Setelah perilisannya pada Jum'at (08/09/2023), serial A Time Called You mendapat reaksi beragam dari publik. Tampaknya, remake drama Korea ini tidak dapat memenuhi ekspektasi penggemar serial aslinya.
Serial aslinya yang merupakan drama Taiwan, Someday or One Day, adalah karya paling populer secara internasional. Ketika remake drama Korea-nya dirilis dengan judul A Time Called You, penggemar Someday or One Day menemukan ada banyak ketidakakuratan dengan jalan cerita dari serial aslinya. Langsung saja penggemar mengkritik serial A Time Called You.
Tidak sampai disitu, yang lebih parah lagi adalah serial A Time Called You menggambarkan beberapa hal yang keliru tentang siswa SMA Korea Selatan di tahun 1998 . Kekeliruan ini membuat publik enggan menonton serial original Netflix ini.
KPOPPOST melansir pada Senin (18/09/2023) berikut tiga hal yang keliru tentang Korea Selatan di tahun 1998 dalam serial A Time Called You.
1. Siswa SMA naik skuter di Korea Selatan pada tahun 1998
Kekeliruan pertama yang paling parah adalah penggunaan skuter oleh siswa SMA dalam serial A Time Called You.
Memang adegan menggunakan skuter ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan serial aslinya, tetapi hal ini malah menyebabkan penggambaran Korea Selatan pada tahun 1998 yang tidak akurat.
Itu karena skuter tidak umum digunakan oleh siswa SMA di Korea Selatan pada tahun 1998. Faktanya, sebagian besar siswa SMA pada saat itu tidak diperbolehkan mengendarai skuter.
Untuk mengendarai skuter, diperlukan surat izin. Sedangkan surat izin tidak tersedia untuk siswa SMA. Kalaupun ada siswa SMA Korea Selatan yang mengendarai skuter di tahun 1998, kemungkinan besar siswa itu adalah seorang berandalan.
Namun, dalam serial A Time Called You, dua karakter siswa SMA-nya adalah siswa teladan. Serial tersebut memperlihatkan para siswa SMA teladan mengendarai skuter yang sebenarnya dilarang pada saat itu. Oleh karenanya, ini adalah kekeliruan fatal yang terjadi dalam serial A Time Called You.
2. Sekolah di pedesaan yang terlihat seperti sekolah bergengsi
Kekeliruan kedua dalam serial A Time Called You adalah kegagalan drama Korea tersebut dalam menggambarkan sekolah di pedesaan.
Ceritanya menyebutkan bahwa ketiga karakter utama bersekolah SMA di daerah pedesaan. Namun, setting sekolah dalam serial A Time Called You itu diambil di Universitas Yonsei untuk bagian luarnya. Tidak hanya itu, interior sekolah yang dibuat oleh tim produksi dalam drama Korea time travel tersebut tampak seperti sekolah bergengsi.
Tentu saja sekolah yang ditampilkan dalam drama Korea tersebut berbeda jauh dengan sekolah di pedesaan di kehidupan nyata.
Parahnya lagi, sebagian besar sekolah di Korea Selatan pada tahun 1998 menggunakan papan tulis kapur. Namun, sekolah dalam serial A Time Called You menggunakan whiteboard.
3. Seragam sekolah
Terakhir, penonton Korea Selatan juga mengkritik penggambaran seragam sekolah yang tidak sesuai dengan kenyataannya dalam serial A Time Called You.
Sebenarnya, serial A Time Called You menyesuaikan seragam sekolah karakter utama wanita dengan serial aslinya, yaitu mengenakan pita besar dan rok pendek. Namun, seragam sekolah seperti ini tidak sesuai dengan seragam sekolah siswa SMA Korea Selatan di tahun 1998.
Menurut penonton Korea Selatan, pada tahun 1998, sebagian besar siswi SMA Korea Selatan mengenakan rok dan blazer yang lebih panjang. Lalu, baik siswa laki-laki maupun perempuan mengenakan dasi, bukan pita seperti yang terlihat dalam serial A Time Called You.
Selain itu, musim semi pada tahun 1998 di Korea Selatan jauh lebih dingin dibanding sekarang. Oleh karena itu, para siswa pada saat itu mengenakan seragam sekolah musim dingin di musim semi.
Namun, para karakter utama dalam serial A Time Called You mengenakan seragam sekolah musim panas di musim semi, yang seharusnya cuacanya sangat dingin.
Apa pendapatmu tentang tiga kekeliruan tentang Korea Selatan di tahun 1998 dalam serial A Time Called You?
Baca Juga
-
Resensi Buku Mengarang Itu Gampang, Sukses Menulis ala Arswendo Atmowiloto
-
Resensi Buku 'Generation Gap(less)', Strategi Komunikasi Lintas Generasi
-
Resensi Buku 'Goodbye, Things', Hidup Bahagia dengan Sedikit Barang
-
Ulasan Memento Pseudo-Daycare, Webtoon Petualangan yang Tak Biasa
-
Review Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring: Belajar Memaknai Duka
Artikel Terkait
-
9 Adu Peran Pemain Drama The Deal: Gaet Seung Ho hingga Yoo Su Bin
-
Dibintangi Lee Joon Hyuk, Drama Korea 'Good or Bad Dong Jae' Umumkan Jadwal Rilis
-
Sinopsis The Deal, Drama Korea Terbaru yang Dibintangi oleh Yoo Seung Ho
-
5 Drama Korea yang Bercerita Tentang Perjuangan Seorang Ibu, Bikin Haru!
-
4 Pasangan Bromance Legendaris di Drama Korea, Ada Favoritmu?
Entertainment
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Sutradara Pastikan Doctor Doom Tak Muncul di Fantastic Four: First Steps
-
Buntut Kasus Lee Sun-kyun, Pihak Kepolisian dan Jurnalis Ikut Didakwa
Terkini
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
Jalan Panjang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Usai Kalahkan Tim China