Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Anggia Khofifah P
Scent of a Woman (IMDb)

Jauh sebelum 'A Man Called Otto' dan 'The Holdovers' yang penuh kehangatan, ada 'Scent of a Woman', sebuah film klasik yang menyentuh hati dengan caranya sendiri.

Film ini memotret hubungan manusia dengan begitu empatik, mengharukan, sekaligus lucu, menjadikannya tontonan yang selalu nyaman untuk diulang.

Kisahnya berpusat pada seorang siswa SMA bernama Charlie Simms (Chris O'Donnell) yang bersekolah di asrama dan terpaksa menerima pekerjaan menjaga seorang pria buta pemarah, Letnan Kolonel Frank Slade (Al Pacino), selama libur Thanksgiving.

Charlie melakukan ini demi mengumpulkan uang untuk pulang ke kampung halamannya. Tanpa ia sadari, akhir pekan tersebut akan mengubah hidupnya.

Pada awalnya, Slade tampak sebagai pria yang menyebalkan, kasar, dan penuh kemarahan. Namun, seiring berjalannya waktu, kita mulai memahami kompleksitas emosinya.

Ia adalah pria kesepian yang merindukan pendamping tulus, seseorang yang bisa memahami frustrasinya terhadap hidup.

Di sisi lain, Charlie adalah remaja tanpa teman yang diam-diam mendambakan figur ayah yang bisa membimbingnya menghadapi masalah hidup.

Dua karakter dengan latar belakang berbeda ini akhirnya membentuk hubungan yang erat dan penuh makna.

Salah satu aspek terbaik dari film ini adalah bagaimana hubungan Charlie dan Slade berkembang. Dari awalnya saling menjaga jarak karena rasa jengkel dan takut, mereka perlahan mulai memahami satu sama lain.

Kebersamaan mereka di New York City diwarnai dengan berbagai pengalaman unik: menari tango, kebut-kebutan dengan Ferrari, hingga perbincangan mendalam di hotel bintang lima.

Momen-momen ini membangun kehangatan di antara mereka dan juga antara film ini dengan kita sebagai penonton.

Al Pacino memberikan penampilan yang luar biasa sebagai Frank Slade, peran yang akhirnya membawanya meraih Oscar untuk Aktor Terbaik.

Dari setiap cara bicara, gestur, hingga tatapan matanya, Pacino berhasil menghidupkan karakter yang kompleks ini dengan luar biasa. Awalnya ia tampil over-the-top, tetapi seiring berjalannya cerita, aktingnya semakin tajam dan menyentuh.

Klimaks emosional film ini pun begitu kuat, membuat kita terhanyut dalam perjuangan dan kesedihan karakternya.

Sementara itu, Chris O'Donnell juga memberikan performa yang solid sebagai Charlie. Ia bukan sekadar remaja biasa dalam film coming-of-age, tetapi karakter yang matang dan penuh empati.

Chemistry antara O'Donnell dan Pacino sangat kuat, menjadikan hubungan mereka terasa nyata dan menyentuh.

'Scent of a Woman' adalah film yang mengajak kita melihat kehidupan dari perspektif yang lebih dalam. Ia menunjukkan bagaimana seseorang yang tampak keras dan pemarah sebenarnya menyimpan luka dan keinginan untuk dicintai.

Film ini juga mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk berubah dan menemukan kebahagiaan, bahkan di saat-saat paling gelap dalam hidupnya.

Meski demikian, ada satu aspek yang mungkin terasa kurang memuaskan, yaitu ending-nya yang, menurut saya, terasa terlalu rapi dan tersusun dengan baik.

Setelah perjalanan emosional yang begitu autentik dan penuh tantangan, resolusi film ini mungkin terasa sedikit terlalu bersih untuk karakter-karakter yang kompleks seperti Slade dan Charlie. Namun, hal ini tidak mengurangi kekuatan keseluruhan film.

Film ini memang memiliki nuansa yang cukup melankolis. Bahkan dengan akhir yang tertata rapi, kita tetap merasakan kesedihan yang mendalam di balik karakter-karakternya.

Slade, misalnya, tampaknya telah menerima kenyataan bahwa ada beberapa hal dalam hidup yang tak akan pernah ia miliki, termasuk cinta yang ia dambakan.

Hal tersebut membuat film ini lebih realistis dan menyentuh bagi banyak orang yang mungkin merasakan hal serupa.

Pada akhirnya, 'Scent of a Woman' adalah film yang penuh kekuatan emosional, dengan naskah yang tajam, akting luar biasa, dan penyutradaraan yang apik.

Film ini berhasil menangkap perjalanan emosional dua pria dari generasi yang berbeda dan bagaimana mereka saling membantu menemukan harapan dalam hidup.

Ini bukan hanya kisah tentang persahabatan, tetapi juga tentang memahami diri sendiri dan menerima kehidupan dengan segala kekurangannya. Jika kamu tertarik, film ini bisa ditonton di Netflix, ya!

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Anggia Khofifah P