YouTuber sekaligus public figure Ria Ricis baru saja pulang dari lokasi bencana banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Sumatra Barat.
Kepulangannya diikuti banyak tanya dari publik, terutama setelah ia membagikan pengalaman pribadinya yang ternyata jauh lebih memilukan dari yang terlihat di media sosial.
Saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 6 Desember 2025, Ricis menggambarkan kondisi lapangan sebagai sesuatu yang benar-benar “mengenaskan”.
Meski sempat beredar kabar bahwa banjir sudah mulai surut, penuturan Ricis justru menunjukkan bahwa situasi di lapangan masih sangat jauh dari pulih.
Situasi Lapangan Masih Kritis dan Banyak Korban Hilang
Ricis yang turun langsung bersama tim Dompet Dhuafa menyampaikan bahwa banyak orang salah mengira bahwa keadaan sudah aman. Padahal, kerusakan yang terjadi sangat besar dan masih banyak warga yang kehilangan keluarga serta tempat tinggal.
“Ternyata kondisinya masih amat sangat kritis ya. Kalau misalnya orang-orang bilang mungkin sebagian ada yang sudah surut, memang sudah sebagian,” ujar Ricis seperti dikutip dari Suara.com.
“Tapi waktu kita sembari keliling, masih banyak juga yang ternyata rumahnya hanyut, keluarganya hilang.”
Kesaksian ini menegaskan bahwa bencana tersebut masih membutuhkan perhatian ekstra dan dukungan yang terus menerus dari masyarakat luas.
Medan Berat dan Infrastruktur Rusak Parah
Dalam keterangannya, Ricis juga menjelaskan sulitnya medan yang harus ditempuh untuk menyalurkan bantuan. Kerusakan infrastruktur menjadi hambatan utama, mulai dari jalan berlumpur hingga akses yang terputus.
“Rintangannya jalur darat aja sih. Kayak misalkan kemarin kita pakai mobil itu emang susah banget,” jelasnya.
Ricis menambahkan bahwa beberapa daerah bahkan masih mengalami pemadaman listrik, kekurangan air bersih, dan akses jalan yang rusak total.
"Karena jalannya ada yang masih berlumpur, ada yang jalannya terputus, bahkan ada yang listrik masih belum ada, air bersih belum ada," imbuhnya.
Kondisi ini membuat proses distribusi bantuan menjadi lambat dan memerlukan tenaga ekstra dari para relawan.
Fokus Ricis: Trauma Healing untuk Anak-Anak
Di tengah keterbatasan waktu kunjungannya yang hanya sehari, Ricis memilih untuk berfokus pada trauma healing bagi anak-anak di lokasi bencana. Ia tidak ingin membuka pembicaraan terkait kehilangan harta atau keluarga demi melindungi kondisi mental mereka.
“Aku fokus untuk memberikan kehangatan dan tawa ceria untuk anak-anak di sana. Dan ternyata mereka sangat menyambut aku dengan amat sukacita,” tuturnya.
Keputusannya ini menuai pujian, mengingat anak-anak merupakan kelompok paling rentan dalam situasi bencana besar seperti ini.
Rencana Melanjutkan Misi Kemanusiaan ke Aceh
Setelah melihat langsung kondisi Sumatra Barat, Ricis berencana melanjutkan aksi kemanusiaan ke Aceh, salah satu wilayah yang juga terdampak bencana hidrometeorologi basah.
“Nanti insya Allah… kita pengin ke Aceh sih, di tanggal 15 ke atas sesuai jadwal Dompet Dhuafa,” katanya.
Ia mengaku bahwa kunjungan sebelumnya membuka matanya tentang betapa besarnya bantuan yang masih dibutuhkan masyarakat.
Ajakan untuk Berdonasi: Bantuan Sekecil Apa Pun Berarti
Ricis menegaskan bahwa masyarakat masih sangat membutuhkan bantuan, dari apa pun bentuknya. Ia pun berharap publik tidak berhenti menyalurkan donasi.
“Aku berharap banyak sekali bantuan dari teman-teman. Karena ternyata memang berapapun jumlahnya itu sangat berarti besar banget buat saudara-saudara kita yang ada di sana. Karena aku juga udah lihat langsung dan memang ternyata semengenaskan itu,” tambah Ricis.
Dengan kesaksian langsung dari lokasi bencana, Ricis ingin memastikan masyarakat memahami bahwa kondisi warga di lokasi terdampak benar-benar memprihatinkan dan masih membutuhkan uluran tangan.
Kondisi Terkini Berdasarkan Data BNPB
Sebagai tambahan, bencana hidrometeorologi basah yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatra Barat sejak akhir November 2025 telah berdampak sangat besar.
BNPB melaporkan ratusan korban jiwa serta ribuan warga terpaksa mengungsi karena kehilangan rumah dan akses kebutuhan dasar.
Situasi ini masih berkembang, dan seluruh wilayah terdampak terus membutuhkan perhatian dari pemerintah, relawan, hingga masyarakat luas.
Semoga kondisi segera membaik dan para korban mendapatkan kekuatan dalam menghadapi masa pemulihan.
Baca Juga
-
Ayah Pratama Arhan Meninggal Dunia, Penggemar dan Rekan Timnas Berduka
-
Denny Sumargo Kritik Lambatnya Respons Pemerintah Atasi Banjir Sumatra
-
Paling Ditunggu! Samara Weaving Kembali di Film Ready or Not 2: Here I Come
-
Jonathan Alden Dituding Tidak Peka, Brisia Jodie: Suamiku The Best!
-
Gagasan Berani Pandawara Group: Ajak Publik Patungan Beli Hutan?
Artikel Terkait
-
Momen Prabowo Cicipi Masakan Dapur Umum Saat Tinjau Pengungsian Aceh
-
Sinyal Tegas Kapolri di Tengah Banjir Sumatra, Ujian Nyata Reformasi dan Presisi Polri
-
Banjir Sumatera, Pengamat Desak Komisi IV Panggil Mantan Menhut Zulkifli Hasan
-
Saksikan Langsung Dampak Banjir Sumatra, Ria Ricis: Kondisinya Mengenaskan
-
Hasan Nasbi Singgung Akar Masalah Banjir Bukan pada Menteri Setahun Menjabat
Entertainment
-
Trailer Baru 28 Years Later: The Bone Temple, Sorot Konflik Antar Penyintas
-
Ayah Pratama Arhan Meninggal Dunia, Penggemar dan Rekan Timnas Berduka
-
Jadwal Tayang Peaky Blinders: The Immortal Man Diumumkan, Catat Tanggalnya!
-
Catat Tanggalnya! Kang Daniel Siap Rilis Album Spesial Bertajuk PULSEPHASE
-
Denny Sumargo Kritik Lambatnya Respons Pemerintah Atasi Banjir Sumatra
Terkini
-
Ulasan Film Qorin 2: Mengungkap Isu Bullying dalam Balutan Horor Mencekam
-
Tetap Junjung Etika, Stop Normalisasi Candaan Pakai Sebutan Nama Orang Tua
-
Jelang Lawan Filipina, Timnas Indonesia Disanjung Media Vietnam karena Ini
-
Laki-Laki Perlu Safe Space: Saatnya Lawan Bullying dari Beban Maskulinitas
-
Luka yang Tak Terlihat: Mengapa Kata Maaf Belum Cukup untuk Korban Bullying?