Di era modern yang serba cepat dan dipenuhi godaan konsumerisme, banyak dari kita yang merasa terjebak dalam lingkaran kepemilikan barang. Kita terlalu sibuk mengejar barang impian, hingga lupa menikmati momen sederhana dalam hidup.
Melalui perjalanan pribadinya sebagai minimalis, Fumio Sasaki menawarkan perspektif baru tentang kebahagiaan dan kebebasan. Dengan gaya bahasa yang sederhana, buku Goodbye, Things memandu kita untuk mengurangi barang dan menemukan esensi kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Resensi ini akan mengulas poin-poin menarik dari buku Goodbye, Things, mengungkap nilai-nilai kehidupan yang berharga, serta kelebihan dan kekurangannya.
Tentang Buku Goodbye, Things
Goodbye, Things karya Fumio Sasaki adalah buku self-improvement tentang perjalanan pribadi penulis dalam menerapkan gaya hidup minimalis.
Buku ini menawarkan kiat-kita berpisah dari barang yang sangat berguna untuk pembaca yang ingin memulai hidup minimalis. Sasaki juga memberikan kiat-kiat penting untuk pembaca yang sudah menerapkan hidup minimalis.
Goodbye, Things adalah buku yang inspiratif dan memotivasi dengan tebal 280 halaman. Buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 19 November 2018 yang ditargetkan untuk pembaca dewasa.
Profil Penulis
Fumio Sasaki adalah seorang penulis dan editor di perusahaan penerbitan asal Jepang yang lahir pada tahun 1979. Akun Instagram-nya adalah @minimalandism.
Sinopsis
Fumio Sasaki bukan ahli dalam hal minimalisme; ia hanya pria biasa yang mudah tertekan di tempat kerja, tidak percaya diri, dan terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain-sampai suatu hari, ia memutuskan untuk mengubah hidupnya dengan mengurangi barang yang ia miliki.
Manfaat luar biasa langsung ia rasakan: tanpa semua 'barangnya', Sasaki akhirnya merasakan kebebasan sejati, kedamaian pikiran, dan penghargaan terhadap momen saat ini.
Di buku ini, Sasaki secara sederhana berbagi pengalaman hidup minimalisnya, menawarkan tips khusus untuk proses hidup minimalis, dan mengungkapkan fakta bahwa menjadi minimalis tidak hanya akan mengubah kamar atau rumah Anda, tapi juga benar-benar memperkaya hidup Anda.
Manfaat hidup minimalis bisa dinikmati oleh siapa pun, dan definisi Sasaki tentang kebahagiaan sejati akan membuka mata Anda terhadap apa yang bisa dihadirkan oleh hidup minimalis.
Nilai Kehidupan dari Buku Goodbye, Things
Sasaki menyebutkan nilai-nilai kehidupan yang sering terlupakan dalam masyarakat konsumerisme modern yang didapat dari hidup minimalis. Berikut adalah beberapa nilai kehidupan yang saya temukan dalam buku Goodbye, Things:
- Menghargai Kehidupan di Masa Sekarang
Sasaki menekankan pentingnya fokus pada masa sekarang dan tidak terjebak dalam keinginan untuk masa depan yang tidak pasti.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat meramalkan masa depan. Namun, kemampuan itu terbatas. Manusia hanya bisa meramalkan masa depan yang dalam waktu dekat.
Manusia bisa membayangkan masa depan sejelas mungkin, tapi tidak bisa mengalaminya sebagaimana mengalami di masa sekarang.
Masa depan tidak benar-benar nyata, yang nyata dan abadi hanyalah masa sekarang. Manusia hanya bisa mengalami saat ini.
Begitu Sasaki berpisah dari barang-barang yang mungkin nanti akan berguna, dia merasa mampu berpikir hanya untuk masa sekarang. Dia tidak akan takut pada apa pun yang mungkin menanti kelak. Tanpa semua barang tersebut, dia bebas dan bisa bergerak ke mana pun untuk menjalani kehidupan, terlepas dari apa pun keadaan di masa depan.
- Menemukan Ketenangan
Dengan mengurangi kepemilikan, kita dapat menciptakan ruang untuk ketenangan batin. Sebagai minimalis, membersihkan rumah menjadi proses yang mudah dan cepat. Karena merasa tidak sulit dalam berbenah, kita akan mulai senang melakukannya setiap hari. Hadiah berupa ketenangan akan kita rasakan setelah berbenah.
- Menemukan Kebahagiaan dalam Kesederhanaan
Buku ini menyebutkan lingkungan menyumbangkan sepuluh persen kebahagiaan, sedangkan tindakan menyumbangkan empat puluh persen kebahagiaan.
Tindakan Sasaki berpisah dari barang-barangnya, memberinya kemewahan dalam bentuk waktu. Dia bisa menikmati kesederhanaan hidup sehari-hari tanpa merasa stres atau tertekan.
