Apa yang membuat seseorang menjadi jahat? Apakah itu pola asuh, lingkungan, atau kondisi finansial?
Pertanyaan tersebut menjadi inti dari 'A Normal Family,' sebuah drama thriller dari Korea Selatan yang menyajikan ketegangan secara perlahan.
Dengan iringan musik latar yang semakin intens, film ini sukses mengunci perhatian kita dari awal hingga akhir.
Film ini berkisah tentang dua pasangan suami istri yang bertemu untuk makan malam guna mendiskusikan tindakan anak mereka, yang tanpa diduga telah menganiaya seorang tunawisma hingga koma.
Dari sini, penonton diajak merenungkan konsep kesempatan kedua, dilema moral, dan peran orang tua dalam membentuk karakter anak.
Sejak awal, film ini sudah mencuri perhatian dengan kasus seorang pemuda kaya raya yang menabrak mati seseorang secara sengaja tetapi lolos dari hukuman berkat kekuatan finansial orang tuanya.
Dari peristiwa ini, kita kemudian diperkenalkan dengan dua keluarga utama dalam cerita. Sang ayah dalam keluarga pertama adalah seorang pengacara yang menangani kasus pelaku, sementara ayah dari keluarga lainnya adalah dokter yang menangani korban.
Pada awalnya, karakter mereka tampak hitam dan putih—yang satu tampak bermoral dan peduli, sementara yang lain terlihat lebih pragmatis dan materialistis. Namun, perbedaan ini menjadi kabur ketika mereka dihadapkan pada tindakan kriminal yang dilakukan oleh anak mereka sendiri.
Ketakutan, kesedihan, dan dilema moral semakin membesar seiring berjalannya waktu. Apakah mereka harus melaporkan anak mereka demi keadilan, atau menutupinya dengan uang demi masa depan mereka?
Salah satu kekuatan utama film ini adalah akting luar biasa dari keempat pemeran utamanya. Sul Kyung-gu dan Claudia Kim berperan sebagai pasangan kaya yang cenderung pragmatis, sementara Jang Dong-gun dan Kim Hee-ae memainkan pasangan yang lebih bermoral.
Mereka berhasil memancing emosi kita—kadang menimbulkan simpati, tetapi di lain waktu justru memicu kemarahan dan kengerian.
Sebagai penonton, kita bisa merasakan pergolakan batin mereka. Tidak ada jaminan bahwa kita sendiri akan bertindak berbeda jika berada di posisi mereka. Namun, yang membuat film ini semakin mencekam adalah fakta bahwa kita bisa melihat tanda-tanda peringatan jauh sebelum kejadian besar terjadi.
Ketika film mencapai akhir yang penuh kekacauan, kita tidak hanya mendapat hiburan, tetapi juga sebuah studi kasus yang menggugah pemikiran dan pantas untuk didiskusikan.
Seperti 'A Sun' dari Taiwan yang juga mengupas kompleksitas hubungan keluarga, 'A Normal Family' tidak memberikan jawaban mudah tentang benar dan salah. Film ini menghadirkan cerita yang realistis dengan pengambilan gambar yang apik dan sinematografi bergaya Hollywood yang tajam.
Hal yang membuat film ini semakin mencengangkan adalah karakter anak-anak mereka, Hye-yoon dan Si-ho. Mereka digambarkan sebagai remaja yang tampaknya tidak memiliki empati, lebih tertarik pada video viral insiden tabrak lari daripada konsekuensi moralnya.
Ketika mereka sendiri terlibat dalam tindakan kriminal yang mengejutkan, film ini memperlihatkan bagaimana para orang tua mereka harus menghadapi kenyataan pahit: apakah mereka masih bisa memberikan keadilan ketika pelaku adalah anak mereka sendiri?
Dengan durasi film hampir dua jam, kita diajak untuk merenungkan nilai-nilai yang kita pegang. Seberapa jauh kita akan melindungi keluarga kita? Apakah keadilan hanya berlaku ketika tidak menyangkut orang terdekat kita?
'A Normal Family' memberikan ruang bagi kita sebagai penonton untuk bertanya, berpikir, dan mungkin juga bercermin.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan salah satu film terbaik dari Korea Selatan yang tidak hanya menyajikan drama keluarga, tetapi juga thriller moral yang luar biasa. Kamu bisa menyaksikannya di Catchplay+.
Baca Juga
-
Scent of a Woman: Perjalanan Dua Pria dari Generasi Berbeda Temukan Harapan
-
BIBI Umumkan Tur Dunia Pertama Bertajuk EVE, Siap Sambangi 23 Kota
-
Adolescence: Menguak Kondisi Psikis Remaja dalam Tragedi Mengerikan
-
A Real Pain: Road Movie yg Ajarkan untuk Tak Menghakimi Struggle Orang
-
Stray Kids Ungkap Jadwal Rilis Single Digital Mixtape: dominATE
Artikel Terkait
-
Transformasi Snow White Terkait Narasi Feminisme dan Buruknya Produksi
-
Review Girl Rescue: Dragon Out! Game Mirip Zuma yang Adiktif
-
Review Jujur Sunscreen Wardah Acne Calming SPF 35 Selama 2 Bulan Pemakaian
-
Review Wanita Ahli Neraka: Bongkar Peran Perempuan dalam Film Horor Religi
-
The Electric State: Dunia Alternatif Penuh Robot dan Petualangan!
Ulasan
-
Ulasan Novel Romantika Runika: Perjalanan Runika dalam Menemukan Cinta
-
Buku The Wild Robot: Bagaimana Teknologi dan Alam Bisa Saling Berdampingan
-
Novel "Caroline', Kisah Gadis Kecil Temukan Pintu Misterius di Rumah Tua
-
Perjalanan Nobody Owens: Tumbuh di Antara Hantu dalam The Graveyard Book Karya Neil Gaiman
-
Review Novel 'dan Janda Itu Ibuku': Kisah Perjuangan Ibu Menghadapi Stigma
Terkini
-
Scent of a Woman: Perjalanan Dua Pria dari Generasi Berbeda Temukan Harapan
-
Dikecam Netizen, Good Day Akan Hapus Adegan Kim Soo Hyun pada Episode Baru
-
The Boyz Terlahir Kembali dan Tunjukkan Sisi Baru di Lagu Comeback 'VVV'
-
Hasil Debut Lemah, Novocaine Tetap Raih Box Office Amerika hingga US$10,5 Juta
-
Menelusuri Sejarah Tenggara Kraton Yogyakarta Bersama Alon Mlampah dan Rotaract