Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dita Pratiwi
Indonesia memasuki musim pancaroba (foto: BMKG)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis, memiliki dua musim di sepanjang tahunnya, yaitu musim kemarau dan penghujan. Dikarenakan letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, menyebabkan negara mendapatkan sinar matahari yang cukup. Selain itu, Indonesia juga negara maritim yang diapit dua benua dan dua samudra. Lebih lanjut, wilayah Indonesia didominasi perairan, sehingga mengakibatkan banyaknya terjadi penguapan air laut sampai memiliki tingkat kelembapan udara yang cukup tinggi.

Siklus dua musim ini terjadi secara bergantian. Musim hujan di Indonesia biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Februari. Sedangkan musim kemarau di Indonesia, biasanya terjadi pada bulan Maret hingga September. Terjadinya pergantian musim disebabkan oleh adanya pergantian arah angin. Musim emarau terjadi bersamaan dengan bertiupnya angin musim timur. Sedangkan musim hujan bersamaan dengan angin musim barat. Namun, hal ini pun juga dipengaruhi oleh pergerakan semu matahari tahunan.

Pada siklus perubahan musim tersebut, di situlah terjadinya musim pancaroba, yaitu masa terjadinya pergantian musim. Fase pancaroba, menyebabkan terjadinya perubahan suhu yang tidak menentu. Perubahan suhu tersebut cenderung terjadi secara tiba-tiba.

Saat ini, Indonesia sedang masuk masa pancaroba. Hal ini ditandai dengan curah hujan yang tinggi, disertai guntur dan angin yang kencang, serta frekuensi badai yang tinggi. Sehingga, perubahan fase ini membawa dampak buruk pada kesehatan seperti sering mengakibatkan munculnya berbagai penyakit seperti flu, batuk, dan lainnya.

Selain itu, dampak untuk lingkungan sekitar dikarenakan terjadinya curah hujan yang tinggi yaitu seperti mengakibatkan terjadinya banjir, pohon tumbang, tanah longsor, dan sebagainya. Namun, hal ini pun tak terlepas dari tindakan manusia, seperti terjadinya banjir akibat kebiasaan membuang sampah sembarangan, memiliki  sistem drainase yang tidak baik, dan penyebab-penyebab lainnya.

Namun, jika terjadi sebaliknya, memasuki pancaroba pada musim kemarau, yang mana memiliki tingkat intensitas curah hujan yang rendah. Hal ini mengakibatkan kondisi lingkungan yang tidak stabil, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, kekeringan, kekurangan air bersih, dan munculnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri akibat terbawa oleh angin kemarau.

Seperti yang baru-baru ini terjadi, banyak daerah di Indonesia mengalami banjir akibat curah hujan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan berbagai aktivitas menjadi terhambat. Terlebih saat ini kita pun masih belum terbebas dari pandemi Covid-19 yang melanda. Dengan cuaca yang tidak menentu ini, kita perlu menaruh perhatian lebih untuk tetap menjaga kesehatan, dan metabolisme tubuh agar tetap sehat.

Terjadinya perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban yang cukup signifikan, ini dapat menimbulkan penyakit. Pasalnya, virus dan bakteri akan lebih leluasa berkembang biak dan hidup lebih lama di lingkungan yang lembab. Apalagi jika kondisi fisik sedang tidak baik, kinerja infeksi akan lebih besar selama musim pancaroba.

  • Influenza

Selama masa transisi, virus flu akan lebih mudah menyebar. Ini akan diperparah dengan lingkungan yang lembab, virus akan bertahan lebih lama. Munculnya virus flu ditandai dengan batuk, pilek dan sakit tenggorokan, bahkan bisa menyebabkan demam.

  • Demam berdarah

Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, dengan curah hujan yang tinggi, suhu yang tinggi, dan banyak genangan air. Genangan air merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk. Semakin banyak genangan air, kian banyak jumlah nyamuk.

Adapun gejala demam berdarah antara lain nyeri otot, nyeri sendi, mual, muntah, sakit tenggorokan dan eritema pada kulit.

  • Demam chikungunya

Penyakit ini juga disebabkan oleh nyamuk. Gejalanya kurang lebih sama dengan demam berdarah, yang biasanya berlangsung selama beberapa minggu.

