Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Nurkhuzaeni Azis
Film Indonesia tayang di International Film Festival Rotterdaam (Instagram/@hanungbramantyo | Instagram/@delladartyan)

International Film Festival Rotterdam (IFFR) ke-54 di Rotterdam, Belanda, akan dihelat pada 30 Januari–9 Februari 2025 mendatang. Dari Indonesia, ada empat film paling diantisipasi berhasil lolos untuk tayang dan berkompetisi di sana.

Mengusung tema yang unik dan berbeda, berikut ini uraian singkat empat film yang menjadi wakil Indonesia di festival tersebut.

1. Gowok - Javanese Kamasutra

Cuplikan film Gowok - Javanese Kamasutra (Instagram/@hanungbramantyo)

Proyek ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Hanung Bramantyo. Untuk pertama kalinya, ia berhasil menembus festival internasional berkat film Gowok – Javanese Kamasutra. Gowok resmi terpilih untuk bersaing di Big Screen Competition dengan 12 film dari mancanegara.

Mengambil era tahun 1955-1965, film Gowok berkisah tentang seorang perempuan yang berprofesi sebagai dukun seks bagi calon pengantin pria yang ingin menikah. Dia mengajarkan pada calon pengantin pria bagaimana cara memuaskan istrinya di ranjang.

Gowok dibintangi oleh Raihaanun, Reza Rahadian, Lola Amaria, Devano Danendra, Alika Jantinia, Ali Fikry, Nayla Purnama, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Slamet Rahardjo, dan Aldy Bisl.

2. Midnight in Bali

Cuplikan film Midnight in Bali (Instagram/@boyvoyej)

Bio One kembali menunjukkan totalitasnya lewat film Midnight in Bali. Dalam film bertema LGBT ini, ia berperan sebagai transpuan bernama Bulan.

Ia memutuskan pulang ke kampung halamannya, Bali. Namun, kedatangan Bulan justru menguak masa lalu yang membawanya dalam bahaya.

Selain Bio, film garapan Robby Ertanto ini turut dibintangi oleh Luna Maya, Tatjana Saphira, Donny Damara, dan Karissa Perusset.

Adapun Midnight in Bali siap world premier dalam program Harbour.

3. Nyanyi Sunyi dalam Rantang (Whispers in the Dabbas)

Poster film Nyanyi Sunyi dalam Rantang (Instagram/@delladartyan)

Disutradarai Garin Nugroho, Nyanyi Sunyi dalam Rantang bercerita tentang seorang wanita bernama Puspa (Della Dartyan). Sebagai pengacara, ia menghadapi banyak kasus yang melibatkan penegak hukum melakukan praktik kotor seperti rekayasa hukum dan kasus korupsi.

Ide cerita Nyanyi Sunyi dalam Rantang sendiri diadaptasi dari empat kisah nyata yang digagas oleh Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).

4. Perang Kota (The City is A Battlefield)

Film Perang Kota (Instagram/@cinesurya)

Last but not least, ada Perang Kota. Adaptasi novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis ini merupakan film anyar dari sutradara Mouly Surya. Perang Kota dijadwalkan sebagai film penutup di IFFR.

Mengambil latar tahun 1965, Perang Kota menceritakan Isa (Chicco Jerikho) mantan pejuang kemerdekaan yang menjadi guru SD. Akibat trauma perang, ia mengalami impotensi hingga berpengaruh pada kehidupan pernikahannya.

Suatu ketika, ia dipercayakan sebuah misi untuk menghabisi petinggi kolonial Belanda. Misi tersebut didukung oleh Hazil (Jerome Kurnia), pemuda kaya dan tampan yang bersemangat tinggi.

Sayangnya, Hazil justru diam-diam berupaya memenangkan hati Fatimah, istri Isa (Ariel Tatum).

Sejumlah film pendek Indonesia juga siap diputar di IFFR, salah satunya Bachtiar karya Hafiz Rancajale.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Nurkhuzaeni Azis