A Taxi Driver (2017) adalah film asal Korea Selatan yang disutradarai oleh Jang Hoon.
Naskahnya digarap Oh Jung-min dan mendapuk aktor veteran Song Kang Ho sebagai bintang utama.
Film ini mengikuti kisah Kim Man Seob, seorang sopir taksi Seoul yang rela menempuh berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Suatu hari, ia menyerobot penumpang rekannya demi mendapatkan bayaran berjumlah besar.
Penumpang yang ia rebut adalah warga negara asing yang meminta diantar ke Gwangju dengan maksud terselubung.
Rupanya penumpang asing itu adalah seorang jurnalis asal Jerman yang datang ke Korea Selatan hanya untuk meliput jalannya protes yang terjadi di Gwangju.
Kim Man Seob yang buta akan situasi politik di negaranya itu pun mengantar si pelanggan asing tanpa ragu, yang mengakibatkan dirinya tak hanya menjadi saksi hidup dari kebrutalan militer dan pemerintah tapi juga sosok yang ikut berjuang menyuarakan demokrasi.
Ulasan Film A Taxi Driver
Sebelumnya saya tidak mencari tahu secara mendetail tentang film A Taxi Driver, tapi ketika melihat Song Kang Ho di poster, pilihan saya langsung mantap untuk menontonnya.
Bukan tanpa alasan, sebab dari film-filmnya yang sudah saya saksikan satu pun tak ada yang mengecewakan.
Dan seperti biasanya, Song Kang Ho berhasil menyumbang kekuatan di film ini.
Karakter Man Seob, sopir taxi yang ia perankan terasa sangat realistis, yang artinya ia berhasil menggambarkan transformasi emosional yang dialami oleh karakter tersebut.
Lewat gaya aktingnya yang khas, Song Kang Ho berhasil membawakan transformasi seorang yang materialistis menjelma jadi patriotik seiring berjalannya waktu dan kondisi yang ia hadapi.
Secara alur cerita, film ini menggabungkan unsur sejarah dan drama dengan sangat efektif.
Sewaktu menyaksikannya penonton dibawa pada perjalanan emosi yang mendalam atas peristiwa berdarah melalui sudut pandang seorang individu yang berada di tengah-tengahnya.
Film ini juga menghadirkan ketegangan dengan menonjolkan sisi humanisme yang menularkan keharuan.
Sinematografi film ini juga patut diacungi jempol sebab berhasil menggambarkan peristiwa berdarah di Gwangju lengkap dengan atmosfer kelam yang sangat intens, juga mengharukan.
Setiap adegan yang ditampilkan tepat fungsi dan sasaran, juga terasa penuh makna.
Intinya, secara keseluruhan film ini didukung oleh sederet elemen yang saling bersinergi sehingga menjanjikan pengalaman menonton yang luar biasa dan layak diingat.
Baca Juga
-
6 Jenis Tanaman yang Dapat Mengatasi Bau Mulut, Ada Apel hingga Kemangi
-
Review Drama Korea Bergain: Kisah Impresif yang Dikembangkan dengan Masif
-
Ulasan Resident Playbook, Kisah Inspiratif tentang Jiwa Muda dan Perjuangan
-
4 Alasan Wajib Nonton Drama Korea Karma, Yakin Skip?
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
Artikel Terkait
Entertainment
-
Mulai Proses Syuting, Film Horor Korea Salmokji Umumkan Para Pemain
-
The Haunted Palace Sukses Besar, Intip 5 Drama Korea Seru Yook Sungjae Lainnya
-
Kim Ga Ram Buka Instagram Usai Tiga Tahun Tinggalkan LE SSERAFIM, Isyaratkan Kembali?
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
5 Rekomendasi Serial Kerajaan Netflix yang Tak Kalah Seru dari Bridgerton
Terkini
-
Yogyakarta Kota Ketiga Tur SAMA SAMA: Kolaborasi Dere, Idgitaf, Kunto Aji, Sal Priadi, Tulus 2025
-
Blak-blakan! Dimas Drajad Akui Ingin Comeback ke Timnas Indonesia
-
Review Film Mission Impossible - The Final Reckoning: Misi Akhir Termegah?
-
Fenomena Unpopular Opinion: Ajang Ujaran Kebencian di Balik Akun Anonim
-
Redaksi Project: Inisiasi Tiga Wanita Menyemai Cinta Literasi di Bangka