Hayuning Ratri Hapsari | A Ratna Sofia S
Musdalifah dan Fadel Islami (Instagram/muzdalifah999)
A Ratna Sofia S

Kabar terbaru datang dari Muzdalifah, mantan istri pedangdut Nassar, yang tengah berjuang keras untuk kembali memiliki momongan bersama sang suami, Fadel Islami.

Di usianya yang menjelang 46 tahun, Muzdalifah menjalani program bayi tabung (IVF) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan besar.

Dalam tayangan di kanal YouTube milik Richard Lee pada Minggu (5/10/2025), Muzdalifah blak-blakan menceritakan proses yang ia jalani.

Ia mengungkapkan betapa beratnya perjuangan fisik dan mental yang harus dilalui demi mendapatkan buah hati. Setiap hari, ia harus menjalani suntikan hormon dan berbagai prosedur medis yang tidak mudah dijalani bagi perempuan seusianya.

Meski prosesnya penuh rasa sakit dan melelahkan, Muzdalifah tetap tegar. Ia menegaskan bahwa semua ini dilakukan dengan penuh cinta, baik karena dorongan pribadi maupun keinginan sang suami yang ingin memiliki anak dari hasil pernikahan mereka.

Perjuangan Berat Program Bayi Tabung

Perjalanan Muzdalifah dalam menjalani program bayi tabung tidak bisa dibilang mudah. Setiap hari ia harus menerima suntikan hormon di beberapa bagian tubuh, baik siang maupun malam, untuk merangsang sel telur.

Tak hanya itu, ia juga harus memasukkan obat ke dalam vagina yang sering menimbulkan rasa tidak nyaman dan mual berkepanjangan.

Meski begitu, kerja keras dan doa Muzdalifah sempat membuahkan hasil. Ia sempat mengalami kehamilan selama enam minggu, namun sayangnya kehamilan itu berakhir dengan keguguran akibat kelelahan fisik. Momen tersebut menjadi pukulan berat bagi dirinya dan sang suami, tetapi keduanya memilih tetap tabah dan saling menguatkan.

Dari tiga sel telur yang sempat disimpan selama program berlangsung, satu berhasil menjadi kehamilan, sementara dua lainnya masih disimpan sebagai harapan di masa depan.

Muzdalifah mengatakan ia masih membutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi mental dan fisik sebelum mencoba kembali menjalani proses yang sama.

Tak hanya menjalani prosedur medis, sebelum memulai program bayi tabung, Muzdalifah juga melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk memastikan kondisi tubuhnya siap. Ia menyadari bahwa di usia hampir 46 tahun, risiko yang dihadapi jauh lebih besar dibanding wanita yang lebih muda.

Dalam pernyataannya, Muzdalifah juga menegaskan bahwa perjuangan ini dilakukan dengan keikhlasan dan penuh cinta.

Ia menilai bahwa semua hasil—baik berhasil atau gagal—adalah bentuk kehendak Tuhan yang patut diterima dengan lapang dada. “Kami sudah berusaha, selebihnya biarlah Tuhan yang menentukan,” ujarnya.

Meski sempat terpikir untuk mengadopsi anak, Muzdalifah mengaku masih ingin berikhtiar secara alami melalui bayi tabung.

Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan untuk mengambil langkah tersebut di masa depan jika memang menjadi jalan terbaik.

Yang mengharukan, di tengah proses yang melelahkan ini, Muzdalifah dan Fadel tetap menunjukkan hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Sang suami terus memberikan semangat dan menemani setiap langkah program, membuktikan bahwa cinta dan kesabaran menjadi fondasi utama dalam perjuangan mereka.

Perjuangan Muzdalifah menjadi bukti bahwa keinginan untuk menjadi seorang ibu tak mengenal usia. Meski harus melewati rasa sakit, kegagalan, dan kelelahan, ia tetap berpegang teguh pada harapan dan keyakinan.

Di usianya yang hampir 46 tahun, Muzdalifah menunjukkan bahwa menjadi “pejuang garis dua” bukan sekadar tentang kehamilan, tapi juga tentang kekuatan hati, cinta, dan keteguhan untuk terus berjuang.