Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | raysa zahra
Will Smith (Instagram/sagawards)

Hampir dua dekade setelah perilisan The Pursuit of Happyness, Will Smith masih merasa sangat bangga dengan perannya dalam film tersebut.

Film yang dirilis pada tahun 2006 ini diadaptasi dari kisah nyata seorang pria tunawisma di San Francisco yang berkarier sebagai penjual mesin Bone Density Scanner dari rumah ke rumah demi menghidupi dirinya dan sang putra.

Lewat konten terbaru di kanal YouTube First We Feast, Will Smith berkata bahwaThe Pursuit of Happyness adalah film terbaik yang dibintangi sepanjang kariernya sebagai aktor. Sementara di posisi kedua ialah film pertama dari franchise Men In Black.

"Saya merasa film terbaik yang pernah saya perankan adalah The Pursuit of Happyness. Di urutan kedua adalah Men In Black yang pertama. Arahan, sinematografi, dan musiknya sangat luar biasa," tutur Will Smith, dikutip dari laman IndieWire pada Senin (10/6/2024).

Awalnya ia tidak begitu tertarik mengambil peran di The Pursuit of Happyness. Namun rekannya, James Lassiter, membujuknya untuk terlibat dalam proyek tersebut. Begitu juga dengan Men in Black, James juga yang memilihkannya untuk ikut bermain. 

Will Smith kembali berkolaborasi dengan sutradara The Pursuit of Happyness, Gabriele Muccino, lewat film drama Seven Pounds. Will Smith berperan pria yang dirundung rasa bersalah karena insiden kecelakaan mobil yang menewaskan tujuh orang, termasuk istrinya yang sedang hamil.

Baru-baru ini, Will Smith kembali ke layar lebar dengan film keempat franchise Bad Boys bertajuk Bad Boys: Ride or Die yang saat ini tayang di bioskop Indonesia. Selain itu, ia juga dikonfirmasi bergabung dalam sekuel I Am Legend bersama Michael B. Jordan.

Dalam wawancara dengan Entertainment Tonight, Will Smith mengungkap bahwa awalnya ia ragu dengan keputusan berlanjutnya kisah I Am Legend, namun akhirnya berubah pikiran setelah mendengar konsep yang diajukan oleh Michael B. Jordan.

Will Smith mengakui ide tersebut menarik perhatiannya dan merasa yakin bahwa mereka bisa mewujudkannya. Sekuel ini ditulis oleh Akiva Goldsman yang juga menulis naskah film pertama.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

raysa zahra