Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sunatus Solikhah
Ilustrasi tanda seseorang mengalami self-harm (Pexels/Sofia Alejandra)

Ada banyak orang yang memilih self harm untuk mengatasi rasa sakitnya. Apakah kamu salah satunya? Jangan menganggap sepele kondisi ini, karena jika dibiarkan tanpa adanya penanganan, bisa menimbulkan dampak serius bahkan berisiko kematian.

Beragam alasan membuat seseorang akhirnya memilih untuk menyakiti dirinya sendiri menggunakan benda tajam. Beberapa di antaranya yaitu adanya pengalaman traumatis, memendam perasaan menyakitkan terlalu lama dan tidak mendapatkan dukungan.

Penyebab setiap individu akan berbeda antara satu dengan lainnya. Lalu, apa saja tanda seseorang mengalami self harm? Inilah 5 tandanya yang perlu kamu ketahui.

1. Sering Menyimpan atau Membawa Benda Tajam

Seseorang yang mengalami self harm biasanya sering menyimpan atau membawa benda tajam ke mana saja ia pergi. Benda tajam seperti pisau, gunting, cutter dan sejenisnya digunakan untuk melukai anggota tubuh.

2. Sering Sendirian

Tanda berikutnya adalah sering sendirian yang membuatnya merasa kesepian. Ada dua kemungkinan mengenai hal ini. Mereka menyendiri karena merasa tidak memiliki teman atau sengaja menarik diri dari lingkungan sekitar. 

Salah satu penyebab seseorang akhirnya memilih untuk menyendiri adalah karena ia tidak diterima di lingkungan sekitar. Bahkan, lingkungan sekitar membuatnya semakin merasa bersalah, sehingga ia merasa tidak ada dukungan positif dari orang lain.

3. Emosi Tidak Stabil

Seseorang yang mengalami self-harm memiliki emosi tidak stabil. Emosi inilah yang memicu mereka akhirnya memilih untuk menyakiti diri sendiri karena tidak bisa melampiaskannya dengan cara lain.

Mereka mengalihkan perasaan emosi melalui rasa sakit pada fisik. Hal ini jika dibiarkan semakin lama akan sangat membahayakan kondisi tubuh.

4. Adanya Bekas Luka yang Memiliki Pola Sama dan Berulang

Tanda self-harm berikutnya adalah adanya bekas luka yang memiliki pola sama dan berulang. Baik itu pada bagian tubuh yang sama atau lainnya. Semakin sering mengalami kecewa, akan kian banyak juga bekas luka yang ada.

5. Tidak Mengaku Ketika Ditanya Mengenai Bekas Luka

Penderita self-harm tidak akan mengaku ketika ditanya mengenai bekas luka. Mereka akan berdalih dan mencari-cari alasan untuk menutupinya. Biasanya menggunakan alasan habis jatuh, terbentur benda tajam, tidak sengaja terkena pisau dan lain-lain.

Jangan selalu menuruti apa yang dikatakan oleh emosi dan hati. Melakukan pengontrolan diri juga sangat penting. Bagi penderita self harm mungkin sangat sulit untuk mengubah kebiasaan menyakiti diri, apalagi ketika keadaan sendiri.

Jika kamu memiliki teman dekat yang mempunyai kebiasaan ini, sebaiknya rangkul dia. Berikan support dan yakinkan bahwa ia berharga. Yakinkan bahwa masih banyak orang yang peduli dan sayang dengannya, termasuk kamu.

Namun, jika kamu yang mengalaminya, yuk segera diatasi. Melampiaskan emosi bisa dilakukan dengan banyak hal selain menyakiti diri sendiri. Misalnya mengalihkannya ke hal-hal positif atau berbagai cerita dengan orang yang memang terpercaya dan bisa memahamimu.

Jika kedua cara tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan atau sudah dicoba tapi tidak berhasil, kamu bisa mencoba untuk konseling ke psikolog maupun psikiater. Semangat ya, kamu pasti bisa melaluinya. Selalu ada jalan di setiap kemauan.

Sunatus Solikhah