Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Nabila Prajna
Ilustrasi tabung oksigen. (iStockphoto/Toa55/Getty Images)

Pandemi Covid-19 yang masih merajalela di Indonesia membuat rakyat semakin bingung akan segala hal. Di masa sulit ini, banyak sekali oknum yang mencuri kesempatan untuk bisa memperkaya diri sendiri.

Panic buying kerap terjadi, mulai dari pembelian masker medis, handsanitizer, hingga kasus baru yaitu susu merk bear brand dan vitamin c. Panic buying yang dilakukan oleh masyarakat disebabkan oleh beberapa hal. Rasa takutnya masyarakat akan terindikasi positif atas virus ini pun menjadi alasan adanya panic buying dalam membeli barang-barang kesehatan.

Terjadinya sikap panic buying masyarakat ini, biasanya akan dijadikan sebagai ladang kesempatan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tidak hanya panic buying, bahkan orang yang sedang butuh segera terhadap alat kesehatan pun bisa dijadikan kesempatan.

Saat ini oksigen sedang dibutuhkan banyak orang untuk benar-benar dibutuhkan. Membludaknnya pasien yang kian hari semakin bertambah, menyebabkan oksigen sulit untuk dicari.

Tingginya permintaan pasar menyebabkan, tinggi pula harga barang tersebut. Namun, ini dijadikan lahan bisnis oleh beberapa oknum untuk memperkaya dirinya sendiri. Disituasi yang sulit seperti ini, tidak sedikit yang butuh semua kebutuhan medis. Tidak sedikit pula, orang-orang yang tidak punya hati.

Selain mengambil untung dengan menaikan harga yang tidak masuk akal, beberapa oknum juga mengambil kesempatan untuk menipu beberapa masyarakat. Modus penipuan kasus oksigen ini sudah beredar di dunia maya dengan berbagai cara.

  1. Modus yang dipakai ialah menjual oksigen atau tabung oksigen dengan harga miring maupun mahal, lalu disebarkan melalui beberapa platform dengan pembayaran diawal.
  2. Modus dilakukan dengan menjemput tabung oksigen kerumah, lalu akhirnya tidak dikembalikan lagi.

Dengan banyaknya kasus kenaikan harga yang tidak masuk akal sampai dengan penipuan, pihak yang berwajib harus bertanggung jawab untuk membersihkan semuanya dan masyarakat harus selalu belajar dari pengalaman.

Nabila Prajna