Aktor peraih Oscar, Christian Bale, dikenal luas karena perannya sebagai Batman dalam trilogi 'The Dark Knight' garapan Christopher Nolan.
Namun di balik sosoknya yang sering memerankan karakter intens dan gelap, Bale justru memilih sebuah film animasi penuh kehangatan ini sebagai karya yang paling ia banggakan, yaitu 'Howl's Moving Castle' karya sutradara legendaris Hayao Miyazaki.
Dikutip dari The Express Tribune, Bale menyebut film produksi Studio Ghibli tersebut sebagai "masterpiece" yang dengan bangga akan ia rekomendasikan kepada anak-anaknya.
Dalam versi bahasa Inggris film yang dirilis pada 2005 oleh Walt Disney Pictures, Bale menjadi pengisi suara karakter utama, Howl, seorang penyihir karismatik yang tinggal di kastil bergerak di tengah dunia yang dilanda perang.
Film ini diadaptasi dari novel tahun 1986 karya Diana Wynne Jones, dan disutradarai langsung oleh Hayao Miyazaki, salah satu kreator animasi paling berpengaruh di dunia.
Ceritanya mengikuti perjalanan Sophie Hatter, gadis muda yang dikutuk menjadi wanita tua oleh penyihir jahat. Dalam upayanya mematahkan kutukan, Sophie bertemu Howl, muridnya Markl, dan iblis api Calcifer, yang kemudian mengubah pandangannya tentang cinta, keberanian, dan arti kebebasan.
Menurut FandomWire, Bale tidak hanya merasa bangga dengan hasil film tersebut, tetapi juga terinspirasi secara pribadi oleh karya Miyazaki.
Sebelum terlibat dalam 'Howl's Moving Castle', Bale telah menonton 'Spirited Away' dan mengaku sangat tersentuh oleh keindahan visual dan kedalaman emosional film itu. Ia bahkan mengatakan bahwa setelah menonton karya tersebut, dirinya langsung berharap bisa bekerja sama dengan Studio Ghibli dalam bentuk apa pun.
Keinginannya pun terkabul pada tahun 2004, ketika ia mendapatkan peran utama sebagai Howl, suatu hal yang ia sebut sebagai "tak terduga, tapi sangat berharga."
Menariknya, ini bukan kali pertama seorang aktor pemeran Batman terlibat dalam proyek Studio Ghibli. Sebelum Bale, Michael Keaton, pemeran Batman di era 1980-an, lebih dulu mengisi suara karakter utama dalam 'Porco Rosso'.
'Howl's Moving Castle' sendiri dikenal luas bukan hanya karena visualnya yang memukau, tetapi juga karena pesan moralnya yang kuat.
Miyazaki membuat film ini di tengah situasi Perang Irak pada awal 2000-an, dan menjadikannya sebagai bentuk kritik terhadap perang serta glorifikasi kekerasan. Namun, alih-alih menampilkan adegan brutal, ia memilih menggambarkan penderitaan manusia secara emosional dan halus, menonjolkan pentingnya cinta dan kedamaian.
Film ini sukses besar di pasaran. Dengan biaya produksi hanya sekitar 24 juta dolar AS, 'Howl's Moving Castle' berhasil meraup lebih dari 236 juta dolar AS di seluruh dunia.
Film ini juga menerima berbagai pujian kritis dan dinominasikan untuk kategori Best Animated Feature di ajang Academy Awards ke-78.
Lebih dari sekadar angka, film ini berhasil meninggalkan jejak emosional yang mendalam bagi para penontonnya, menjadikannya salah satu karya paling abadi dalam dunia animasi.
Meski telah berlalu dua dekade sejak perilisannya, pesona 'Howl's Moving Castle' tetap hidup di hati para penggemar, termasuk Bale sendiri. Ia menilai film ini sebagai contoh sempurna bagaimana animasi dapat menyampaikan pesan yang mendalam tanpa kehilangan keindahan visualnya.
Menariknya lagi, pada tahun 2025, beberapa mantan animator Studio Ghibli, seperti Akihiko Yamashita dan Yoshiharu Sato, merilis film baru berjudul 'Ashita no Arika' di bawah studio baru mereka, Trash Studio. Film berdurasi 55 menit itu dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan Ghibli dan gaya animasinya yang khas.
Dengan segala keindahan, kedalaman pesan, dan sentuhan magisnya, tak heran jika Christian Bale memilih 'Howl's Moving Castle' sebagai karya yang paling pantas ia kenalkan kepada anak-anaknya.
Bagi Bale, film ini bukan sekadar animasi, tetapi sebuah karya seni yang mengajarkan nilai cinta, keberanian, dan kemanusiaan di tengah dunia yang sering kali keras dan penuh konflik.
Baca Juga
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal
-
Prekuel Weapons Resmi Diproduksi, Siap Ungkap Asal-usul Aunt Gladys
-
Berdurasi 2 Jam, Final Stranger Things 5 Bakal Kupas Dunia Upside Down
-
Lin Shaye Dipastikan Comeback di Insidious 6, Dijadwalkan Tayang 2026
-
Penulis Baek Se-hee Meninggal: Perjuangan Melawan Distimia dan Donasi Organ yang Menginspirasi
Artikel Terkait
-
Terminator Salvation: Lebih Gelap dan Tanpa Perjalanan Waktu, Malam Ini di Trans TV
-
Review Film Princess Mononoke: Mahakarya Studio Ghibli yang Abadi
-
Madame Wang Secret Garden: Kafe ala Studio Ghibli di Tengah Kota Malang!
-
Suka Film Ghibli? Ini Rekomendasi yang Pas Buat Ditonton saat Musim Panas
-
Grave of the Fireflies Tayang Perdana di Bioskop Indonesia Mulai 29 Agustus
Entertainment
-
Jisoo BLACKPINK Bicara Soal Akting dan Cinta di Wawancara Vanity Fair
-
Gaet J-Hope BTS, Le Sserafim Tampil Nyentrik di Single Terbaru 'Spaghetti'
-
Menutup Akhir Tahun dengan Stranger Things: Catat Jadwal Tayangnya!
-
Segera Tayang! Fans Histeris Tak Sabar Menanti Film Avatar: Fire and Ash
-
Romantis tapi Kocak! Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Hanya Saling Follow di Instagram
Terkini
-
Film Abadi Nan Jaya, Zombie Lokal Terniat dan Sayang Banget Dilewatkan!
-
Rekomendasi 3 Krim Terbaik untuk Rambut Curly yang Wajib Kamu Coba!
-
Anti Mati Gaya! Intip 5 Ide Mirror Selfie ala Zhao Lusi yang Bisa Kamu Tiru
-
Coach Justin Sentil Erick Thohir: Jangan Mundur, Saatnya Ambil Keputusan!
-
4 Inspirasi Look OOTD Ryujin ITZY Buat yang Suka Tampil Modis dan Sat-Set!