Pidi Baiq, penulis novel Dilan dan Ancika, membagikan sebuah postingan melalui akun Instagram pribadinya @pidibaiq sehubungan dengan kisah Dilan ketika masih kecil.
Penulis yang akrab disapa ‘Ayah’ oleh para pembacanya ini mengatakan bahwa saat ini ia tengah menulis dan menggarap naskah untuk novel terbarunya nanti berjudul ‘Dilan Wo Ai Ni 1983’.
Pidi Baiq menjelaskan di postingan tersebut bahwa cerita novel ini mengangkat latar waktu ketika Dilan masih anak-anak, yakni ketika berusia kurang lebih 11 tahun.
Saat itu, Dilan masih tinggal di Provinsi Timor Timur atau yang saat ini telah menjadi negara Timor Leste. Ia tinggal di sana lantaran harus mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai Tentara Indonesia.
Pidi Baiq menyebutkan bahwa di tempat itulah Dilan mengenal berbagai tempat di Timor Timur, seperti pasar Marcado Lama, Toko Surabaya, kota Dili, Manatuto, Balibo, Viquque, Baucau, dan gereja Santa Cruz.
Dilan kecil juga mengenal Xanana Gusmao, seorang pejuang kemerdekaan Timor Timur, yang dikenal sebagai tokoh pemberontak Fretilin.
Dilan kecil yang tinggal di Timor Timur bersekolah di sekolah dasar yang ada di desa Bairo Pite. Sekolah negeri tersebut terletak di depan sungai Bebora.
Pidi Baiq memperkenalkan teman sebangku Dilan yang bernama Antonion Ximenes Lopes. Dilan belajar bahasa Tetum, yakni bahasa Timor Timur, dari teman sebangkunya ini.
Pada tahun 1983 itu, tepatnya satu setengah tahun setelah Dilan dan keluarga tinggal di Timor Timur, Dilan akhirnya kembali ke Bandung dan sekolah di SD tempat dulu ia bersekolah. Ia pun kembali bertemu dengan teman-teman lamanya yang sempat ia tinggalkan.
Sosok Mei Lien, Gadis Tionghoa yang Ditaksir Dilan Kecil
Pidi Baiq juga menyebutkan sebuah nama gadis Tionghoa, yakni Mei Lien. Dikatakan bahwa Mei Lien adalah murid baru enam bulan yang merupakan pindahan dari Semarang. Dilan disebut-sebut memiliki rasa suka kepada Mei Lien ini, tapi hanya sekadar sukanya anak kecil.
“Dilan suka, tapi mana boleh anak kecil pacaran. Gak boleh, dan ini memang bukan novel tentang pacaran, hanya cinta monyet biasa di tengah ngerinya peristiwa penembakan misterius atau yang disingkat Petrus,” ujar Pidi Baiq pada keterangan di bagian caption.
Sosok Mei Lien ini juga lah yang membuat Dilan membeli kamus bahasa Mandarin. Sepertinya gadis Tionghoa ini memiliki peranan yang penting dalam cerita, karena judul novel ini saja ada bahasa Mandarinya, Wo Ai Ni.
Mari kita tunggu saja rilisnya novel serta film yang bercerita tentang Dilan masa kecil ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Film Dilan Wo Ai Ni 1983, Pamer Cast & Segera Diproduksi Falcon Pictures!
-
Fakta Muhammad Adhiyat, Jadi Dilan di Film 'Dilan 1983: Wo Ai Ni'
-
Kepincut Senyumannya, Fajar Bustomi Pilih Adhiyat Bintangi Film Dilan 1983: Wo Ai Ni
-
5 Fakta Arbani Yasiz Dapat Peran Dilan di Film Ancika 1995, Pernah Ikut Audisi Tapi Ditolak
-
Ancika: Dia yang Bersamaku 1995, Kisah Cinta yang Tak Terduga
Entertainment
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
5 Rekomendasi Serial Kerajaan Netflix yang Tak Kalah Seru dari Bridgerton
-
Agensi Umumkan aespa dan IZNA Bersiap untuk Comeback pada Juni 2025
-
5 Penjahat Boku no Hero Academia yang Layak Dimaafkan, Siapa Saja?
-
6 Rekomendasi Drama China dari Pemain The Prisoner of Beauty
Terkini
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
Infinix Note 50X 5G+ Masuk ke RI Bareng Note 50S 5G+, Harga Tidak Sama
-
PSS Sleman Belum Aman dari Zona Degradasi Walau Kalahkan Persija, Mengapa?
-
Review Film Magic Farm: Kisah Kru Dokumenter Nyasar yang Dibalut Satir Gokil