Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Novan Harya Salaka
Ilustrasi meditasi, membaca pikiran (Pixabay/kalyanayahaluwo)

Menurut Psychology Today, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kemampuan membaca pikiran melalui extrasensory perception (ESP). Akan tetapi, beberapa individu terlatih ternyata mampu menebak apa yang orang lain pikirkan atau rasakan dengan membaca bahasa tubuh. Berikut cara-caranya:

Kemampuan Decoding Non-verbal

Menyentuh perasaan dan emosi orang lain dengan membaca tanda-tanda emosional non-verbal. Lebih spesifik, adalah dengan mendeteksi ekspresi wajah dan nada bicara. Membaca tanda non-verbal memang tidaklah mudah, tapi ia dapat dilatih dengan metode khusus.

Mempertimbangkan Konteks

Membaca pikiran tidak cukup dengan hanya mampu menerjemahkan tanda-tanda non-verbal. Akan tetapi, juga perlu memperhitungkan konteks. Perilaku non-verbal yang sama dalam konteks yang berbeda dapat menghasilkan makna yang berlainan.

Strategi Mendeteksi Kebohongan

Sebuah riset menemukan bahwa manusia memang cenderung memiliki kesulitan mendeteksi kebohongan. Namun, beberapa individu memiliki keahlian luar biasa untuk urusan ini. Mereka mencermati inkonsistensi dalam perilaku non-verbal, cara seseorang mengatakan sesuatu, dan menganalisis konteksnya.

Dalam artikel lain, terdapat pula alternatif cara untuk dapat membaca pikiran. Untuk dapat sepenuhnya memahami orang lain, yang perlu dilakukan adalah justru menyadari bagaimana reaksi sensor dan aktivitas mental kita sendiri. Dengan kesadaran sensoris, kita akan dapat menerima dan menerka apa yang sebenarnya orang lain rasakan, melampaui apa yang mereka katakan. Untuk melakukan ini, berikut adalah yang diperlukan:

Kesadaran Kognitif

Sebagian besar dari kita cenderung lebih banyak menggunakan kesadaran kognitif. Kita coba memahami orang lain dengan mengerucutkan dan menginterpretasi sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat dan dengar. Pada kenyataannya, ada sesuatu yang lebih dari apa yang kita lihat dan dengar dengan indra kita.

Kesadaran Sensoris (Sensory Awareness)

Kesadaran ini mencakup kesadaran batin atas reaksi dalam percakapan. Kita bisa bereaksi terhadap apa yang dikatakan orang, atau bereaksi berdasarkan energi yang kita terima dari orang lain. Kita bisa merasakan keinginan, kekecewaan, harapan, kemarahan, atau keraguan ketika mereka memiliki masalah untuk mengartikulasikannya.

Keberanian untuk Menjadi Sensitif

Menjadi sensitif berarti menyadari aktivitas mental yang sedang terjadi di sekitar kita, seperti mampu merasakan ketika seseorang sedang mengalami keraguan, tertekan, atau bersemangat. Sayangnya, ketika kita tidak menyertakan perasaan saat berinteraksi dengan orang lain, kita sesungguhnya sedang mencegah terbentuknya koneksi.

Dengan meningkatkan kemampuan sensory awareness, kita membantu orang lain merasa dimengerti, diterima, dan dihargai. Demikianlah beberapa cara membaca pikiran secara psikologis. Bila kamu memiliki keluhan dan masalah terkait kesehatan mental, jangan ragu atau malu untuk pergi menemui profesional.

Novan Harya Salaka