Kalian tetap keren kok. Saran dan kritik netizen dijadiin pmbelajaran aja. Memang ego harus dibuang dulu di tengah popularitasan ini, karena substansi yang mereka sampaikan bukan tanpa alasan dan ga sedikit yang tepat sasaran. So, semangat berbenah untk Jerome dan tim!" ujar netizen lainnya.
Saat ini thread dari WNI yang tinggal di Jepang tersebut sudah dihapus. Belum ada pernyataan resmi dari Jerome Polin mengenai banyaknya hate speech yang ditujukan kepadanya.
Baca Juga
-
Terungkap! Motif Armor Toreador Lakukan KDRT ke Cut Intan Nabila, Polisi Dalami Kasus
-
Video Detik-detik Penangkapan Armor Toreador Usai Viral Lakukan KDRT pada Cut Intan Nabila
-
Armor Toreador Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Alvin Faiz Jadi Korban
-
Kartika Putri Murka Disebut Hijrah karena Takut Ketahuan Prostitusi: Fitnahan Terkejam!
-
Selebgram Cut Intan Nabila Alami KDRT, Unggahan Sebelumnya Diduga Jadi Kode
Artikel Terkait
-
6 Kontroversi Jerome Polin, Namanya Kembali Disorot Setelah Ramai Dirujak Warganet Twitter
-
Apa Arti KY? Julukan Miring Untuk Jerome Polin dalam Bahasa Jepang
-
Syahrini Rekam Orang Tua Sedang Makan, Publik Sebut Tak Punya Sopan Santun
-
Di Indonesia Dipuja-puja, 3 Fakta Kontroversi Jerome Polin yang Dibenci WNI di Jepang
-
Setelah Nessie Judge dan Gita Sav kini Giliran Jerome Polin yang Dirujak Netizen, Kenapa?
Entertainment
-
Debut 23 Juni, THEBLACKLABEL Perkenalkan Member Grup Co-ed ALLDAY PROJECT
-
Rilis Teaser, Film The Lost Bus Suguhkan Aksi Penyelamatan yang Dramatis
-
BOYS II PLANET Mulai Produksi, Simak Format Debut dan Tanggal Tayangnya
-
Doyoung NCT Mengenang Indah di Lagu Comeback Solo Terbaru Bertajuk Memory
-
7 Rekomendasi Film Romantis Korea yang Bikin Baper dan Terharu
Terkini
-
Ulasan Lagu Answer oleh ATEEZ: Pesan Kuat dari Perjalanan Mencari Jati Diri
-
Tragisnya Pemain Keturunan Malaysia, Dinaturalisasi Hanya untuk Bermain di JDT!
-
Dampak Nikel terhadap Ikan Pari dan Penyu: Raja Ampat Sudah Tak Aman
-
Review Film Love and Leashes, Eksperimen Cinta yang Unik di Dunia Kerja
-
Budaya Me Time: Self-Care, Self-Reward, atau Konsumerisme Terselubung?