Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | raysa zahra
Film The Breakfast Club (Universal Pictures)

Sulit rasanya membicarakan film remaja klasik tanpa menyebut The Breakfast Club. Dirilis pada 1985, film garapan John Hughes ini berhasil menyuarakan keresahan remaja era '80-an yang terasa relevan hingga sekarang.

Cerita sederhana tentang lima siswa yang harus menjalani hukuman detensi bersama ini justru jadi titik temu berbagai isu personal: tekanan keluarga, ekspektasi sosial, pencarian jati diri, hingga bagaimana remaja mencoba memahami satu sama lain di tengah perbedaan.

Lebih dari sekadar film, The Breakfast Club membuka jalan bagi para pemain mudanya. Mereka kemudian dikenal sebagai bagian dari Brat Pack, kelompok aktor muda Hollywood yang mendominasi film-film remaja saat itu.

Meski karakter mereka sempat melekat kuat, masing-masing berhasil membuktikan kemampuan akting di luar stereotip yang dibangun film ini.

Namun, ada satu hal yang tak pernah benar-benar terjadi selama bertahun-tahun, yakni reuni kelima bintang utamanya.

Di tengah popularitas film ini yang terus hidup lewat generasi baru, para karakter belum pernah tampil bersama dalam satu acara.

Sampai akhirnya, momen yang ditunggu para penggemar itu datang juga. Para pemeran The Breakfast Club terlihat hadir bersama dalam sebuah konvensi budaya pop.

Kehadiran mereka di satu panggung seolah membawa penonton kembali ke ruang detensi itu, tempat semua cerita bermula.

Meski bukan untuk proyek sekuel, reuni ini tetap menjadi sorotan besar bagi para penggemar film remaja legendaris rilisan 1985 tersebut.

Menyadur laporan People pada Selasa (15/4/2025), Molly Ringwald, Ally Sheedy, Judd Nelson, Emilio Estevez, dan Anthony Michael Hall tampil bersama di atas panggung C2E2. Mereka hadir dalam sesi panel yang dipandu oleh Josh Horowitz.

Kehadiran kelima bintang utama ini menjadi momen langka sekaligus istimewa, terutama karena Emilio Estevez selama ini absen dari berbagai reuni yang pernah digelar.

Ketika ditanya soal alasan ketidakhadirannya di masa lalu, Estevez menjelaskan, "Aku merasa ini sesuatu yang perlu kulakukan untuk diriku sendiri,"

Sebelumnya, para pemeran lain sempat muncul bersama dalam ajang MegaCon Orlando untuk merayakan 40 tahun The Breakfast Club.

Namun baru kali ini formasi lengkapnya benar-benar hadir di satu panggung. Tak heran, momen ini terasa seperti potongan sejarah yang kembali hidup.

Momen reuni para bintang The Breakfast Club ternyata juga membawa kesan mendalam bagi Molly Ringwald.

Aku merasa sangat emosional dan terharu bisa melihat kami semua benar-benar berkumpul. Sekarang kami nggak perlu lagi pakai replika kardus. Rasanya benar-benar menyentuh,” tutur Molly Ringwald.

Molly Ringwald sendiri berperan sebagai Claire, karakter princess dalam kelompok lima remaja dengan latar yang sangat berbeda dan dipertemukan dalam satu ruang detensi di hari Sabtu.

Selain Claire, ada tokoh atlet yang diperankan Emilio Estevez, si cerdas oleh Anthony Michael Hall, si pembangkang oleh Judd Nelson, dan si nyentrik yang dimainkan Ally Sheedy.

Meski awalnya terjebak dalam stereotip remaja tahun 80-an, film ini menyajikan kisah yang jauh lebih dari sekadar klise.

The Breakfast Club berkembang menjadi drama remaja yang memperlihatkan sisi manusiawi dari masing-masing karakter.

Lewat obrolan, pertengkaran, dan momen saling memahami, film ini berhasil menunjukkan bahwa setiap remaja punya luka dan cerita yang layak didengar.

Sejak pertama kali tayang di bioskop, The Breakfast Club langsung mendapat sambutan positif dan banyak dianggap sebagai karya terbaik dari John Hughes.

Film ini bukan hanya sukses secara kritis, tapi juga menjadi sebuah pendekatan baru dalam genre coming-of-age yang sangat memengaruhi film-film sejenis di waktu mendatang.

Dengan budget produksi hanya sekitar 1 juta dolar, film ini berhasil meraih pendapatan lebih dari 50 juta dolar di box office.

Bahkan hingga kini The Breakfast Club masih mempertahankan skor 87% Certified Fresh di situs Rotten Tomatoes.

raysa zahra