Blink Twice adalah film thriller psikologi yang menandai debut Zoe Kravitz sebagai sutradara, yang juga menulis skenario bersama E.T. Feigenbaum.
Sebagai sosok yang sebelumnya lebih dikenal melalui peran-peran ikonik seperti Catwoman dalam The Batman, Zoe Kravitz kini beralih ke belakang layar dengan karya yang cukup berani.
Film ini dibintangi oleh Channing Tatum dan Naomi Ackie, sebagai pemeran utama, dengan peran pendukung seperti Levon Hawke, Christian Slater,Geena Davis, Simon Rex, Haley Joel Osment, Kyle MacLachlan hingga Adria Arjona.
Produksi film berlangsung di Yucatan dan Quintana Roo, Meksiko, dan awalnya berjudul Pussy Island sebelum diganti menjadi Blink Twice.
Sinopsis Film Blink Twice
Ceritanya berpusat pada Frida (Naomi Ackie), seorang pelayan dan seniman kuku yang sangat mengagumi seorang miliarder terkenal namun juga kontroversial,bernama Slater King (Channing Tatum).
Pada suatu saat, Frida dan sahabatnya Jess (Alia Shawkat) hadir di sebuah acara penggalangan dana. Di acara tersebut, Frida bertemu dengan Slater King dan berhasil berkenalan dengannya.
Slater yang sepertinya juga memiliki ketertarikan dengan Frida, mengajak Frida serta Jess untuk liburan di sebuah vila mewah yang terletak di pulau pribadinya, dan dengan senang hati, Frida serta Jess menyetujui ajakan tersebut.
Pada liburan tersebut, Slater juga turut mengajak wanita lainnya, yaitu Sarah (Adria Arjona) ,Camillia (Liz Caribel) dan Heater (Trew Mullen), serta beberapa laki laki yang merupakan teman dekat Slater, yang terdiri dari Lucas (Levon Hawke), Cody (Simon Rex),Vic (Christian Slater) dan Tom (Haley Joel Osment).
Pada awalnya, liburan ini terlihat sempurna dengan suasana tropis yang indah. Mereka bersantai dengan minuman cocktail, menikmati sajian eksklusif, berenang dan berjemur di bawah sinar matahari di siang hari, sementara di malam harinya, mereka berpesta, mabuk mabukan bahkan mencicipi narkoba.
Seiring berjalannya waktu, Jess, mulai merasa ada sesuatu yang janggal di pulau ini, puncaknya ketika Jess digigit seekor ular.
King membunuh ular tersebut dan mencoba menenangkan Jess, dengan mengatakan bahwa bisa ular tersebut tak akan membahayakan nyawa Jess.
Keesokan harinya, ketika Frida bersantai, ia mulai menyadari bahwa Jess belum terlihat sama sekali sejak pagi.
Frida mencoba menanyakan keberadaan Jess kepada Sarah,Camillia dan Heater, namun anehnya, mereka semua tak ingat dengan Jess bahkan seperti tak mengenali nama Jess, hal ini sontak membuat Frida menjadi bingung.
Frida yang merasa panik dan curiga,mulai menggali lebih dalam, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di pulau itu.
Ada rahasia kelam yang perlahan terkuak, sesuatu yang tidak hanya melibatkan Jess, tapi juga melibatkan dirinya dan setiap tamu wanita di sana.
Ulasan Film Blink Twice
Blink Twice, adalah thriller psikologi yang sangat ambisius dan berhasil membawa penonton dalam perjalanan yang mencekam, mengeksplorasi tema kekuasaan, manipulasi, dan privilege.
Adegan awal film disajikan dengan visual yang sangat memukau, menggabungkan keindahan pulau tropis dengan kehidupan glamor yang perlahan-lahan berubah menjadi mimpi buruk.
Zoe Kravitz sukses menciptakan atmosfer yang indah dan namun penuh teka-teki, dengan desain kostum dan sinematografi yang mendukung narasi visual tersebut.
Penggunaan warna cerah dan desain set yang terkoordinasi dengan baik, serta gerakan kamera yang dinamis juga menambah intensitas adegan-adegan penting.
Dari segi scoring, film ini sangat berhasil menciptakan suasana mewah sekaligus mencekam berkat penggunaan scoring yang cerdas dan tidak berlebihan.
Musiknya sangat mendukung narasi, terutama saat karakter menghadapi momen-momen menegangkan . Hal ni memberikan nuansa cemas dan misterius yang pas dengan alur cerita yang sedang berlangsung.
Salah satu yang hal yang membuat fillm ini menjadi semakin menarik, adalah akting para pemerannya. Mulai dari Channing Tatum, yang biasanya dikenal lewat peran-peran komedi atau aksi ringan, kali ini ia tampil dengan sangat meyakinkan sebagai karakter yang manipulatif dan kejam.
