Hallo guys, apa kabar kamu hari ini? Semoga kalian selalu sehat ya! Nah, apakah kamu pernah mendengar istilah syndrome.
Ya, syndrome kalau menurut mimin sih seperti ada kelainan pada diri sih. Menurut kamu apa?
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai Duck Syndrome. Apa itu duck syndrome? Berikut penjelasannya yang telah dilansir dari laman sehatq.com.
Apa itu duck syndrome?
Pertama, kita kenali dulu definisi duck syndrome. Duck syndrom merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang, atau lebih tepatnya mahasiswa, yang berusaha terlihat sukses dan mudah dalam menjalani kehidupan padahal sebenarnya merasa sangat kewalahan.
Kenapa bisa dinamakan duck syndrome? Duck syndrome terinspirasi dari bebek yang terlihat meluncur tenang di atas permukaan kolam, padahal kaki nya di bawah kolam sedang mengayuh dengan kalang kabut.
Biasanya, orang yang mengalami sindrom ini berusaha untuk sukses di bidang akademik, sosial , masyarakat dan berbagai bidang lain yang sedang ditekuni.
Mungkin saja mereka terlihat ambisius, padahal dibalik itu mereka memberi tekanan pada diri sendiri untuk berhasil atau merasa harus memenuhi harapan yang tinggi dari orang lain.
Dengan semua tekanan yang dialami, penderita duck syndrome bisa merasa stres yang kemudian dapat berkembang menjadi gangguan cemas hingga depresi.
Tanda dan gejala duck syndrome:
- Sering membandingkan diri dengna orang lain
- Merasa seakan-akan orang lain lebih baik
- Merasa selalu gagal dalam memenuhi tuntutan hidup
- Merasa takut akan pengamatan atau kritik dari orang lain
- Merasa seolah-olah orang lain selalu berusaha menguji kemampuan kamu
Faktor resiko duck syndrome:
1. Pengalaman pertama di dunia kuliah
Misalnya seperti tuntutan akademik dan ekstrakurikuler yang meningkat signifikan dibandingkan saat sekolah.
2. Tekanan media sosial
Misalnya mereka dituntut untuk selalu tampak sukses dan sempurna, tak peduli semua tekanan yang dialaminya.
3. Keluarga dan pengasuhan
Misalnya seperti mereka yang tinggal dan tumbuh di keluarga yang cenderung banyak menuntut dan sangat kompetitif beresiko lebih tinggi mengalami duck syndrome.
4. Kondisi otak
Duck syndrome mungkin akan lebih terjadi pada orang dengan tingkat neurotransmitter yang tidak normal di otak.
5. Jenis kelamin
Perempuan lebih mungkin didiagnosis dengan depresi dan gangguan kecemasan jika dibandingkan dengan laki-laki.
6. Keturunan atau genetik
7. Kondisi psikologis
8. Pengalaman traumatis
9. Faktor lain
Cara mengatasi duck syndrome:
1. Menjalani terapi psikologi
2. Pemberian obat-obatan
Ini biasanya akan diresepkan oleh dokter kesehatan jiwa atau psikater.
3. Perawatan diri
Nah, jika duck syndrome tidak dicegah atau diobati dari sekarang, ini akan berkembang semakin buruk.
Itulah tadi penjelasan mengenai duck syndrome, jaga terus kesehatan mental ya!
Semoga bermanfaat:)
Baca Juga
-
Real Madrid Tertarik Datangkan Kai Havertz dari Chelsea! Akankah Terjadi?
-
6 Manfaat Buah Delima bagi Kesehatan, Salah Satunya Kesehatan Otak!
-
6 Manfaat Oatmeal, Menu Sarapan yang Lagi Tren!
-
4 Manfaat Kopi Luwak untuk Kesehatan, Lebih Sehat dari Kopi Biasa?
-
4 Ciri-Ciri Orang Jujur yang Mudah Dikenali!
Artikel Terkait
Health
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
-
Rayakan Hari Lari Sedunia: Langkah Kecil untuk Sehat dan Bahagia
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
-
Popcorn Brain: Ketika Otak Sulit Fokus Akibat Sering Terpapar Gadget
Terkini
-
Anti-Bosan! 4 Ide Outfit Monokrom ala Sheon BILLLIE yang Klasik dan Stylish
-
Menelusuri Pulau Rahasia Bersama Widdershins di Novel a Sprinkle of Sorcery
-
Ironisme Piala Presiden 2025: Dari Turnamen Pramusim, Menjadi Event Eksklusif Berbatas Peserta
-
Review Film Sunlight: Kisah Emosional di Balik Kostum Monyet
-
Kedalaman Emosi Cinta Pertama yang Bikin Kesemsem di Lagu TWS 'Go Back'