Baru-baru ini, Webtoon kembali menghadirkan komik-komik baru dalam berbagai genre untuk para pembaca. Salah satunya yaitu 'I Thought My Time Was Up!' karya Essie dan Hyeyong. Bergenre romansa fantasi, Webtoon ini mengambil latar kerajaan.
Kehadirannya cukup populer hingga Webtoon satu ini kerap menempati trending 1. Tak hanya punya gaya art yang cakep abis, alur ceritanya pun anti ngebosenin!
Menceritakan tentang sosok lady bangsawan bernama Lariette Blanchett, karena kelebihan mana dalam dirinya, Lariette divonis oleh dokter hanya punya sisa hidup 3 bulan. Oleh sebab itu, ia mulai membuat list hal-hal yang ingin ia lakukan sebelum mati.
Ia yang hidup sebagai Lady Blanchett, menjadi putri yang tersisihkan. Ia hanya dijadikan alat pembayar hutang oleh keluarganya. Ia bahkan akan dinikahkan dengan lelaki bangsawan tua dan gemuk.
Mengetahui usianya tak lama lagi, Lariette akhirnya berbuat hal-hal yang selama ini ia inginkan. Mulai dari memutuskan pertunangan, keluar dari rumah, hingga berpacaran dengan pria tampan.
Suatu hari, ia bertemu dengan Duke Asrahan Candell yang dijuluki monster dan iblis. Sosoknya yang begitu kuat hingga selalu memenangkan peperangan menjadikan dirinya ditakuti. Selain itu, ia juga mengidap suatu kutukan yang membuatnya selalu dijauhi dan hidup terasing.
Sayang sekali, berbagai rumor dan kutukan Asrahan tidak mempan untuk membuat Lariette menjauh darinya. Lariette sudah terlanjur naksir berat sama muka ganteng Asrahan. Ia bahkan tanpa takut-takut mengajak Asrahan berpacaran dengannya. Naasnya, ia juga ditolak mentah-mentah oleh Asrahan.
Namun, Lariette anti banget sama yang namanya menyerah sebelum berperang. Masih ada 1001 cara menahlukkan Duke Candell. Saat itu, berita tentang Asrahan tengah mencari penyihir pemurnian sedang menyebar di sebuah guild petualang. Lariette yang melihat kesempatan emas itu, akhirnya mencari cara menemui Duke.
Ia pun melakukan pemurnian pada kutukan yang diderita Asrahan. Ajaibnya, Lariette berhasil memurnikan pergelangan tangan Asrahan yang bahkan tak pernah terjadi sebelumnya. Asrahan pun membawa Lariette dan menjadikannya penyihir pemurniannya. Dari sinilah kisah somplak keduanya dimulai!
Kalau baca webtoon satu ini, pasti bawaannya pingin gigit bantal saking gemesnya. Apalagi di Lariette udah dapet julukan dari pembaca sebagai female lead paling sat set dan anti malu-malu kucing. Gak kalah sama Lariette, si Duke Asrahan Candell juga punya julukan Duke bau bangke lantaran kutukannya yang memang menimbulkan bau semerbak seperti mayat. Kira-kira gimana kelanjutan kisah mereka ya?
Baca Juga
-
DnD Bellevue Milk House: Cafe Estetik ala Dongeng Kerajaan di Batu!
-
Batu Night Spectacular: Siap Menguji Adrenalin di Malam Hari!
-
Review Novel Sendiri Tere Liye: Sebuah Perjalanan Menyembuhkan Luka Kehilangan
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Berenang Seru di Hotel Swiss-Belinn Malang: Fasilitas Premium dengan Harga Wajar!
Artikel Terkait
-
Peninggalan Kerajaan Bali Lengkap dengan Sejarah Singkat Berdirinya
-
CEK FAKTA: LIVE, Penampilan Lesti dan Ahmad Dhani di Konser 51 Tahun Kerajaan Cinta
-
Gak Ingin Diledek di Sekolah, Pangeran George Ubah Tradisi Kerajaan Inggris
-
Penobatan Raja Charles, Kate Middleton Anggun Pakai Anting Kesayangan Putri Diana
-
Daya Tarik Curug Dago, Kaya akan Peninggalan Sejarah Kerajaan Thailand
Entertainment
-
Sinopsis Hi-5, Film Korea yang Dibintangi Lee Jae In dan Ahn Jae Hong
-
Nayato Fia Nuala Comeback Lewat Film Malam Jahanam yang Bikin Merinding!
-
Ramai Dibahas, Live-Action Avatar: The Last Airbender Resmi Lanjut Season 3
-
Elle Fanning Digaet Jadi Effie di The Hunger Games: Sunrise on the Reaping
-
Tom Cruise Beberkan Perjuangannya selama Syuting Film Mission: Impossible 8
Terkini
-
Mindful Eating atau Makan Sambil Scroll? Dilema Makan Sehat dan Screen Time
-
Review Film Test: Drama Kehidupan di Tengah Lapangan Kriket
-
Membangun Resiliensi Intelektual untuk Pendidikan Indonesia 2030
-
Susu Mak Tam Rasa Kopi Klasik: Pelipur Tugas yang Menyulut Semangat Belajar
-
Refleksi Diri Mahasiswa di Balik Kritik, Jangan Terlalu Defensif!