Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Nurkhuzaeni Azis
Cuplikan film Perang Kota (Instagram/@moulysurya)

Sutradara film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, yakni Mouly Surya tengah mempersiapkan karya terbarunya berjudul Perang Kota. Film adaptasi novel klasik “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis telah memasuki tahap pascaproduksi. 

Mouly Surya pun telah membagikan preview atau first look film ini di akun media sosialnya, yang mana menunjukkan dengan jelas bahwa Chicco Jerikho yang dipercaya memerankan karakter utama bernama Guru Isa. 

Mengutip dari Variety, film pertama Mouly yang diadaptasi dari buku ini berlatar tidak lama setelah perang dunia II. Kala itu, Belanda melancarkan perang baru dan mencoba merebut kembali Indonesia, bekas koloninya yang sebelumnya dikenal sebagai Hindia Belanda.

Pahlawan laki-laki bernama Guru Isa (Chicco Jerikho) menerima misi untuk membunuh seorang pejabat penting Belanda. Di sisinya, ada seorang pria kaya dan lebih muda (Jerome Kurnia) yang ingin sekali melaksanakan misi bawah tanah, tetapi orang yang juga berusah  untuk memenangkan istri pria yang lebih tua (Ariel Tatum).

Novelis Mochtar Lubis sangat terkenal dan saya sudah lama memiliki bukunya ‘Jalan Tak Ada Ujung’ sebelum membacanya. Namun, saat membaca beberapa halaman pertama, saya terkejut betapa visualnya. Saya bisa membayangkan adegan pertama itu di kepala saya dan bahkan sebelum menyelesaikan bukunya, saya memberitahu produser dan suami saya (Rama Adi) bahwa ini akan menjadi film yang bagus,” kata Surya kepada Variety.

Film Perang Kota awalnya direncanakan untuk memulai syuting pada tahun 2020, tetapi tertunda karena pandemik. Menggarap film berdasarkan novel berlatar sejarah Indonesia ini pun menjadi tantangan tersendiri.

Meski demikian, Surya menegaskan bahwa meski berlatar historical, film Perang Kota bukanlah film sejarah. Dia mencoba untuk menggarapnya dengan perspektifnya sendiri. Film ini lebih mendekat ke arah drama perang neo klasik., seperti 'American classic' atau 'Casablanca', yang mana ada perang kota sedang terjadi dan setiap karakter memiliki misi. 

Keempat film pertama saya memiliki protagonis perempuan. Itulah yang membuat saya dikenal. Jadi, salah satu hal yang membuat saya tertarik pada ‘Perang Kota’ adalah hal itu bukanlah sesuatu yang biasa saya lakukan. Tetapi, menurut saya, film ini masih memiliki perspektif perempuan yang kuat,” lanjutnya.

Adapun Perang Kota atau This City Is A Battlefield digarap sangat berbeda dari film studio Netflix yang didanai oleh investor tunggal. Mouly Surya menyebut bujet untuk film ini hanya sebagai sesuatu yang ‘ambisius’ untuk standar Indonesia. Bila tak ada aral melintang. pascaproduksi Perang Kota akan selesai akhir tahun ini. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Nurkhuzaeni Azis