Sejak membuang banyak barang, Sasaki bisa berfokus pada hal-hal yang selalu ingin dilakukannya. Dia juga lebih menghargai momen-momen yang ada pada masa sekarang. Dia tidak lagi mengingat-ingat trauma masa lalu atau mencemaskan masa depan yang belum pasti.
- Menjalani Kehidupan yang Berfokus pada Diri Sendiri
Sasaki menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang fokus pada diri sendiri.
Setelah membuang semua barang yang tak dibutuhkan, kita sebetulnya juga berpisah dengan proses membandingkan diri dengan orang lain. Sebab, kita tak lagi memiliki benda yang dulu kita gunakan untuk mengukur diri terhadap orang lain.
Begitu menjadi minimalis yang kepemilikannya terdiri dari barang-barang yang kita butuhkan saja, fokus kita pun beralih dari orang lain ke diri sendiri. Ketika terbebas dari dorongan membanding-bandingkan diri, kita akan mulai menemukan siapa diri kita yang sesungguhnya.
Kelebihan
Struktur buku Goodbye, Things yang dibagi dalam lima yang masing-masing terdiri atas beberapa subbab yang singkat, jelas, dan mudah dipahami membuat pengalaman membaca menjadi tidak membosankan. Struktur buku yang seperti ini memudahkan saya untuk memahami pesan yang ingin disampaikan penulis.
Kekurangan
Kekurangan dari buku Goodbye, Things adalah tidak adanya bagian yang membahas secara spesifik tentang cara Sasaki membuang barang sehingga bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Meskipun ada disinggung di beberapa bagian buku, dimana Sasaki membuang barang-barangnya dengan menggunakan layanan antar-jemput, layanan lelang, dan menawarkan barang kepada orang lain di media sosial, pembahasannya tidak cukup mendalam.
Membuang barang begitu saja tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan bukanlah tindakan yang baik. Hal ini bisa memicu kesalahpahaman bagi pembaca yang mungkin terburu-buru membuang barang tanpa memikirkan cara yang lebih bertanggung jawab.
Kesimpulan
Melalui buku Goodbye, Things, Fumio Sasaki berhasil menyajikan nilai-nilai kehidupan yang penting di era konsumerisme modern saat ini. Buku ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai kehidupan di masa sekarang, menemukan ketenangan, menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, hingga fokus pada diri sendiri.
Meskipun buku ini tidak membahas secara mendalam cara pembuangan barang yang erat kaitannya dengan hidup minimalis, nilai-nilai yang disampaikan tetap berharga dan kisah hidup Sasaki tetap menginspirasi.
Baca Juga
-
Ulasan Memento Pseudo-Daycare, Webtoon Petualangan yang Tak Biasa
-
Review Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring: Belajar Memaknai Duka
-
Ulasan 'Si Buku Bengis Kecil', Novel Interaktif dengan Teka-Teki Menantang
-
Ulasan Buku 'Tak Apa-apa Tak Sempurna', Berhenti Mengejar Kesempurnaan!
-
Resep Bahagia dari Buku 'Chicken Soup for the Soul: Menemukan Kebahagiaan'
Artikel Terkait
-
Perihal Nama dan Pengalaman Memasak Biji Salak dalam Buku Komunikasi Jenaka
-
Mulanya Saling Benci Lalu Sama-Sama Jatuh Cinta dalam Novel Roman Picisan
-
Tips Salat Khusyuk dan Adab Bersedekah dalam Buku Kumpulan Ceramah Ramadhan
-
Ibu Tak Pernah Mengeluh dalam Buku Puisi Cinta Itu Alasan Sekaligus Tujuan
-
Menenemukan Kebahagiaan dari Buku Selamat Tinggal Hidup yang Membosankan
Ulasan
-
Lagu 'Mimpi yang Terbeli' Iwan Fals, Sindiran Pedas Budaya Konsumerisme
-
Film Highway Family: Menghadapi Tantangan Hidup yang Penuh Ketidakpastian
-
Menggiring Imajinasi Pembaca dalam Buku Cerpen Lidah Karya Ni Komang Ariani
-
Ulasan Film Surga di Bawah Langit, Kisah Hidup Anak-Anak di Wilayah Kumuh
-
Ulasan Buku The Magic of Creativity, Kiat Meraih Kreativitas dalam Berkarya
Terkini
-
3 Varian Serum dari Bhumi untuk Eksfoliasi hingga Anti-Aging Tanpa Iritasi
-
Jangan Sampai Gagal! Inilah Penyebab Utama Resolusi Tahun Baru Tak Tercapai
-
Ungkap Identitas Barem Bridge 'Flamethrower Devil' di Manga Chainsaw Man
-
Light Shop Dinobatkan Jadi Drama Korea Paling Ditonton di Disney+ 2024
-
Kenalan dengan Dhoyong, Kata Peringatan Bahaya yang Meleset jadi Lucu!