Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film Pernikahan Arwah (IMDb)

Kalau ngomongin film horor Indonesia, biasanya yang langsung terlintas di kepala adalah pocong, kuntilanak, atau sosok hantu lokal lainnya. Namun, kali ini, ada yang beda. ‘Pernikahan Arwah’, film terbaru garapan Paul Agusta, bakal menghadirkan horor dengan nuansa budaya Tionghoa yang kental. Seberapa menariknya film ini ya? Lanjut kepoin ya. 

Film ini diproduksi oleh tim yang sebelumnya menggarap ‘Film Kajiman: Iblis Terkejam Penagih Janji’ dan Film Mudik, jadi ekspektasi untuk Film Pernikahan Arwah terbilang cukup tinggi ya. Apalagi, Sutradara Paul Agusta dikenal lewat film dramanya: ‘Onde Mande’, jadi menarik buat kita lihat gimana sentuhannya di genre horor kali ini. 

Sinopsis Film Pernikahan Arwah

Cerita Pernikahan Arwah berpusat pada Salim (diperankan Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani), pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan. Untuk sesi foto prewedding, mereka mengambil lokasi di rumah keluarga Salim. Alasannya? Sang bibi—satu-satunya keluarga sedarah Salim—baru saja meninggal dunia.

Namun, bukan hanya suasana duka yang menyelimuti rumah itu. Secara misterius, mereka mulai mengalami gangguan dari arwah leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang. Yang jadi pertanyaan: Kenapa arwah itu justru mengganggu?

Film Pernikahan Arwah juga dibintangi: Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, Puty Sjahrul, Ama Gerald, Alam Setiawan, Verdi Solaiman, dan Bernadette Bonita. 

Ringkasan kisahnya menarik ya? Jadi penasaran dengan filmnya deh. 

Nuansa Horor Tionghoa yang Jarang Diangkat

Daya tarik dari Film Pernikahan Arwah, ialah bagaimana film ini membawa unsur budaya Tionghoa ke dalam horornya. Di Indonesia, elemen mistis dalam budaya Tionghoa sebenarnya cukup banyak, tapi jarang dijadikan fokus utama dalam film.

Dari judulnya saja, film ini sudah menyentuh konsep "minghun" atau pernikahan arwah—tradisi dalam masyarakat Tionghoa di mana seseorang yang sudah meninggal bisa "dinikahkan" dengan arwah lain atau bahkan dengan orang yang masih hidup.  

Mengangkat horor dengan latar belakang budaya tertentu bukan hal mudah. Namun, kalau dieksekusi dengan baik, film seperti ini bisa memberikan pengalaman yang segar buat penonton. Apalagi, pasar film horor di Indonesia memang selalu antusias dengan sesuatu yang baru.

‘Pernikahan Arwah’ bisa jadi salah satu film horor yang layak diantisipasi tahun ini. Apakah film ini akan berhasil menggabungkan unsur horor, sejarah, dan budaya dengan apik? Kita tunggu saja kehadirannya di bioskop pada 27 Februari 2025. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha