Scroll untuk membaca artikel
Munirah | ninda alfi
Ilustrasi mata. (Shutterstock)

Dalam beberapa kondisi, manusia normalnya mengeluarkan air mata. Entah air mata yang keluar karena debu, ketika memotong bawang merah, dan yang paling sering tentu saja ketika menangis. Nah, bagaimana rasanya jika air mata ini tidak bisa keluar sama sekali?

Kita jarang mendengar tentang kelainan pada mata yang tidak bisa menghasilkan air mata, penyakit Xerophthalmia sebutan medisnya. Mendengar namanya saja unik. Hampir-hampir tidak pernah dengar ya, kan?

Kita cek yuk apa saja fakta tentang penyakit Xerophthalmia ini!

1. Penyakit Xerophthalmia dapat menyebabkan kebutaan

Xerophthalmia adalah kondisi medis yang terjadi karena mata gagal menghasilan air mata. Hal ini disebabkan karena tubuh kekurangnya vitamin A. Dilansir dari laman healthline, kurangnya vitamin A dapat mengeringkan saluran air mata dan mata manusia.

Selanjutnya dikutip dari laman wikipedia, biasanya penyakit Xerophthalmia karena kekurangan vitamin A parah dapat mempengaruhi keringnya konjungtiva dan kornea mata. Awalnya konjungtiva menjadi kering, tebal dan kusut.

Jika tidak diobati, dapat menyebabkan ulserasi kornea. Akhirnya menjadi kebutaan sebagai akibat dari kerusakan kornea.

2. Gejala awal penyakit Xerophthalmia

Dilansir dari laman healthline, gejala awal dari penyakit Xerophthalmia adalah kebutaan malam atau night blindness. Kebutaan malam merupakan kondisi dimana mata mengalami penurunan kemampuan penglihatan di malam hari.

Bila terjadi pada anak-anak, dikutip dari laman medicalguidelines, tanda pertamanya adalah Hemeralopia (Crepuskular Blindness), yaitu anak tidak dapat melihat dalam cahaya redup sehingga dapat menabrak benda dan menunjukkan penurunan mobilitas.

Kemudian, tanda-tanda lain muncul, menurut WHO dalam buku "Xerophthalmia" karya Feroze KB dan Kaufman RJ, mengklasifikasikan tanda-tanda klinis penyakit Xerophthalmia sebagai berikut:
• Xerosis konjungtiva: Bulbar konjungtiva tampak kering, kusam, tebal, keriput dan tidak sensitif.
• Bintik Bitot: bintik-bintik bitot keputihan pada konjungtiva palpebral.
• Kororeal Xerosis: kornea yang kering dan kabur.
• Ulserasi kornea dan keratomalacia: pencairan bagian atau seluruh kornea.
• Bekas luka kornea: jaringan parut kornea.
• Xerophthalmic Fundus: perubahan fundus ini terlihat dalam defisiensi vitamin A berkepanjangan.

3. Penyebab utama penyakit Xerophthalmia

Tubuh kita tidak dapat menghasilkan vitamin A sehingga membutuhkan asupan vitamin A dari luar tubuh. Vitamin A yang dibutuhkan tubuh didapatkan dari makanan yang kita makan. Bila tubuh kekurangan vitamin A maka dapat menyebabkan penyakit Xerophthalmia.

Vitamin A penting untuk penglihatan. Vitamin A merupakan elemen protein yang menyerap cahaya di reseptor retina. Vitamin A juga penting untuk fungsi dan pemeliharaan hati, paru-paru, ginjal, dan organ-organ lainnya.

Xerophthalmia jarang terjadi di Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara maju lainnya. Namun masih terlihat di negara-negara berkembang di mana orang mungkin memiliki akses terbatas untuk makan makanan dari produk hewani.

4. Wanita dan anak-anak rentan terkena penyakit Xerophthalmia

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 254 juta anak mengalami kekurangan vitamin A dan 2,8 juta anak memiliki Xerophthalmia. Penelitian juga menunjukkan bahwa Xerophthalmia, tidak hanya menyebabkan kebutaan, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan, morbiditas umum, dan kematian.

Kita perlu waspada karena sekitar 45% dari populasi anak-anak di dunia dengan defisiensi vitamin A dan Xerophthalmia berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Ibu hamil dan beberapa orang yang memiliki penyakit tertentu juga berisiko mengalami penyakit Xerophthalmia. Sebuah studi tahun 2002 menemukan bahwa di seluruh dunia lebih dari 6 juta wanita mengalami kebutaan malam (Night Blindness) selama kehamilan setiap tahun.

5. Pengobatan yang disarankan untuk penyakit Xerophthalmia

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu sebelum memberikan pengobatan untuk penyakit Xerophthalmia. Dikutip dari laman Wikipedia, pengobatan penyakit Xerophthalmia dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu mengobati gejala penyakit dan mengobati defisiensi vitamin A.

Pengobatan gejala penyakit Xerophthalmia biasanya mencakup penggunaan air mata buatan dalam bentuk tetes mata, meningkatkan kelembaban lingkungan sekitar dengan pelembab, dan mengenakan kacamata saat berada di luar ruangan.

Pengobatan defisiensi vitamin A dapat dilakukan dengan pemberian suplemen vitamin A atau multivitamin dan disarankan juga untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A.

6. Cara mencegah penyakit Xerophthalmia

Penyakit Xerophthalmia dapat dicegah dengan rutin memberikan vitamin A pada balita di posyandu ataupun puskesmas. Biasanya rutin diberikan secara gratis pada bulan Pebruari dan Agustus.

Suplemen Vitamin A ini diberikan secara oral dan diteteskan melalui mulut. WHO merekomendasikan dosis suplemen vitamin A 100,000 IU secara oral pada bayi berusia 6-12 bulan, 200,000 IU pada balita berusia 1-5 tahun. Untuk ibu hamil dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan.

Penyakit Xerophthalmia dapat dicegah dengan banyak mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin A. Vitamin A termasuk zat yang larut dalam tubuh. Makanan yang banyak mengandung vitamin A kebanyakan dari produk hewani seperti daging sapi, ayam, telur, hati, Ikan, produk olahan susu, dan beberapa sayuran hijau.

Ternyata kekurangan vitamin A dapat memberikan efek buruk untuk kesehatan mata. Kelebihan vitamin A pun juga ada efeknya bagi tubuh. Berlebihan memang tidak baik, sedang-sedang saja. Apabila mulai merasakan tanda dan gejala penyakit Xerophthalmia harus segera dikonsultasikan dengan dokter ya sehingga masalah dapat segera teratasi.

ninda alfi