  • ISPA

Adalah singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas, yang dapat bermanifestasi sebagai asma dan bronkitis. Kondisi ini disebabkan oleh penyempitan dan pembengkakan saluran udara yang menyebabkan terbentuknya gumpalan lendir di sekitar saluran udara. Biasanya hal ini disebabkan oleh suhu rendah dan angin kencang.

  • Diare

Karena jumlah virus dan bakteri meningkat tajam di musim ini, dampaknya banyak penyakit muncul di musim pancaroba. Diare dapat terjadi ketika kita makan makanan yang tidak dipasteurisasi. Diare biasanya ditandai dengan tinja berair, sakit perut, dan gangguan pencernaan seperti mual dan kembung.

Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga imunitas sebagai berikut :

  • Makan Makanan Bergizi

Makanan merupakan sumber energi dan nutrisi bagi tubuh. Tidak hanya untuk menjaga agar organ tubuh bekerja secara normal, tetapi juga untuk menemukan nutrisi dalam makanan, seperti vitamin C, zat besi dan protein. Nutrisi itu secara khusus dapat mendukung sistem kekebalan tubuh. Anda bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut dari berbagai makanan, seperti jeruk, daging merah, telur, ikan, dan sayuran hijau.

  • Perbanyak Minum Air Putih

Agar tidak jatuh sakit saat musim pancaroba, tips selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah memenuhi kebutuhan air harian. Air tidak hanya menghilangkan dahaga, tetapi juga menjaga kelembapan tubuh, dan merupakan komponen utama pembentukan plasma. Selain itu, air membantu mensirkulasikan oksigen ke seluruh bagian tubuh dan membantu mengeluarkan zat-zat yang tidak diinginkan. Jika tubuh mengalami dehidrasi, organ-organ Anda tidak akan berfungsi secara efektif, termasuk sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memenuhi kebutuhan air pada setiap musim pancaroba untuk mencegah penyakit. Namun, kebutuhan air setiap orang berbeda-beda, tergantung usia, kesehatan dan aktivitasnya. Anak-anak dan orang dewasa harus memenuhi kisaran 1200 ml hingga 2000 ml atau sekitar 8 gelas sehari.

  • Tidur yang Cukup

Jika nutrisi dan air tercukupi, maka harus dilakukan dengan tidur yang cukup. Tidur adalah waktu organ tubuh beristirahat. Jika sering begadang dan kurang tidur, organ tubuh akan sangat lelah. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh akan melemah, membuat Anda sakit saat musim pancaroba. Cobalah untuk mengatur ulang waktu tidur dan bangun Anda. Hindari aktivitas yang mengganggu tidur, seperti bermain telepon, membaca, atau makan.

  • Olahraga

Cuaca yang tidak menentu saat carob-raising mungkin membuat Anda malas berolahraga. Namun, jangan dijadikan alasan, karena olahraga merupakan aktivitas yang bermanfaat bagi tubuh Anda. Apalagi jika Anda tidak ingin sakit saat musim pancaroba. Olahraga merangsang produksi hormon dopamin. Hormon ini bertanggung jawab untuk meningkatkan suasana hati dengan membuat Anda merasa lebih senang dan bahagia.

Kesimpulan

 Dengan kondisi cuaca yang sedang tidak stabil seperti saat ini, perlu untuk kita memperhatikan lingkungan pekarangan rumah, mulai dari membersihkan selokan depan rumah agar tidak ada sampah yang menyumbat saluran, air yang menggenang, tumpukan sampah, memangkas dahan pohon yang dirasa berbahaya atau berpotensi akan tumbang, serta menjaga kebersihan rumah.

Anjuran di atas dapat menjadi langkah antisipasi kita untuk menghadapi siklus pancaroba. Ditambah lagi mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. Serta yang tak kalah penting adalah minum air putih yang cukup. Pasalnya, air putih memiliki banyak khasiat untuk tubuh. Selain itu juga, untuk mempertahankan sistem metabolisme tubuh, Anda dapat menambahkan dengan mengkonsumsi vitamin yang sesuai dengan kebutuhan. Tetap jaga kesehatan, berpikir positif, dan konsumsi makanan yang sehat.

Sumber :

Adisasmito,W 2008, Sistem Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Crafindo Persada

Budioro. B, 2001, Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Dita Pratiwi