Perfilman Korea kembali mengguncang layar lebar dengan adaptasi film dari cerita pendek berjudul "Jaehee", yang merupakan bagian dari kumpulan novel Baedoshiui Sarangbeob karya Park Sang-young, yang dipublikasikan pada tahun 2019.
Film ini menjadi sorotan tidak hanya karena reputasi novelnya yang mendunia, tetapi juga karena keberaniannya mengangkat tema cinta, seksualitas, dan kehidupan urban kaum muda di Korea Selatan dengan pendekatan yang jujur dan emosional.
Disutradarai oleh Lee Eon Hee, yang sebelumnya sukses dengan "Missing" dan "The Accidental Detective 2: In Action", "Love in the Big City" menandai tonggak penting dalam representasi LGBTQ+ di perfilman arus utama Korea. Film ini tayang di bioskop sejak tanggal 5 September 2024, dengan durasi 1 jam 58 menit.
Film ini dibintangi oleh Kim Go-eun sebagai Koo Jae-hui, seorang wanita muda berjiwa bebas, dan Noh Sang-hyun sebagai Heung-su, pria penyendiri yang menyembunyikan orientasi seksualnya. Keduanya menjalin persahabatan yang erat meskipun memiliki pandangan berbeda mengenai cinta dan kehidupan.
Sinopsis Love in the Big City
Cerita "Love in the Big City" mengikuti perjalanan Jae-hui dan Heung-su yang memutuskan untuk tinggal bersama sebagai teman sekamar. Seiring waktu, mereka mulai membuka diri tentang kehidupan pribadi mereka, termasuk masalah keluarga dan percintaan.
Jae-hui adalah wanita yang tidak pernah khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain, mencintai tanpa rasa takut dan terbuka, serta menjalani hidupnya tanpa penyesalan. Sebaliknya, Heung-su adalah seorang penyendiri yang mencoba menyembunyikan orientasi seksualnya dan lebih suka menjauhkan diri dari orang lain, tetapi tetap menderita kesepian.
Meskipun persahabatan mereka semakin erat, ujian muncul ketika Jae-hui tanpa sengaja membongkar rahasia besar yang selama ini disembunyikan oleh Heung-su. Namun, Jae-hui tidak terganggu dan ikut menutup rapat rahasianya, menunjukkan kedalaman persahabatan mereka.
Film ini secara cerdas mengangkat kritik sosial terhadap standar ganda yang diterapkan pada perempuan dan laki-laki. Jae-hui sering kali dianggap "murahan" karena gemar pergi ke klub dan terlihat bergonta-ganti pasangan, sementara laki-laki yang melakukan hal serupa justru sering dipandang "hebat" atau "berhasil".
Selain itu, "Love in the Big City" juga menyuguhkan kisah tentang persahabatan, cinta, dan penerimaan di tengah kehidupan modern yang penuh tantangan. Hubungan antara Jae-hui dan Heung-su didasari oleh rasa saling memahami penderitaan masing-masing, menjadikan mereka semakin akrab dan saling melindungi satu sama lain.
Visual film ini dipuji karena sinematografinya yang artistik. Pencahayaan malam Seoul yang redup namun gemerlap menggambarkan dualitas antara harapan dan keterasingan. Palet warna dingin dan suasana sepi memperkuat nuansa kesendirian di tengah keramaian kota.
Selain mengangkat tema queer dan penyakit kronis, film ini juga menyinggung keresahan generasi muda Korea terhadap ekspektasi sosial, tekanan ekonomi, dan krisis identitas. "Love in the Big City" menjadi representasi suara kaum muda yang merasa “tidak cukup baik” untuk sistem yang menuntut kesempurnaan.
Penonton memuji keberanian film ini karena tidak menempuh jalur naratif yang aman. Ending film, yang tetap setia pada gaya novelnya, tidak menawarkan resolusi manis, tetapi justru membiarkan penonton merenungi sendiri makna cinta dan kehilangan di kota besar.
Selain kisah yang kuat, performa akting Kim Go-eun dan Noh Sang-hyun menjadi sorotan. Mereka berhasil menyampaikan emosi kompleks yang membuat penonton merasa terhubung. Chemistry mereka juga sangat alami, menjadikan hubungan mereka sebagai jantung naratif film.
Dengan "Love in the Big City", sinema Korea membuka babak baru dalam narasi LGBTQ+ dan kesehatan mental tanpa harus kehilangan kedalaman artistik dan emosional. Film ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang pencarian makna hidup di tengah kesepian dan kekacauan.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Represi: Luka Lama dan Perjalanan Menuju Penyembuhan
-
Review Film Trap: Operasi Penangkapan FBI di Balik Panggung Konser
-
Ulasan Novel After All This Time: Rahasia dan Luka Lama di Balik Dunia Kerja
-
Ulasan Novel Over the Moon: Antara Cinta Sejati dan Restu Ibu
-
Ulasan Novel Ranjat Kembang: Warisan Keluarga yang Berujung Kutukan
Artikel Terkait
-
Jadi Penyanyi Seriosa, Chelsea Islan Cerita Persiapan Comeback Akting di Film Rose Pandanwangi
-
Fakta dan Sinopsis Para Perasuk, Film Bergenre Drama Supranatural
-
Review Film Trap: Operasi Penangkapan FBI di Balik Panggung Konser
-
5 Rekomendasi Film Sambut Akhir Pekan, Ada Holy Night: Demon Hunters
-
Hiatus Akting 2 Tahun, Chelsea Islan Diam-Diam Siapkan Diri untuk Debut Sebagai Produser
Entertainment
-
Netizen Soroti Kemiripan Foto Teaser SEVENTEEN dan Album Burn Milik VANNER
-
Sidang Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Taeil eks-NCT Ditunda ke Juni, Diduga karena Benturan Jadwal
-
Seumur Jagung, Kim Bo Ra Umumkan Perceraian dengan Sutradara Jo Ba Reun
-
5 Rekomendasi Film Sambut Akhir Pekan, Ada Holy Night: Demon Hunters
-
Agensi FIFTY FIFTY Umumkan Keena karena Alami PTSD Usai Jalani Interogasi
Terkini
-
Bukan Hanya di Sepak Bola, Bahrain Juga Rasakan Pembalasan Berlipat di Ajang Level Asia Ini
-
Persib Hampir Terpeleset, Barito Putera Sukses Unjuk Gigi di Bandung
-
Tyla Ajak Pendengar Berani Ambil Kendali Hidup Lewat Single Bertajuk Push 2 Start
-
Young & Dumb Karya Avril Lavigne ft. Simple Plan: Lagu Nostalgia Bareng Sahabat
-
AFF Makin Tertampar! Bahkan Tim Sekelas Brunei Putuskan Tarik Bintangnya dari ASEAN All Stars