Naomi Ackie sebagai Frida, juga berhasil menampilkan lapisan emosi yang kompleks, seperti ketakutan, kebingungan dan kesedihan, transformasi emosional yang dia alami terasa sangat otentik, dan membuat penonton mudah terhubung dengan penderitaan karakternya.
Blink Twice memiliki alur yang terbilang cukup lambat di awal, terutama dalam beberapa menit pertama. Pada bagian ini, penonton hanya diperlihatkan momen-momen kesenangan para karakter di pulau mewah tersebut.
Suasana yang awalnya ceria dan santai ini, dirancang secara efektif untuk menciptakan rasa penasaran dan memberikan rasa tenang penonton, sebelum konflik-konflik dan kejutan selanjutnya muncul.
Selain itu, film ini sebenarnya, juga memiliki beberapa plot yang terasa mudah untuk diprediksi, namun menurut saya eksekusinya tetap menarik.
Film ini juga memadukan elemen humor gelap dan kritik sosial dengan cara yang cerdas, adapun kritik sosial disampaikan seperti eksploitasi, ketimpangan sosial,penyalahgunaan kekuasaan dan kekerasan seksual.
Melalui film ini, Zoe Kravitz dengan tajam juga menyindir bagaimana masyarakat begitu mudah terbuai dengan penampilan luar dan janji-janji kosong dari mereka yang memiliki kekayaan dan kekuasaan.
Karakter Slater seolah menggambarkan sosok publik figur kontroversial yang sering memanfaatkan citra kebaikan mereka untuk menutupi tindakan buruk di masa lalu.
Selain itu, film juga seolah menggambarkan bagaimana perempuan sering diadu satu sama lain dalam persaingan mendapatkan perhatian laki-laki. Karakter Frida dan Sarah, misalnya, mereka awalnya bersaing untuk mendapat perhatian Slater.
Namun, ketika kita melihat interaksi antara Frida dan Sarah di akhir film, kita menjadi paham bahwa saling mendukung dan membantu,itu lebih menguntungkan ketimbang saling menyaingi.
Secara keseluruhan, Blink Twice adalah film yang seru untuk ditonton. Ending-nya juga terasa memuaskan, menutup film ini dengan tepat sekaligus memberikan pesan mendalam yang mengena.
Zoe Kravitz berhasil menunjukkan potensi besar sebagai sutradara. Dengan debut yang mengesankan ini, kita pasti penasaran dengan karya karya selanjutnya dari Zoe Kravitz, yang diharapkan bisa mengeksplorasi tema-tema menarik lainnya.
Dengan keberaniannya menangani isu-isu yang sensitif, dia memiliki potensi untuk membawa persepektif yang segar di industri film.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Film Bad Times at the El Royale: Konflik Menegangkan di Hotel Misterius
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Film The Peanut Butter Falcon: Kejar Impian di Tengah Keterbatasan
-
Ulasan Film Time Cut: Kembali ke Masa Lalu untuk Gagalkan Pembunuhan
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Finn Wittrock, Terbaru Ada Don't Move
Artikel Terkait
-
Review Film Retribution, Ketegangan Teror Bom di Jok Mobil
-
5 Rekomendasi Film Sambut Hari Libur, Ada Heretic hingga Wicked
-
Main Film Lagi, Davina Karamoy Bakal Kembali Jadi Pelakor?
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Amanda Manopo Sempat Takut Main di Film 1 Imam 2 Makmum: Apakah Aku Jadi Wanita Penggoda?
Entertainment
-
Layak Dinanti, Intip Trailer dan Jadwal Rilis One Hundred Years of Solitude
-
Squid Game 2 Rilis Teaser dan Poster, Ungkap Alasan Gi Hun Kembali ke Game
-
Epik! Stray Kids Gandeng Tablo di Album Spesial 'SKZHOP HIPTAPE - HOP'
-
Umumkan Hiatus, Manga Spy x Family Bakal Rilis Kembali pada 23 Desember
-
Sisa 2 Episode, 4 Pertanyaan yang Harus Terjawab di Ending Family by Choice
Terkini
-
3 Serum Lokal yang Mengandung Oat, Ampuh Redakan Peradangan Akibat Jerawat
-
Melihat Peran Ibu dari Sisi Lain Melalui Buku 'Sudahkah Mengenal Ibu?'
-
Rafael Struick Absen di Babak Penyisihan Dianggap Keuntungan bagi Vietnam
-
Review Film Retribution, Ketegangan Teror Bom di Jok Mobil
-
Media Vietnam Anggap Remeh Ucapan Asnawi Mangkualam Jelang Piala AFF 2024