Hayuning Ratri Hapsari | Thedora Telaubun
Afgan - Sampai Jumpa (Screenshot/YouTube)
Thedora Telaubun

Bagi kamu yang dahulu sempat menonton film Refrain di tahun 2013 dan ikut gemas atas chemistry kedekatan antarkarakter Afgan dan Maudy Ayunda yang mereka perankan, bisa jadi lagu terbaru dari Afgan berjudul Sampai Jumpa merupakan time machine manis nan melankolis. 

Pasalnya, di balik klip musik pengiring Sampai Jumpa, Afgan dan Maudy kembali membawa kita ke masa sekolah bagian pertama, lalu mempersempit dengan kenangan dan rasa rindu.

Sampai Jumpa bukan lagu single biasa. Lagu ini adalah bagian dari album terbaru Afgan, Retrospektif, sebuah album full berbahasa Indonesia yang menandai kembalinya Afgan setelah beberapa tahun yang dipenuhi karyanya dalam bahasa Inggris. 

MV Sampai Jumpa sendiri dikemas seperti short film sentimental. Di dalam MV tersebut, kita tidak diajak hanya mendengarkan lagu, melainkan juga perjalanan dua sosok manusia yang pernah saling mengetahui, terpisahkan sejenak oleh waktu, lalu ditemukan lagi.

Dunia SMA, perpustakaan, reuni kecil, semua itu terasa relate dan mungkin sebagian orang ikut menarik napas ketika melihat karakter juga menyadari bahwa terkadang hidup membawa kita ke jalan yang berbeda. 

Tema perpisahan di Sampai Jumpa tidak dibungkus dengan patah hati yang dramatis, melainkan dengan keikhlasan dan harapan. 

Lagu ini tidak melihat perpisahan sebagai akhir, melainkan sebagai jeda mungkin sebuah ruang untuk memberi waktu, ruang, dan harapan agar suatu saat bertemu lagi.

Bagi penggemar lama Afgan dan Maudy, kemunculan mereka bersama di lagu ini seakan menjadi nostalgia sekaligus pengingat bahwa cinta, kenangan, dan penantian punya tempat spesial di setiap perjalanan hidup. 

Kembalinya Afgan dan Maudy dalam satu proyek visual memang bukan hal yang direncanakan besar-besaran, namun justru itu yang membuatnya terasa natural. 

Chemistry keduanya tetap sama hangatnya seperti lebih dari satu dekade lalu ketika mereka dipertemukan lewat Refrain.

Sampai Jumpa bisa jadi refleksi bahwa kadang kita harus merelakan yang kita sayangi, bukan karena sudah tidak mencinta tetapi karena jalan hidup yang berbeda.

Namun, di waktu yang tepat, bisa saja dipertemukan lagi, who knows