Hiperpigmentasi adalah bagian kulit yang terlihat lebih gelap dari warna kulit alami karena pigmen coklat melanin diproduksi secara berlebihan. Hiperpigmentasi dapat berupa bintik- bintik yang terdapat di wajah. Menurut Klinik Cleveland, berikut empat penyebab paling umum dari hiperpigmentasi.
1. Peradangan
Masalah seperti jerawat, eksim, gigitan serangga, luka, goresan, bahkan goresan atau gesekan, gosokan yang kuat dapat memicu peradangan.
Peradangan dapat menyebabkan sel-sel penghasil pigmen ke kulit menjadi tinggi hingga meninggalkan bintik hitam setelah cedera sembuh dan dapat dikatakan bahwa peradangan adalah penyebab perubahan warna atau sering disebut sebagai hiperpigmentasi pasca-inflamasi.
2. Paparan Sinar Matahari
Menurut Mayo Clinic, sinar UV matahari memicu produksi melanin ekstra sebagai cara untuk mempertahankan kulit dari kerusakan. Melanin ekstra itulah yang memberi warna cokelat pada kulit.
Namun bila paparan sinar matahari sering atau berlebihan bisa membuat bintik hitam di wajah muncul atau yang sering disebut sebagai freckless.
Meskipun bintik matahari tidak bersifat kanker, menurut American Society for Dermatologic Surgery, kulit yang terpapar sinar matahari dapat mengembangkan noda pra kanker yang terlihat mirip dengan bintik matahari. Untuk alasan ini, penting untuk memeriksakan kesehatan kulit setiap tahun pada dokter kulit.
3. Melasma
Melasma sering disebut sebagai "topeng kehamilan", melasma ditandai dengan bercak coklat yang biasanya terbentuk pada wanita dengan kadar hormon yang berfluktuasi, seperti selama kehamilan.
Jenis hiperpigmentasi ini paling sering terjadi pada wanita, namun bisa juga terjadi pada pria. Diperkirakan dipicu oleh kombinasi paparan sinar matahari, genetika, dan perubahan hormonal, karena melasma dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi oral.
Selain itu, obat hormonal lain yang digunakan untuk pengendalian kelahiran dan gejala menopause dapat menyebabkan melasma.
4. Kondisi Medis atau Efek Pengobatan
Hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh penyakit Addison atau gangguan kelenjar adrenal yang dapat meningkatkan produksi melanin.
Sementara itu, Obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAID ), dan antimalaria semuanya dapat meningkatkan risiko hiperpigmentasi. Beberapa obat kemoterapi juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi sementara.
Dalam kasus obat kemoterapi, bintik hitam tersebut biasanya hilang 10 hingga 12 minggu setelah perawatan berakhir saat sel-sel kulit baru menggantikan yang mati.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
Somi Ungkap Keunikan Sebagai Satu-satunya Artis Wanita di THE BLACK LABEL
-
Terungkap! Pacar Joshua Seventeen Muncul di Barisan Depan Konser Grup?
-
Fenomena 'S-Class': Stray Kids Cetak Sejarah dengan 100 Juta Views ke-10!
-
Dibalik Layar: Kwon Eunbi Ceritakan Ketakutannya di Dunia Variety Show!
-
Joshua Seventeen: Skandal Berpacaran dengan Seorang Model?
Artikel Terkait
Health
-
Kopi Bikin Awet Muda? Studi Harvard Buktikan Manfaat Tak Terduga
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
-
Rayakan Hari Lari Sedunia: Langkah Kecil untuk Sehat dan Bahagia
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
Terkini
-
Mengejar Cinta Halal: Ketika Perasaan dan Takdir Tidak Berjalan Seiring
-
Kemenangan atas Thailand Jadi Panggung bagi Jens Raven dan Hokky Caraka
-
Step It Up oleh IDID: Tekad Kuat untuk Mengukir Jalan Sendiri Menuju Sukses
-
4 Micellar Water Low pH Terbaik, Bersih Maksimal tanpa Merusak Skin Barrier
-
Suka Film Ghibli? Ini Rekomendasi yang Pas Buat Ditonton saat Musim Panas